Ana Ratna Komala

Menulis merupakan tamasya buat saya, karena mampu memberikan ruang kesegaran untuk otak dan hati. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

SEBUAH HIKMAH

Kegiatanku bisa disebut santai bisa tidak.  Karena ketika semuanya harus terselesaikan, maka kecepatanku harus maksimal.  Seperti hari ini,  aku harus mengerjakan tugasku yang tadi di tinggalkan karena harus berangkat ke sekolah.  

Sampai di rumah sekitar pukul 13.30 WIB.  Dengan tergesa kaki melangkah ke dalam dan langsung menuju tempat wudhu.  Tadi aku tak sempat sholat di sekolah, karena ada hal yang harus kukerjakan di luar.  Tak menunda waktu, langsung saja aku melaksanakan sholat dzuhur.  Karena memang waktunya sudah terlalu siang.  Kucoba untuk fokuskan hati dan pikiran hanya pada pemberi nafas. Dengan segala keterbatasanku, kubaca niat dan bacaan sholat dengan khusyu.  Agar apa yang kuinginkan akan sampai pada yang maha pemberi hidup. Damai kurasakan ketika seluruhnya kupusatkan padaNya. Dan akhirnya airmataku pun mengalir ketika doa-doa kuucapkan. Bergetar sekujur ini, ketika ungkapan sesalpun menghujan menyusuri pelataran hati. Tertunduk mata dan hatiku, memasrahkan segalanya pada sang maha Raahman. 

Selesai sholat dan berdoa, akupun berjalan ke arah kamar. Kulihat di sana  tumpukan pakaian bagai melambai-lambai ingin diperhatikan olehku.  Aku balikan badanku,  untuk kembali lagi ke ruang  TV.  Di sana masih saja pemberitaan tentang COVID-19. Bahkan jumlah yang meninggal bertambah lagi, tapi ada pemberitaan yang menyampaikan kalau pasien yang terkena corona sekarang sudah positif sembuh. " Alhamdulillah."  Kataku dengan rasa lega di dada,  ternyata corona bisa disembuhkan. Ada kebahagiaan yang tak mampu kututupi, karena ternyata wabah ini mampu dilumpuhkan. 

Tanpa sadar kakiku berjalan lagi ke kamar yang penuh dengan tumpukan baju dan kain yang siap dirapihkan.  Seolah hati ini telah terpanggil untuk menyetrika. 

Mataku tertuju lagi dengan tumpukan baju dan kain.  Kusiapkan alas dan alatnya, akhirnya tumpukan baju dan kain itu mampu kusulap menjadi lebih rapih.  Keringatku mengalir, tapi tak menghalangiku untuk  tersenyum.  Aku merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Bagaimana tidak bahagia,  tumpukan baju yang sudah beberapa hari hanya kulirik saja kini sudah tersimpan rapih di lemari.  Alhamdulillah  yaa Allah, ternyata menyelesaikan pekerjaan rumah juga mampu memberikan kepuasan tersendiri. Selama ini aku hanya tinggal menggunakan saja, disaat orang yang membantuku mengerjakan pekerjaan rumah tidak masuk karena sakit, akhirnya akupun harus membagi waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Begitu besar hikmah dibalik ini, sehingga alhamdulillah  aku masih diberi kesempatan untuk melakukan hal itu. Terima kasih yaa Allah. Hanya Engkau Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.  Aamiin. 

 

Tantangan menulis hari ke-5#Tantangan Gurusiana

Cisarua,  17 Maret 2020

Tak ada kata terlambat

Jika ada kemauan

@pojok hati pelipur lara

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post