Ana Ratna Komala

Menulis merupakan tamasya buat saya, karena mampu memberikan ruang kesegaran untuk otak dan hati. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEBUAH PENGALAMAN

SEBUAH PENGALAMAN

Tantangan Gurusiana Hari Ke-21

~~~~~

Sekedar pengalaman seorang teman, dari ceritanya menilai orang yang baru dikenal.

Temanku seorang guru baru, dia adalah CPNS yang diangkat dan ditempatkan di sekolah kami. Biasanya jika menjadi anggota baru di suatu tempat, butuh penyesuaian yang maksimal agar bisa cepat beradaptasi.

Waktu itu suasana masih pagi. Seperti biasa aku datang jam 06.35 Wib. Tegur sapapun ku lontarkan pada temanku yang bekerja sebagai caraka. Dia sedang menyiram tanaman di sekitar halaman sekolah. " Wah, seneng tuh tanaman karena disiram tiap hari!" Kataku sambil lewat. Temanku hanya menjawab dengan senyum. Dan tak lama kemudian dia berkata sambil bercanda," Iya pasti, Ibu mau disiram juga!" Waduh, enggak aah, aku sudah mandi. Nanti malah menghabiskan air!." Jawabku dengan bahasa canda juga. Lalu akupun melanjutkan langkah menuju ruangku meninggalkan si mamang yang masih senyum-senyum sendiri.

Tidak sengaja mataku tertuju pada seseorang yang sedang duduk dengan memegang map. " Maaf, permisi!. Mau ada perlu ke siapa, Bu?" Tanyaku ramah. Kemudian diapun menjawab dengan hati-hati. Bahwa dia mau ketemu dengan kepala sekolah. " Oh, ibu guru yang pengangkatan baru, yaa? Maaf, kalau boleh tahu ibu mengajar apa?" Aku bertanya lagi. " Betul, dan baru menerima SK kemarin terus sekarang harus lapor diri. Aku mengajar matematika.,Bu!" Jawabnya dengan ramah pula. " Ibu,sudah janjian sama bapak?" Melanjutkan pertanyaan. "Sudah bu, aku disuruh nunggu sama beliau." Katanya . Akhirnya kamipun ngobrol dengan asyiknya, sampai lupa menaruh tas di ruanganku. Kusampaikan segala hal tentang keadaan di sekolahku. Pada saat sedang asyik mengobrol,tiba-tiba lewat temanku yang satu ruangan. " Permisi!"Sambil jalan lurus tanpa menoleh ke arah kami, apalagi menyapa. Selewat pembicaraan terhenti, otomatis kepala nengok ke arah suara, tapi kemudian dilanjutkan lagi. Dan akhirnya akupun pamit mau ke ruangan dulu. Setelah masuk ruangan, aku ke luar lagi menemui guru baru. Lalu ku ajak ke dalam ruangan dan kupersilahkan duduk. Diapun menuruti ajakanku.

Di dalam ruangan kami lanjutkan kembali percakapan tadi. Sementara teman satu ruanganku tetap asyik dengan hpnya tanpa terganggu dengan kami. Terlihat acuh dan cuek terhadap teman baruku. Seperti tidak mau berkenalan, hingga guru baru itu dipanggil ke ruang kepala sekolah. Aku antarkan sampai pintu dan kupersilahkan masuk setelah terlebih dahulu mohon ijin kepada kepala sekolah.

2 hari telah berlalu, guru baru itupun sudah bisa adaftasi dengan baik. Dia sudah bisa berinteraksi dengan semua guru, termasuk dengan teman satu ruanganku. Tidak terasa waktupun berjalan, dua minggu sudah guru matematika itu telah melaksanakan tugasnya. Begitu rajin dan perhatian ke siswa saat pembelajaran daring. Karena waktu itu semua pembelajaran melalui jalur online.

Seingatku sudah beberapa kegiatan bersama yang dia ikuti. Mulai dari kerjabakti untuk pembenahan sekolah, olahraga senam, membuat simulasi tatap muka dan kegiatan lainnya yang sifatnya perlu gotong royong. Kulihat dia pandai bergaul, dan orangnya termasuk supel juga punya mental kuat.

Suatu hari kamipun harus mempersiapkan untuk pembelajaran tatap muka. Saat itu kami berbagi tugas membuat jalur arah panah. Kebetulan aku kebagian membuat jalur di kelas bawah dengan beberapa teman termasuk guru baru. Teman satu ruanganku pun kebagian di blok yang sama. Ketika kami sedang membuat jalur arah panah, tiba-tiba guru baru itu berkata. " Dikira ibu orangnya judes, padahal ngga." Sambil tersenyum. Temanku sedikit kaget mendengar perkataan guru baru tersebut. Lalu tersenyum dan berkata," Masa, ko bisa beranggapan begitu?" Katanya dengan sedikit gaya manjanya. " Hehe...!" Guru barupun hanya tersenyum. Aku yang mendengarkan percakapan mereka jadi tertawa. " Makanya jangan suka membuat kesimpulan, jika belum mengenal betul!"Tapi... Iya sih, kalau dilihat sekilas dirimu seperti judes! Hehe....Maaaf!" Kataku sambil mengerjakan tugasku. Dan akhirnya semuanya tertawa, sambil tetap bercanda dan saling meledek.

Memang betul jika kita mengambil kesan pertama pada suatu kondisi, apalagi tempat baru harus ekstra hati-hati. Jangan sampai salah menilai dari kesimpulan yang kita buat sendiri. Sebaiknya dipelajari dulu dan jika sudah cukup kuat dengan fakta yang ada baru bisa menyimpulkan sekaligus menilai. Kalau berasumsi mungkin boleh juga, tapi bukan menjadi kesimpulan.

Setuju tidak sahabat? Maaf kalau salah, itu yang aku pahami. Hehe. Trims.

Cisarua, 4 April 2021

Ark@Coretan kecil penghilang resah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Meskipun saya sepakat dengan pendapat ibu, namun bisa dipahami bahwa kesan pertama selalu memberi pesan tentang bagaimana kita. Keren kisahnya.

04 Apr
Balas

Siap, terima kasih Bunda. Salam literasi.

04 Apr

Mantap ulasannya Bunda, hehe betul jangan mengambil kesimpulan dari luar apalagi hanya sepintas, salam sukses selalu

04 Apr
Balas

Terima kasih sudah berkunjung, Sukses selalu ya pa.

04 Apr

Terima kasih sudah berkunjung, Sukses selalu ya pa.

04 Apr

Betul sekali bunda, Kita harus berusaha care pada siapapun. Sudah mengenal atau belum. Pelajaran yang berharga dalam.pergaulan. sukses untuk bunda

04 Apr
Balas

Terima kasih Bunda, sehat dan sukses selalu..

04 Apr



search

New Post