Memiliki buah hati dengan speech delay membuatku agak khawatir ketika memasuki usia 2 tahun. Dan sekarang memasuki usia 3 tahun rasa kekhawatiranku mulai agak berkurang.

Sikap yang tidak terlalu menghawatirkan adik ini menjadikan orang tua saya khawatir. Mereka mengira saya tidak peduli dengan tumbuh kembang anak.

Mereka selalu membandingkan tumbuh kembang anak dengan anak-anak sekitar. Tentu saja berbeda, dan bagi saya hal tersebut tidaklah terlalu membuat saya risau.

Karena dalam keseharian saya dapat melihat perkembangan adik. Dari beberapa kata yang diucapkan memang ada beberapa hal yang susah untuk dilafalkan. Dan hal tersebut menyebabkan adik menjadi malas untuk mengucapkannya.

Namun beberapa waktu ini adki mulai mau menirukan apa yang saya ajarkan. Berawal dari kebiasaan sebelum tidur melakukan voice call. Adik merasa senang mendengarkan suaranya sendiri. Kemudian dia menirukan kakak yang banyak bicara ketika melakukan voice call juga sedangkan adik hanya dapat mengucapkan kata "ayah". Maka kemudian adik merasakan ingin menirukan dan berkata lebih banyak lagi.

Sekarang banyak kata yang dia tirukan. Walaupun pengucapannya masih agak susah. Seperti mimik, saya awali dengan kata mama. Karena kata mama merupakan kata yang paling mudah dia ucapkan. Kemudian langsung saya rubah huruf voccalnya menjadi huruf i dengan kata mimik. Dan ternyata adik dapat mengucapkannya.

Kesimpulannya saya sebenarnya adik dapat mengucapkan kata perkata. Namun dia agak amals untuk menirukan sebelumnya. Dan sekarang dengan penuh kesabaran saya harus terus membimbingnya untuk memeberikan dia perlakuan yang spesial agar speech delaynya dapat diatasi.