Aku adalah dua Saudara kakakku laki laki dan aku adalah anak perempuan satu satunya yang ada, adikku perempuan sudah duluan menghadap yang khaliq.jadilah aku kakak beradik hanya berdua. Sejak kecil aku hidup rukun dan damai. Suasana rumah penuh etika karena ibuku meskipun perempuan desa tapi ia punya tatakrama bapakku pegawai biasa sejak pensiun menggarap sawah pemberian orang tua, meskipun gajinya kecil. Tapi bapak selalu memeperhatikan keperluan pendidikan. aku sekolah bersama dengan kakakku bapakku tak pernah membeda-bedakan Hanya jalan hidup yang menentukan kami harus berbeda.

Aku berhasil menjadi seorang PNS dan memiliki satu orang anak. Sedangkan kakakku memiliki 4 orang anak yang masih kecil-kecil sejak ayahku meninggal kakaku melanjutkan pekerjaan ayah yaitu menggarap sawah keluarga. Saat panen aku suka mendapat jatah beras jadi aku tak pernah membeli beras. begitu juga saat gajian aku suka memberi uang untuk membeli pupuk dan sekedar beli garam.

Kami tak pernah ribut tentang rezeky yang kami dapati. karena kami selalu mengasihi dan saling memberi. Meskipun selalu mengirimi beras tapi beras hasil garapan kakakku tak pernah habis. Begitu juga rejeki yang di berikan aku kepada kakakku tak pernah berkurang.

Ketika anakku sudah besar dan bekerja aku tak memiliki tanggungan/beban hasil jerih payahku aku gunakan untuk membantu anak anak kakak yang masih membutuhkan biaya untuk pendidikan. Jadi setiap akan melanjutkan sekolah untuk meringankan beban kakakku aku bawa anak anaknya untuk tinggal bersamaku di kota dan disekolahkan hingga selesai biar kelak bisa mandiri serta dapat membantu orang tuanya. Dan aku sendiri tetap tidak pernah membeli beras karena kakakku masih mengirimnya.

Alhamdulillah tiga anaknya sudah selesai sekolah ada yang sudah bekerja bahkan ada yang sambil kuliah. Kini tinggal satu anak lagi yang paling kecil yang harus aku penuhi biaya sekolahnya. bersamaan dengan itu ibuku sudah sepuh meskipun tidak sakit tapi membutuhkan teman hanya untuk menyiapkan makan. meskipun sudah sepuh ibuku masih kuat mencuci dan menyapu serta masih kuat untuk berpuasa tiap hari senin kemis. Ada kebahagiaan tersendiri jika sudah membantu menyiapkan keperluan ibuku..

Tapi Ibuku suka melarang jika aku berlama lama bersamanya. Biarlah urus saja anak anak. Dan pekerjaanmu, Karena di sini di kampung, ibu ada yang menemani yaitu kakakku sambil menggarap sawah. Begitulah ibuku berucap. Mendiang ayahku pernah berpesan kalau kami harus hidup rukun saling mengasihi dan saling membantu.

Jadi dengan cara seperti inilah kami bersaudara. Di antara kami Tak akan membiarkan harta menjadi pemicu pertengkaran apalagi permusuhan. Tetapi akan terus di upayakan menjadi perekat yang kuat dalam bersaudara. Duka saudaraku adalah dukaku, bahagia saudaraku adalah bahagiaku juga. dan kami selalu bersyukur , terus berbagi. Dan saling menyayangi, jadi biarkan kami bahagia selamanya;

*Allah swt telah menanamkan cinta pada hati kami sehingga meskipun lelah kami tak akan membiarkan di antara kami berkeluh kesah.karena kami sangat peduli dengan nasib saudara saudaraku.

* Allah swt tidak akan membiarkan kita kekurangan jika kita selalu berusaha mencukupi kehidupan orang lain. * begitu juga

*Allah swt tidak akan memberi kesusahan pada kita. Jika kita selalu berusaha untuk dapat membahagikan orang lain*

Aamiiin ...

*

Ad.06092017