Andamdewi

Seorang guru di SMK N 5 Pangkalpinang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Asa Yang Terlara

Asa Yang Terlara

#Tantangan Menulis Gurusiana 365 Hari, Hari Ke-35

Senja itu Anita masih tampak duduk di kursi santainya. Pandangannya jauh menatap pepohonan cemara yang tidak jauh dari teras belakang rumahnya. Raut wajahnya terlihat menyimpan banyak cerita. Seakan ia sedang berdiskusi dengan pikiran dan bathinnya sendiri.

Hubungannya dengan Rendy yang sudah tidak bisa menghadirkan kenyamanan dan kehangatan membuat Anita patah arang. Komunikasi antara Anita dan Rendy kian hari kian surut. Anita merasa dirinya terabaikan. Di satu sisi ia sangat memahami padatnya aktivitas Rendy yang sedang diamanahi tugas dan tanggung jawab yang lebih banyak di sebuah perusahan yang bergerak dibidang garmen.

Awalnya biasa saja sebelum Rendy berubah menjadi lebih sibuk dengan aktivitas-akitivitasnya. Bahkan Anita lah yang selalu memberi support dan semangat pada Rendy dalam meniti karirnya.

Kesibukan Rendy mulai dirasakan Anita sedikit demi sedikit sejalan dengan meningkatnya karir Rendy. Memahami kondisi itu Anita pun berusaha untuk mengerti. Walaupun adakalanya Anita sering merasa kesepian.

Anita masih diam duduk dikursi santainya dengan kemelut yang ada didadanya. Tiba-tiba ia menegakkan diri dari sandaranya seolah ia menemukan satu keputusan. Ia berdiri dan bergegas menuju kamarnya. Kemudian Anita duduk di depan cermin. Tangannya sibuk meraih alat-alat make up nya kemudian merias dirinya secantik mungkin. Lalu Anita mengambil satu setel pakaian dan mengenakannya. Anita tampak sangat bersemangat. Berkali-kali ia memutar-mutar dirinya memastikan apa yang ia kenakan bagus dan pantas.

Setelah itu Anita mengambil kunci kendaraannya dan bergegas menuju garasi. Anita mulai menstater kendaraanya dan melaju meluncur di jalan raya. Wajah Anita sangat gembira dan tampak bersemangat selama di perjalanan.

Ternyata Anita menuju kantor tempat Rendy bekerja. Segera saja ia memarkirkan kendaraanya dan bergegas masuk ke dalam kantor itu. Namun sesampai disana ia dihadang oleh satpam yang berjaga di pintu masuk. Anita terkejut karena satpam itu menghalanginya masuk. "Saya mau bertemu Pak Rendy, Mas.", kata Anita. "Sebentar ya Mbak, Mbak silahkan menunggu di ruang tunggu dulu. Biar saya tanyakan Pak Rendy dulu ya Mbak.",jawab satpam itu. Baru saja Anita ingin membantah ucapan satpam itu, namun satpam itu langsung bergegas menuju ruang kerja Rendy. Tidak berapa lama kemudian satpam itu datang dan mendekati Anita. Satpam itu menyampaikan pesan Rendy bahwa Anita boleh menemuinya di ruang kerjanya. Tentu saja hal itu membuat Anita gembira dan dengan cerianya ia berjalan menuju ruang kerja Rendy.

Sesampainya di ruangan, Anita menyapa Rendy dengan rasa bahagia dan penuh kerinduan. "Hai sayang", sapa Anita dengan mesra. "Hai",jawab Rendy pendek. Anita merasakan betul balasan sapaan Rendy yang pendek dan tidak mesra seperti yang dilakukannya tadi. Namun Anita mengabaikan rasa itu. "Kamu sibuk banget sayang sampai-sampai lupa menghubungiku, rasanya aku ingin...", belum selesai Anita meneruskana tiba-tiba telpon diatas meja Rendy berdering. Anita pun diam sesaat dan membiarkan Rendy menerima telponnya.

Setelah selesai menjawab telepon, Rendy mengatakan bahwa ia sangat sibuk dan banyak scedule bersama client untuk urusan pekerjaannya. Dan Rendy pun menjelaskan bahwa beberapa menit lagi akan ada pertemuan dengan beberapa tamu.

Rasa kecil hati yang Anita abaikan saat mendengar balasan sapaan yang pendek tadi tiba-tiba menyelimuti seluruh relung jiwa. Sejenak Anita terdiam dan menarik nafas panjang sebentar sambil sesekali mengangguk-anggukkan kepalanya dalam tunduk. Tak berapa lama kemudian, tanpa berkata-kata lagi Anita berdiri dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Sebelum sampai pintu, Anita mendengar Rendy berkata ,"nanti aku akan menghubungimu". Anita berhenti sejenak mendengarkan ucapan Rendy tanpa menoleh ke arah Rendy. Anita hanya menganggukkan kepala kemudian ia melangkah keluar langsung menuju kendaraannya.

Sebelum ia melajukan kendaraannya, Anita menundukkan kepalanya dalam - dalam. Ia tenggelam dalam diamnya selama beberapa menit. Segala rasa ia rasakan berkecamuk dalam dadanya. Namun ia tampak tenang walau sebenarnya dalam dalam jiwanya sedang sibuk dengan perdebatan antara akal dan rasa.

Disatu sisi ia ingin memahami keadaan yang berbeda dengan posisi baru Rendy di perusahaanya saat ini, disisi lain Anita merasa hubungannya dengan Rendy sudah akan berakhir. Eskpektasinya yang tinggi dengan memberi surprise kedatangannya menemui Rendy barusan sangat berbanding terbalik. Di dalam kelemahan harapannya itu, Anita berfikir apa lagi alasan yang harus ia nantikan untuk mengukir kembali masa - masa indahnya merajut asa bersama Rendy, sementara ruang dan waktu Rendy sudah jauh berbeda. Hingga akhirnya Anita mengakhiri lamunanya dengan meyakinkan diri bahwa bukan kesabarannya yang Rendy inginkan dari Anita namun kesadarannya bahwa Rendy benar-benar sudah tidak menginginkannya lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post