Mengapa Duka?
#Tantangan Menulis Gurusiana 365 Hari, Hari Ke-42
Duka
Mengapa engkau terlalu setia pada jiwa yang lemah ini, duka?
Kau menyayati hati yang baru ingin pulih dari luka yang masih tersisa
Tawaku yang baru saja terobati karena kehadirannya kau renggut seketika
Kau cabik kembali hati yang luka
Kau paksa aku menatap dengan mata dan kepala
Padahal kau tahu aku lemah karenanya
Bahkan separuh denyut nadi ingin ku persembahkan untuknya
Ia yang lemah terbuang tak berdaya
Ia yang dalam tatih-tatih langkahnya berjuang menghadapi dunia
Ia yang hadir untukku sebagai pelipur lara
Ia pembangkit jiwaku yang layu karena sisa duka lama
Aku hanya ingin menghantarkannya tumbuh kekar di alam raya
Tapi..
Ku harus berhadapan kembali dengan rintihan hati tak terkira
Rintihan akan lelahnya upaya yang sia sia
Apa gerangan pengajaran yang ingin kau beri, wahai duka?
Apa kau ingin aku mampu tak berlinang air mata?
Tidak...
Tidak ada air mata seperti yang kau pinta
Puaskah engkau melihatku tanpa air mata, duka?
Puaskah kau menyiksaku, duka?
Walau dalam detik waktu selanjutnya
Seketika air mata harus terlinang tak kuasa menahan lara
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar