#Tantangan Menulis Gurusiana 365 Hari, Hari Ke-43

Suatu ketika kita perlu ruang dan waktu untuk kita sendiri. Menyendiri dalam suasana yang hening dan jauh dari keramaian. Di tempat atau waktu pilihan kita yang memungkinkan tanpa gangguan. Di sisi ruang alam semesta, bersama angin atau bersama suara deburan ombak, atau bersama kerlap kerlip bintang di kegelapan malam, atau di tengah hamparan hijaunya kebun atau pengunungan. Kita butuh menyendiri untuk memberi kesempatan pada seluruh ruang dan sisi-sisi jasmani dan rohani kita berpetualang menelaah, mengevaluasi, dan bercerita apa saja tentang semua hal dari setiap masa-masa yang terlalui. Menemukan mana hal yang berfaedah dan manakah yang mudhorot sejauh perjalanan hidup yang dilewati. Hingga dalam renungan itu mungkin akan membuat kita tersenyum sendiri atau membawa kita dalam tangis.

Diwaktu itu kita akan disibukkan oleh tanya dan jawab antara hati dan akal kita sendiri. Seberapa banyak kita memberi manfaat bagi sesama, bagi orang-orang yang menyayangi kita, dan bagi diri sendiri. Menemukan sebanyak apa kelemahan yang mungkin menjerembabkan diri sendiri. Sejauh mana puluhan usia kita telah banyak mengantongi kebaikan dan kesesatan. Menemukan secara obyektif mana haq dan mana yang bukan haq.

Sama halnya yang dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw yang membutuhkan waktu untuk menyendiri di suatu tempat pilihan yang diyakini penuh ketenangan yaitu di Gua Hiro yang dalam agama dikenal dengan istilah Tafakur.