Andi Ardiman

Andi Ardiman,S.Pd Gr.,M.Pd lahir di Kota Padang, 27 Oktober 1991 Merupakan Guru Kelas pada MIN 3 Kota Padang, Telah menamatkan Program Pasca Sarjana Jurusan Pen...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menggali Potensi Siswa Agar Mampu Berfikir Kritis

Menggali Potensi Siswa Agar Mampu Berfikir Kritis

Menggali Potensi Siswa Agar Mampu Berfikir Kritis

Era globalisasi yang diiringi dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Namun, dibalik semua dampak positif tersebut, terdapat permasalahan yang semakin kompleks. Hal ini mengidentifikasikan bahwa tantangan yang dihadapi generasi yang akan datang pun akan semakin berat. Oleh sebab itu, salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang adalah kemampuan berfikir kritis. Karena dengan berfikir kritis anak tidak hanya menerima apapun yang ada dihadapannya dengan begitu saja, namun anak akan mempertimbangkan terlebih dahulu apakah harus menerima atau menolaknya.

Kemampuan berfikir kritis bukan merupakan kemampuan yang dapat berkembang dengan sendirinya seiring dengan perkembangan fisik manusia. Kemampuan ini harus dilatih melalui pemberian stimulus yang menuntut seseorang untuk berpikir kritis. Sekolah salah satu institusi penyelenggara pendidikan memiliki tanggung jawab untuk membantu siswanya mengembangkan kemampuan berfikir kritis secara nyata, mengaitkan konsep yang ia terima dengan masalah nyata.

Dalam pembelajaran berpikir kritis, alangkah lebih baik materi pembelajaran berupa sesuatu yang dekat dengan kehidupan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran yang tepat adalah dengan mengaitkan konsep Menurut Surya (2014:333) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu bentuk interaksi antara pihak pengajar dan pelajar yang berlangsung dalam situasi pengajaran dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam interaksi itu akan terjadi proses komunikasi timbal balik antara pihak-pihak yang terkait yaitu antara guru dan selaku pengajar dan siswa selaku pelajar. Untuk itu salah satu cara guru menggali potensi siswa agar bisa melatih siswa menjadi lebih aktif, kreatif serta mampu berkolaborasi dengan baik adalah dengan merancang pembelajaran agar siswa mampu berfikir kritis. Menurut Susanto (2014:121) berpikir kritis adalah “suatu yang terhubung dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan sedagkan Menurut Santrock (dalam Desmita, 2011:153) berpikir kritis menangkap makna yang lebih dalam menghadapi masalah, menjaga pikiran terbuka tentang pendekatan dan perspektif yang berbeda, tidak menerima dan mempercayai pada apa yang orang lain tahu, dan berpikir reflektif dari pada menerima gagasan pertama yang terlintas dalam pikiran.

Orang yang memiliki pemikiran kritis adalah orang yang tidak begitu saja menerima dan menolak sesuatu. Mereka akan mencermati, menganalisis dan mengevaluasi sebelum menentukan apakah mereka menerima atau menolak informasi. Bila belum cukup pemahaman, maka mereka juga mungkin menangguhkan keputusan tentang informasi tersebut. Seorang siswa hanya dapat berfikir kritis atau bernalar sampai sejauh mana ia menguji pengalamannya, mengevaluasi pengetahuan, ide-ide dan mengembangkan argumen.

Tahapan dalam Berfikir Kritis

Untuk mengajarkan atau melatih siswa agar mampu berfikir kritis harus ditempuh melalui beberapa tahapan. Tahapan ini sebagaimana dikemukakan oleh Arif (dalam Susanto 2014:129) yaitu :(1) keterampilan menganalisis, yaitu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut, (2) keterampilan mensintesis, yakni keterampilan menggabungkan bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan baru, (3) keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru, (4) keterampilan menyimpulkan, yaitu kegiatan akal fikiran manusia berdasarkan pengertian atau pengetahuan yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian atau pengetahuan baru yang lain, (5) keterampilan mengevaluasi atau menilai, keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada.

Adapun menurut Suprapto (dalam Susanto 2014:130) mengemukakan tahapan berfikir kritis yaitu : (1) identifikasi komponen-komponen prosedural, yakni siswa diperkenalkan pada langkah-langkah khusus yang diperlukan dalam keterampilan tersebut, (2) instruksi dan permodelan langsung, yakni guru memberikan instruksi dan pemodelan secara eksplisit, misalnya kapan keterampilan tersebut digunakan, (3) latihan terbimbing, yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada anak agar nanti menggunakan keterampilan tersebut secara mandiri, (4) latihan bebas, yaitu dengan cara guru mendesain aktivitas sedemikian rupa sehingga siswa dapat melatih keterampilannya secara mandiri, misalnya berupa pekerjaan rumah, atau latihan mandiri.

#Tantangan Hari ke 23

Sumber Rujukan:

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Kemendikbud

Mulyanigsih. 2011. Hubungan Berpikir Kritis dengan Caring Perawat. Depok : Universitas Indonesia. Jurnal

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

11 Feb
Balas



search

New Post