Seperti Apa Model Pembelajaran Discovery Laerning?
Seperti Apa Model Pembelajaran Discovery Laerning?
Model pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian sistematis yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan pengalaman proses pembelajaran agar tercapai tujuan dari sebuah pembelajaran. Model pembelajaran penting adanya untuk diterapkan oleh guru. Melalui model pembelajaran guru dapat meningkatkan mutu dan kualitas dari suatu pembelajaran sehingga hasil belajar dapat menjadi optimal. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang sangat kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Salah satu contoh model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Model discovery learning merupakan model yang lebih menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran Dalam pembelajaran dengan model discovery learning ini, siswa di dorong oleh guru agar memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Menurut Hosnan (2014:282) “ Model Discovery Learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa”. Sejalan dengan itu Riyanto (2010:138) mengemukakan “Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam pembelajaran ini anak diberi peluang untuk mencari, memecahkan, hingga menemukan cara-cara penyelesaian dan jawaban-jawabannya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach)”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model Discovery Learning merupakan cara belajar siswayang aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri sehingga menemukan cara-cara penyelesaian masalah yang dihadapi.
Sebagai suatu model pembelajaran, discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan inquiry dan problem solving. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang dihadapkan kepada siswa merupakan masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inquiry masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan problem solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah.
Pelaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing ini agar berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru menurut Syah (dalam Hosnan, 2014:288) langkah-langkah pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut :
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu, guru dapat memulai proses pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Dalam hal ini, Bruner memberikan stimulasi dengan menggunakan teknik bertanya, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghidupkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi.
2) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
3) Data collection (pengumpulan data)
Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya hipotesis dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4) Data processing (pengolahan data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa baik melalui wawancara, onservasi, dan sebagainya.
5) Verification (pembuktian)
Tahap ini, siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk menentukan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternative, dihubungkan dengan hasil data processing.
6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama.
Sumber Rujukan:
Hosnan. 2014. Model discovery learning dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kemdikbud. 2013. Model discovery learning (Ilmiah) dalam Pembelajaran . Jakarta: Pusbangprodik.
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Presstasi Pustakarya.
#Tantangan Hari ke 22
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar