A. Masa Sekolah Dasar (SD)

Di usia 6 tahun 9 bulan saya dimasukkan sekolah Dasar yakni di SDN. 1 Campagian, yang jaraknya kurang lebih 100 m dari rumah, bagian utara dari Pasar Campalagian. SDN 1 Ini di gelar sebagai sekolah center waktu itu karena tempatnya yang strategis di depan sekolah ada jalan poros Majene di samping kiri ada SMP 1 dan Puskesmas Campalagian, di samping kanan ada pertigaan menuju pasar Campalagian

Saya dan enam saudara, seluruhnya mengenyam pendidikan dasar di SDN 1 Campalagian membersamai beberapa guru diantaranya pak Muhammad Said sebagai Kepala sekolah, pak Abdul Saman, ibu Mandaria, ibu Halifa, ibu Bahara dan ibu Kasmah serta lainnya yang tidak saya ingat namanya.

Setiap perayaan hari kemerdekaan, memasuki awal Agustus di SDN 1 Campagian selalu mengadakan pertandingan antar kelas, mencari para siswa yang berprestasi yang akan di utus mewakili sekolah pada tingkat kecamatan. Waktu itu saya ingat betul bersama Wahida kadir, A. Lisa dan Medyawati mewakili Sekolah mengikuti lomba menari yang diselenggarakan oleh pihak UPTD Pendidikan kecamatan campalagian diadakan dibelakan bioskop Mario desa Pappang, kami membawakan TARIAN TEMPURUNG dan berhasil menyisihkan 20 sekolah dasar se kecamatan Campalagian dan meraih juara pertama, kala itu kami sudah duduk di bangku kelas 4

Kami juga sempat menjuarai lomba baris berbaris yang di selenggarakan pada setiap tanggal 17 Agustus yang mengambil rute dari lapangan Gasman terletak di depan pekuburan Bonde menuju ke pelataran bioskop Mario di Pappang, panas terik, haus mencekik leher, kaki pengal kami tidak hiraukan sebagai apresiasi kami kepada negara dihari kemerdekaan bangsa, hari kebebasan dari belenggu penjajahan yang dirasakan oleh para penjuang dan pahlawan bangsa selama 3,5 abad yang lalu.

Dihari kemerdekaan juga pernah di adakan lomba perkemahan waktu itu saya sudah duduk di kelas VI, diadakanlah lomba DRAMA antar regu untuk setiap utusan sekolah. SDN 1 Campagian mengambil tema Emansipasi dengan pemeran utama adalah lakon dari ibu RA Kartini yang di amanahkan kepada saya, Peran RA Kartini kepada saya yang mengambarkan semangat untuk membelah kaumnya dari ketertindasan waktu itu. Skenario cerita adalah RA Kartini yang lahir pada 21 April 1979 dan mempunyai sahabat bernama di Rosa Abendanon yang tinggal di Belanda, Kartini kerap menulis surat ke sahabatnya yang berisikan keinginanya untuk menaikkan derajat kaum wanita Indonesia dengan mendirikan sekolah khusus putri di Jepara. Dan 12-6-1902 RA. Kartini menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang Bupati Rembang yang sangat mendukung cita-citanya dengan mengizinkan istrinya membangun sekolah khusus putri di Rembang. Sebelum Kartini sempat melihat buah dari perjuangannya dia menghembuskan napas terakhirnya setelah melahirkan anaknya yang di beri nama Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904 dia wafat empat hari setelah melahirkan tanggal 17 September 1904. Surat-surat Kartini dikumpulkan oleh para sahabat penanya baik yang berada di Indonesia maupun yang di luar negeri dan buat menjadi sebuah buku yang di beri judul “Habis Gelap terbitlah Terang” Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 tahun 1964 tanggal 2 Mei 1964 menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia serta menetapkan 21 April sebagai HARI KARTINI.