Oleh Andika Saputra Jaya

Aku mulai tulisan ini dengan mengagungkan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Aku ingin berkisah sejenak tentang masa laluku. Semoga bisa diambil hikmahnya.

Ada sejarah penting yang tertulis dengan tebal didalam kehidupanku. Ini tentang keinginanku untuk kuliah di salah satu Universitas Negeri di Bandung.

Keinginanku setelah lulus dari SMK adalah bisa menjadi mahasiswa UIN SGD Bandung. Berbagai cara halal pun aku lakukan. Mulai dari menggali informasi tentang pendaftaran sampai tata cara mendapatkan beasiswa. Pertama-tama, aku ikut tes SPAN PTKIN. Aku yakin bahwa aku akan lolos pada tes ini, namun Allah berkehendak lain. Aku gagal. Kendati demikian, asa ku tidak putus. Aku ikut tes yang kedua, yaitu jalur rapot/jalur prestasi. Aku yakin bahwa Allah merencanakan aku masuk ke UIN SGD Bandung melalui jalur ini. Namun hasilnya pun tetap sama. Namaku tidak terdaftar di dashbor nama-nama calon mahasiswa yang lolos. "Tak ada salahnya untuk mencoba lagi" pikirku. Maka akupun memutuskan untuk ikut tes mandiri. Namun 3 hari sebelum tes, hatiku tergerak untuk tidak melanjutkan tes tersebut. Pasalnya, aku baru sadar bahwa kegagalanku dalam tes itu tidak lepas dari ketidakridhoan orangtua dan guruku. Ternyata mereka tidak mengizinkanku untuk kuliah di Bandung. Padahal sebelumnya mereka mengizinkan. Namun nyatanya hanya lisannya saja mengiya'kan, hatinya tidak.

Niatku sudah bulat, tidak akan berubah lagi. Aku lebih memilih kebahagiaan mereka daripada kegembiraanku. Aku tinggalkan mimpiku demi mimpi mereka. Karena sejatinya, aku lebih sayang dan mementingkan mereka, ketimbang harus sukses didalam kemurkaannya.

Wassalamu'alaikum