Andriani, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ketika Guru Mulai Tidak Dihargai

Menjadi guru adalah impianku sejak kecil. Terbayang betapa indahnya menjadi seorang guru, betapa mulianya menjadi seorang guru. Dengan perjuangan yang sangat berat akhirnya aku tamat kuliah dan mulai menjadi guru honorer.

Ternyata, disinilah perjuangan dimulai, aku yang diwisuda dengan nilai cumlaude mengajar di sebuah sekolah SMK swasta yang tidak begitu diharapkan oleh orang lain untuk sekolah disana. Siswa yang belajar disekolah tersebut adalah siswa-siswa yang tidak diterima oleh sekolah lain dan yang lebih parahnya lagi siswa drop out dari sekolah lain karena tingkah lakunya yang tidak pantas atau sudah kelewatan batas. Bahkan pernah satu kelas tersebut adalah siswa yang tidak lulus SMP, akhirnya mengikuti paket.

Kalau yang diajar tersebut siswa yang punya kemampuan lemah tapi mau belajar, itu tidak apa-apa, tapi ini yang diajar adalah siswa yang kemampuannya lemah, tapi kelakuannya juga sangat parah, yang lebih parahnya lagi orang tuanya pun sudah menyerah, angkat tangan, karena juga tidak mampu mengajar dan mendidik anakknya… Nauzubillah…

Berbagai cara kami lakukan agar mereka mau belajar, mau bertahan dikelas. Cara-cara yang kami ambil mungkin kadang-kadang sudah tidak lazim. Kami pakai system kokarde kalau mau keluar kelas, yang keluar Cuma satu orang. Tapi kenyataannya, mereka punya taktik lain, mereka sembunyikan kokarde yang ada lalu mereka minta lagi ke pihak sekolah yang baru dengan alasan kokardenya hilang, itu terjadi berulang-ulang, akhirnya kokarde menumpuk di kelas tersebut dan mereka bebas mengelabui guru untuk keluar kelas. Pernah juga kejadian, karena mereka Cuma diizinkan satu orang yang keluar, ketika salah satu siswa ada yang keluar minta izin, temannya yang lain juga minta izin untuk keluar dengan alasan ingin buang air kecil. Tapi guru yang mengajar di kelas tersebut tidak diizinkan, karena memang sudah terlalu sering dikelabui, dibohongi oleh siswa, tapi kemudian yang terjadi betul-betul sangat menyedihkan…siswa tersebut buang air kecil di kelas ditampung di dalam gelas aqua dan meletakkannya di dekat dinding kelas tersebut.….ya..Allah…

Karena system kokarde sangat susah dijalankan, dan sikap siswa semakin susah dikontrol, sangat susah membawa mereka bertahan di kelas, jangankan untuk belajar, untuk mau bertahan di kelas sangatlah susah, akhirnya kami gembok kelas tersebut ketika mereka sedang belajar, agar mereka mau bertahan dikelas. Pertama-tama metode bisa bertahan, tapi kemudian ternyata mereka menyembunyikan kunci kelas tersebut dan akhir kelas tersebut tidk bisa dikunci lagi..

Untuk memulai belajar pagi, kami guru piket selalu keliling sekolah mencari siswa, karena siswa tersebut lebih senang duduk diwarung daripada dikelas. Karena terlalu seringnya kami mencari siswa kewarung tersebut, akhirnya orang warungnya juga marah sama kami…hu..hu..hu..

Sholat Zuhur kami lakukan berjamaah disekolah, kami selalu mencek siswa yang sholat, kami jemput siswa ke kelas untuk sholat, diiringi sampai ambil wudu, tapi apa yang terjadi? Mereka ambil wudu pakai sepatu, lalu masuk Mushola, keluar lagi dan mengatakan bahwa mereka telah selesai sholat. Ya…Allah…siapa sebenarnya yang mereka bohongi, bagaimana cara mengajar mereka lagi…

Banyak sekali peristiwa yang menyedihkan dihadapi oleh guru, misalnya..siswa dinasehati guru dikelas, tapi siswa tersebut tidak mau menerima nasehat guru tersebut, kemudian siswa itu pergi keluar sambil meninju kaca jendela…prang…kacanya hancur, gurunya jadi terdiam, terkejut. Ada lagi guru diserang siswa ke dalam kelas, karena guru tersebut mengambil hp siswa itu, karena siswanya ketahuan main hp sedang belajar, bahkan pernah juga guru dicari siswa sambil membawa parang karena siswa tersebut kesal dengan guru itu.

Kepala sekolah selalu berpesan kepada guru “lakukanlah apa seharusnya dilakukan oleh seorang guru, itulah tugas kita, nanti berhasil tidaknya serahkan pada siswanya sendiri, segala upaya telah dilakukan agar mereka mau dibawa kearah yang baik….namun ada satu hal ….jangan sampai siswa kita putus atau berhenti ditengah jalan, karena kalau sampai mereka berhenti sekolah mau jadi apa mereka?..mereka bisa jadi generasi yang merusak….”

Kadang kami guru berfikir, secanggih apapun kurikulum yang diterapkan, tidak ada artinya bagi siswa..misalnya…dalam setiap pelatihan K 13 narasumber selalu berkata…”sekarang tidak ada lagi guru yang aktif dikelas, tapi siswanya yang aktif….dan seterusnya..” siswa kami memang aktif, kelewat aktif malah, tapi untuk keluar kelas dan hal lainnya…

Apalagi zaman sekarang, hp betul-betul telah menambah beban kerja kami sebagai guru, mereka betul-betul tidak lagi menghargai kami sebagai guru, mereka asyik main hp sedang belajar. Kami larang mereka bawa hp ke sekolah, tapi mereka lebih canggih lagi mengelabui gurunya. HP tersebut bukan Cuma mengganggu proses belajar, tapi juga merusak moral siswa karena setelah dirazia, isi hp tersebut banyak yang tidak mendidik sama sekali.

Karena sudah terlalu lelah rasanya mendidik mereka, pernah penulis bicara sama mereka “ Nak,…harusnya kalian bersyukur sekolah disini, kalian pindah dari sekolah lama ke sini, disaat sekolah lama kalian sudah tidak mampu lagi mengajar kalian, tapi…nyatanya apa? Kalian beri kami PR yang sangat berat, yang sangat menguras energy kami untuk mengerjakannya….Kalau seandainya tidak ada sekolah ini ,,,nak…mau jadi apa kalian?...Putus sekolah, yang akhirnya akan merusak diri kalian sendiri”

Ternyata menjadi guru dizaman sekarang sngatlah tidak mudah, kadang-kadang rasa-rasanya tidak sebanding dengan gaji ataupun sertifikasi yang diterima…Ternyata nilai cumlaude yang kuperoleh sama sekali tidak berharga disekolah ini.

Siapa yang patut disalahkan? Entahlah…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sya ucapkan selamat, sampai detik ini ibu tetap mengajar dengan penuh kesabaran, InsyaAllah ibu akan menjadi pejuang sejati, Allah membuka pintu surga lebar2 bagi mereka yang bersabar, Tidak jauh berbeda dengan sekolah kami, hanya doa, berjuang dan sabar yang bisa kami lakukan, semoga Allah membuka hidayah kepada siswa-siswi kita, Aamiin

24 Nov
Balas

Aamiin ya Allah

24 Nov



search

New Post