Andri You

Sejak 2007 mulai aktif mengajar, saat ini menjadi mentor dan coach juga fasilitator beberapa sekolah penggerak, sekolah berbasis alam dan komunitas pendidi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Dari Pak Guru Syaihu Menjadi Guru “Gendeng”

Belajar Dari Pak Guru Syaihu Menjadi Guru “Gendeng”

Salam kenal Pak Guru, saya Andri yang juga kesasar bergabung di Gurusiana, pasalnya ketika ada tulisan Gurusianer mampir di WAG (Whatsapp Group) pimpinan sekolah kami yang mengirimkan yaitu tentang “JAWADAH TUTUNG BIRITNA*) yang di tulis oleh Pak Guru Endang. M.E., dan saya langsung buka, terperangkaplah saya di blog Gurusiana. Entah seperti kecanduan, semoga tidak “gendeng” karena bisa berbahaya kalau tidak terkendali bisa diamuk oleh pimpinan sekolah gegara tidak fokus dalam tugas nanti di sekolah. Saya berdoa berlindung dari kegendengan-kegendengan yang tidak bermanfaat. Aamiin...

Tadi usai sholat saya masih asyik masyuk membaca apa yang Bapak Ibu Gurusiana tulis, sempat dicemberutin sama istri, ketika menyuguhkan teh manis dan bicara ini itu tapi saya lebih berdiam diri asyik mantengin Gurusiana, sudah minta maaf hehehe. Dan, kompensasinya minta diantarin arisan ibu-ibu, ya sudah saya antar. Sambil menunggu istri arisan saya pun gak masalah karena sudah ada temen baru yaitu Gurusiana. Sampai dihentikan dengan hape lowbatt yang tidak tertolong alias matot (mati total).

Sampai rumah saya balas dengan nulis ini, sebagai awal perkenalan saya dengan guru-guru hebat di Gurusiana. Jujur saya minder ... , tapi ada pesan dari seorang guru yang pernah saya belajar bagaimana menulis, “nulis saja ... apapun yang terpikir tulis saja, toh anda menulis tidak berharap mendapat hadiah Nobel,” demikian Pak Guru Nulis Heri “Smile” Sucheri yang bukunya sudah hampir satu lusin dalam pelatihan Easy Writing di sekolah kami dulu.

Itu saja awal saya menulis. Dan saat ini menemukan oase baru nanti bisa menuangkan ide-ide. Apalagi beberapa hari kemarin, tepatnya tanggal 3 bertemu langung dengan penulis sekaligus konselor keluarga muslim nasional Bapak Cahyadi Takariawan di kediamannya di Bantul, pesan beliau sangat mendalam, sambil menandatangani buku beliau “Ayah di Madrasah Keluarga” beliau bertanya kepada saya, “punya blog Mas?” wah ..., gak aktif Pak Cah ...” saya tersipu mesem. “Menulis saja di blog, abadikan, nanti dibaca orang dan kita seneng ketika dibaca tulisan kita, apalagi diapresiasi, maka Mas Andri memiliki kebahagiaan tersendiri, jadikan menulis sebagai pembiasaan, nanti dengan sendiri mengalir”, yes saya ingat ada Gurusiana. Secara, memang saya tidak terlalu tertarik dengan urusan teknis ngurus blog sendiri, karena bukan hobby saya. Alhamdulillah, tepat masih dalam perjalanan di Jogja saya memberanikan diri membuka kembali Gurusiana dan menuliskan pengalaman kunjungan ke Jogja untuk berguru “sowan” ke beberapa maestro di sana. Dan tulisan ini yang ke 11 saya kirim, dan perdana saya kirim kemarin tanggal 5 sewaktu masih di Jogja, semoga bisa berkomitmen setiap pekan minimal 6-10 tulisan mohon doanya yah Bapak Ibu Guru.

Kembali ke perkenalan, sebagaimana budaya timur juga diajarkan, sebelumnya saya mengajar di sebuah MTs. swasta di Jakarta Timur, hampir 8 tahun saya disana mengajar IPS/Geografi. Kebiasaan menulis merupakan barang mahal waktu itu kecuali menulis RPP itupun copas, hehehe, ingin suatu saat punya buku karya sendiri. Kemudian yang menarik adalah ketika saya belajar tentang pendekatan coaching, yang memang selama ini hadir di Indonesia sekitar kurun 2008 sebagai barang mewah yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar (korporasi) untuk mendonggrak budaya dan benefit bisnis mereka. Melalui teman coach saya di coaching untuk belajar menulis, dan akhirnya saya berani menulis, terbitlah tiga buku antologi dan buku student coaching yang kalau baca geli geli gimana, maklum masih pemula. Hehehe.

Tahun 2015 saya ikut secara intensif apa itu pendekatan coaching di Loop Coaching of Institut. Intinya coaching yang saya pahami dari sini, bahwa setiap individu sangat berdaya sebenarnya dalam menggali potensi ketika dibantu dengan proses, stimulasi, provokasi pertanyaan atau dialog yang sejajar bisa dilihat di tulisan saya sebelumnya tentang student coaching. Mohon doanya bisa melukis "gendeng" dunia ini bersama Gurusiana. Yang saya tangkap dari Pak Guru Syaihu kata kuncinya menulis itu "berdasarkan pengalaman aktual dan autentik" ini subjektif saya. Salam kenal Pak Guru. Karena pindah rumah ke Tangerang, saat ini saya mengajar di Sekolah Alam Tangerang sejak 2016.

Karena adzan di depan rumah berkumandang, saya cukupkan perkenalannya dan semoga bisa seperti guru-guru “gendeng’ disini dalam menulis. Salam hormat, salaml literasi. Guru berdaya, Indonesia jaya!

Andri “You” Yulianto

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat bergabung Pak Andri

07 Jan
Balas

Salam kenal Bu Romdonah Kimbar, sukses selalu ...

07 Jan

Makasih mas Andri, saya panggil mas saja biar akrab, saya terkesan dengan tulisan mas Andri, mas Andri meskipun baru bergabung tapi potensinya sudah luar biasa, tinggal memperbanyak frekwensi menulisnya saja, nanti pasti akan terkena virus gila menulis, salam kenal balik

07 Jan
Balas

Sebuah kebanggaan tersendiri mendapat dorongan dan motivasi dari Bapak, semoga virus gila terkendali, siyyap bimbingannya ditunggu selalu ...

07 Jan

Menyebut nama Cahyadi Takariawan, saya jadi ingat komen ustadz Hellaz Akbar Rully si FB yang juga pernah menimba ilmu menulis dari Pa Cahyadi. Katanya dengan mengutip mentornya itu, kunci jadi penulis ada 3. Pertama :Menulis, kedua : Menulis dan ke-3 : Menulis lagi. Teruslah menulis Mas, jangan takut disebut gendeng. Apalagi tulisannya sudah full gizi begitu. Eh, salam kenal. Salam literasi!

14 Jan
Balas

Menyebut nama Cahyadi Takariawan, saya jadi ingat komen ustadz Hellaz Akbar Rully si FB yang juga pernah menimba ilmu menulis dari Pa Cahyadi. Katanya dengan mengutip mentornya itu, kunci jadi penulis ada 3. Pertama :Menulis, kedua : Menulis dan ke-3 : Menulis lagi. Teruslah menulis Mas, jangan takut disebut gendeng. Apalagi tulisannya sudah full gizi begitu. Eh, salam kenal. Salam literasi!

16 Jan
Balas

Hati2 Mas , Virus Gurusiana luar biasa apalagi kalau yang menularkannya Pak Syaihu...hehehe. Salam Kenal Salam Literasi.

07 Jan
Balas

Salam kenal juga Pak Rasyid ... Siyyap hati2

08 Jan

Mantapz nih Pak Aan Andri Yulianto dan guru SMA saya Suaefi Latief...maju terus dengan tulisan yang bermanfaat

15 Apr
Balas

Mantapz nih Pak Aan Andri Yulianto dan guru SMA saya Suaefi Latief...maju terus dengan tulisan yang bermanfaat

15 Apr
Balas

Mantapz nih Pak Aan Andri Yulianto dan guru SMA saya Suaefi Latief...maju terus dengan tulisan yang bermanfaat

15 Apr
Balas

Mantapz nih Pak Aan Andri Yulianto dan guru SMA saya Suaefi Latief...maju terus dengan tulisan yang bermanfaat

15 Apr
Balas

Mantapz nih Pak Aan Andri Yulianto dan guru SMA saya Suaefi Latief...maju terus dengan tulisan yang bermanfaat

15 Apr
Balas

Mantapz nih Pak Aan Andri Yulianto dan guru SMA saya Suaefi Latief...maju terus dengan tulisan yang bermanfaat

15 Apr
Balas

Mantapz nih Pak Aan Andri Yulianto dan guru SMA saya Suaefi Latief...maju terus dengan tulisan yang bermanfaat

15 Apr
Balas

Mantapz nih Pak Aan Andri Yulianto dan guru SMA saya Suaefi Latief...maju terus dengan tulisan yang bermanfaat

15 Apr
Balas



search

New Post