Andri You

Sejak 2007 mulai aktif mengajar, saat ini menjadi mentor dan coach juga fasilitator beberapa sekolah penggerak, sekolah berbasis alam dan komunitas pendidi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sekolah Andakah Sekolah Masa Depan Itu!

Sekolah Andakah Sekolah Masa Depan Itu!

Dalam obrolan siang tadi, setelah sholat saya biasanya ngobrol sama Pak H. Alvi, beliau itu orang betawi dilingkungan sekolah berada, yang punya kontrakan 250 pintu, belum di tempat lain. Bayangkan saja kalau satu pintu sekian maka setiap bulan sekian beliau dapat. Maka kesehariannya yang saya lihat dirumah, kelililng kontrakan lalu di mushola. Sesekali beliau kadang menawarkan jasa pijit punggung atau refleksi kaki buat saya secara cuma-cuma, dan memang sama kami orangnya sangat ramah.

Yang paling menyentak dari Pak Haji ini, kemarin punya statment begini, "Pada dasarnya kebanyakan sekolah itu tidak memikirkan guru-gurunya sejahtera, agar mereka punya rumah dan masa tua mereka juga punya uang pensiun," demikian Pak Haji Alvi berseloroh tanpa beban. Saya mencoba merenung setelah pergi dari Mushola Pak Haji Alvi, pada dasarnya seberapa serius sih pihak sekolah/ yayasan / owner memikirkan nasib gurunya di masa depan?. Kalau menurut bapak ibu gurusiana bagaimana pengalamannya? Apakah sependapat dengan Pak Haji Alvi tadi.

Kemudian saya berfikir, seandainya setiap sumber daya sekolah itu digali potensinya dan dikembangkan, sekolah pun bisa memiliki masa depan. Bagaimana caranya?

Dampak Coaching pada Individu dalam Organisasi

Coaching di Eropa termasuk Turki sudah menjadi budaya bagi sebagian sekolah-sekolah dan kampus favorit mereka. Karena melalui pendekatan coaching telah mampu ‘menjembatani’ gap dan hambatan serta kebutuhan siswa, guru, dan dosen dalam mensinergikan potensi yang mereka miliki terhadap goals belajar yang telah ditentukan.

Di sekolah-sekolah Indonesia, coaching belum menjadi “budaya” dan masih asing. Hal ini dapat dibuktikan dari survei saya di beberapa komunitas pendidikan yang masih asing jika disampaikan kata ‘coaching’. Di benak mereka, coaching hanya di dunia olahraga, seperti sepakbola ada seorang coach (orang kebanyakan mengartikan sebagai: pelatih).

Coaching sendiri hanyalah tool yaitu sebuah pendekatan kreatif dalam mengembangkan individu atau organisasi melalui penggalian potensi dan kebermungkinan yang dimiliki individu atau organisasi. Jika ditarik dalam dunia pendidikan, seperti sekolah, madrasah, pesantren, atau pendidikan luar sekolah (PLS), maka coaching sejatinya sangat dibutuhkan karena pendekatannya yang sangat spesial, humanis, dan berbeda dengan pendekatan pengembangan individu yang lain, seperti counseling, training, mentoring, dan bahkan teaching. Walaupun seolah sama serasa, tetapi berbeda dalam penyajian dan cara menyantapnya.

Apa yang Membuat Berbeda?

Karena sangat khas dan memiliki banyak tools kit kreatif yang dapat disinergikan dengan pendekatan-pendekatan lain yang tidak saling meniadakan. Coaching sangat spesial dan terbukti semakin “seksi” meminjam istilah yang dieskpresikan oleh Presiden ICF Chapter Jakarta (Coach Kurnia, Maret 2015), seksi bagi korporasi yang menggunakannya karena coaching memiliki cita rasa tinggi, karaktersitik dan keunikan tersendiri yang dapat dikenali melalui tiga pilar kekuatannya, yaitu optimize, partnering, and empowering (optimalisasi, kemitraan, dan pemberdayaan).

Dan sejatinya sekolah masa depan adalah sekolah yang memiliki cita rasa tinggi, memiliki deferensiasi, karakteristik, unik dan nilai seni tinggi. Dalam bahasa Seth Godin adalah karakter linchpin, yakni sekolah atau individu yang meiliki kepribadian unik tak tergantikan! . Sekolah masa depan harus mampu ‘bermitra’ dengan pelanggan internal (siswa dan orangtua) dan eksternal (masyarakat dan kebutuhan dunia kerja), mampu memberdayakan setiap potensi-potensi siswa dan guru serta sumber daya yang dimilikinya, juga mampu berperan mengoptimalkan capaian potensi yang dimiliki oleh lingkungannya. Wallahu’alam ...

Andri “You” Yulianto

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post