#hari_tantangan ke 82#

**

Dokter Pula Yang Kau Tanya, Nak..

**

Arya menolak terus untuk disunat. Ada saja alasannya. Dia mengeluarkan semua dalihnya, hingga akhirnya mama dan papa menjanjikan sepeda baru jika dia mau disunat pada waktu liburan semester genap tahun ini. Arya setuju.

Pagi sekali, Arya sudah mandi dan memilih pakaian terbarunya. Mama dan papa yang akan menemaninya. Mereka berangkat setelah sarapan. Sebelum berangkat, dia kembali mengingatkan bahwa nanti setelah dia disunat, dia akan dibelikan sepeda baru. Kami semua melambaikan tangan bahagia saat Arya naik ke mobil. Ada yang mengacungi jempol ke arahnya. Dia tersenyum kecut tanpa membalas lambaian tangan kami.

Sesampai di tempat praktek dokter, Arya terlihat makin ciut. Tanpa bersuara sepatah pun, keningnya mengkerut. Entah apa yang dipikirkannya. Tiba-tiba namanya dipanggil. Mama dan papa segera menuntunnya ke ruang dokter. Dokter menyambutnya dengan senyum lembut dan menyapanya dengan ramah. Lalu dokter melanjutkan dengan mengajak Arya bercerita hingga Arya mulai terlihat rileks. Sejenak, dokter menawarkan dimulainya pelaksanaan sunatan, Arya mengangguk setuju. Ketika dokter akan menyuntiknya, tiba-tiba Arya menahan tangan dokter dan meluncurlah sebuah kalimat dari mulutnya, kalimat yang membuat kami semua terkejut. "Tunggu pak,...apa bapak sudah sunat juga?". Mama dan papa Arya jadi malu, dan segera meminta maaf, namun dengan senyum manis dokter menjawab, " Sudah dong...makanya hari ini giliran Arya ya...".

**