Kali ini Memang Corona Penyebabnya
Kuhitung mundur kepulanganmu. Hampir setahun kamu pergi. Sebelumnya aku tidak pernah berangan-angan bagaimana rasanya ditinggal jauh anak. Ketika dia membujukku agar diizinkan kuliah ke pulau Jawa, secara halus aku menolaknya. Lalu kusampaikan bahwa nanti saja kalau kamu sudah bekerja bolehlah pergi jauh. Ternyata ketika dia memilih untuk bekerja ke pulau lain, aku juga masih menawarnya. Hingga suatu hari seseorang menyampaikan kepadaku bahwa anakku akan dilamar dan laki-laki itu bekerja di salah satu pulau lain di Indonesia. Awalnya aku keberatan mengingat begitu jauhnya tempat itu. Tentunya nanti setelah menikah laki-laki itu akan membawanya jauh dariku. Namun akhirnya aku berfikir, kenapa aku bagitu egois, selalu mendahulukan perasaan dan kebutuhan jiwaku? Dengan sepenuh hati kuikhlaskan anakku memilih laki-laki itu sebgai pendamping hidupnya.
Seminggu setelah acara pernikahan, mereka berangkat. Aku mengantar ke bandara dengan perasaan galau, kesedihanku tidak bisa kusembunyikan. Anak sulungku dan buat kali pertama aku ditinggal jauh olehnya membuat aku benar-benar meratap. Beberapa minggu aku masih bersedih, selalu rindu. Namun hari berjalan terus, kulihat mereka baik-baik saja, dan aku berbisik sendiri mengakui bahwa aku harus betul-betul ikhlas dan biarkan mereka merajut kahidupan mereka sendiri. Hingga aku terbiasa dengan kondisi ini.
Beberapa bulan sebelum Ramadhan mereka mengatakan akan pulang lebaran dan akupun berjanji akan mengunjungi mereka pada waktu liburan semester genap ini. Hatiku berbunga-bunga membayangkannya.
Namun kita manusia berupa merancang saja, Allah penentu segalanya. Aku harus buyarkan hitungan mundurku atas kepulangan mereka, karena mereka tidak bisa pulang dan akupun belum bisa pastikan bisa atau tidak mengunjungi mereka di liburan semester ini. Kali ini memang corona penyebabnya. Aku yakinkan diriku bahwa pasti ada hikmah di balik semua ini. Aku selalu berdoa semoga Allah menjaga mereka di sana, sehat dan baik-baik saja.
#hari ke 7#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga sikon semakin membaik, hingga ibu bisa bertemu dengan putri tercinta. Aamiin
Aamiin...makasi ibu..doanya
mantap bun semoga kita dilinduniNya
Aamiin...makasi ibu..
Aamiin...makasi ibu..doanya..