Andriza Revina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Perkara Mengunci Pintu

#hari_tantangan ke 81#

**

Perkara Mengunci Pintu

**

Usia perkawinan Dini dan Surya memasuki tahun ketiga. Seumur jagung. Namun Dini mulai merasa lelah menghadapi hari-harinya bersama Surya, laki-laki yang menikahinya bukan karena terpaksa, tetapi adalah pilihan hatinya. Sebenarnya waktu itu Dini belum mengenal Surya lebih jauh. Seharusnya dia menyediakan sedikit waktu untuk bisa mengenal Surya seutuhnya. Dia bersedia menikah dengan Surya karena ayahnya sakit dan menginginkan Dini segera menikah. Tanpa berpikir lebih panjang Dini menerima lamaran Surya.

Hari itu Dini sudah tidak mampu lagi mentolerir semua perilaku Surya, seperti Surya yang sangat berantakan. Segala sesuatu yang diambilnya, tidak pernah kembali ke tempat semula. Sungguh sangat melelahkan. Kegusaran Dini memuncak ketika malam itu Surya sudah ngorok duluan tanpa mengunci pintu rumah terlebih dahulu. Hal ini telah terjadi entah untuk hitungan keberapa. Sambil menggerutu Dini menguncinya. Dia bertanya kepada dirinya sendiri..."Siapa sebenarnya pelindung di dalam rumah tanggaku ini?"...

Pada saat kemarahan masih bercokol di hati Dini, tanpa sengaja Dini membaca sebuah tulisan dari seorang dokter yang juga seorang Ustadz. Dia menceritakan seorang wanita datang kepadanya mengatakan ingin bercerai dengan suaminya. Dia tidak bisa menerima sikap suaminya yang tidak pernah mau mengunci pintu, membiarkan istrinya yang melakukan pekerjaan laki-laki itu. Setelah puas bercerita lalu ustadz berkata, "Pulanglah, tanyakan pada suamimu, ketika dia masih kecil-kecil, siapakah yang bertanggungjawab mengunci pintu". Ternyata setelah ditanya, ibunya lah yang selalu mengunci pintu, meskipun ayahnya ada di rumah.

Setelah membaca tulisan itu, Dini menemui suaminya dan menanyakan hal yang sama.....ternyata lagi...ibunya pula lah yang selalu melakukan hal itu. Mendengar jawaban Surya, kemarahan Dini mereda, dia mendapat pelajaran yang sangat berharga hari itu dan sejak saat itu Dini tidak pernah lagi mengeluh.

Memang benar masa kecil atau masa lalu seseorang sangat berpengaruh kepada pembentukan karakternya.

.

**

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya bener Bu. Ide luar biasa Bu.

09 Aug
Balas

Ya bu nurul...ternyata harus kita pahami latar belakangnya. Salam ibu...

09 Aug

Pengalaman.itu guru yang paling ok. Keren bunda

09 Aug
Balas

Benar sekali... Makasi ibu....Salam..

09 Aug

Ya benar ibu mulyati... Salam buk..

09 Aug
Balas

Pengalaman masa kecil jadi ingatan bawah sadarnya

09 Aug
Balas

Benar ibu mulyati...Salam bu...

09 Aug



search

New Post