Yang kuingat dari hujan ini adalah...

Nafas tentang kematian

Kematian yang semangkin saja mendekat

Terus mendekat!

Kematian yang hari-hari H -nya

Tak kurasakan rasa kesakitan

Di tubuhku

Berasa...

Nÿaman...

Hmm...

Sudah hari yang ke-40 ini, dibulan november

Aku gak sambat (mengeluh!)

Aku diam saja

Dan anak-anakku sudah paham itu

Mata mereka sembab...

"Kenapa Abah tak mengeluh? Abah kan sakit parah? atau...sudah sembuhkah? Alhamdulillah...Abah akhirnya bisa sembuh...Tapi...senyum Abah kok aneh? Mengelulah Abah...biar aku pijetin..."

Mereka, anak-anakku sebenarnya sudah pada tahu

Perkataannya, hanyalah untuk menyenangkanku saja...

Aku paham itu.

Mereka telah mempelajarinya dari kematian-kematian mbah-mbahnya dulu

Dulu...sebelum 40 hari menjelang kematianku

Seringkali aku mengeluh!

Rasa sakit ini disekujur tubuhku

Nyeri, pegel-pegel tak enak apapun

"Pijeti dong...

Kompres dong...

Temani dong..."

Begitu terus!

Tapi sekarang...sakit sudah tak kurasakan

Mau sambat gimana lagi...?

Ah! sudahlah!

Dan, rasa keluh itu sudah berlalu

Tahapnya sudah terlewati...

Dan, sekarang sudah 40 hari tiada rasa sakit itu...

Sudah waktunya.

Aku sudah siap!

Dalam hujan deras ini

Suasananya benar-benar sejuk sekali

Dingin yang tiada terlalu, sedikit hangat

Malaikat maut sudah mulai tampak

Tangannya menarik ruh ku...

Bibir dan lidahku keluh!

Tersendat-sendat berucap,

"As haduallah..il lah haillallah...w a as hadu annamu hamma daur rasul lullah....!"

Keningku berkeringat deras!

Kendalpayak, pkl.16:37 wib.