Andy Firmansyah

Seorang Pengawas MI & RA kab. Malang Jatim...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Jantung

Kisah Jantung

Aku menemani hidupmu hingga di usiamu yang kepala 5 tahun lebih 9 bulan.

Dipukul jam dinding selesai adzan subuh mengumandang, di langit2 rumah sakit Cakra Turen.

Dengan amat terpaksa aku harus beristirahat.

"Masih belum cukupkah?" tanya Malakul Maut.

Kedua matamu memandang nanar langit2 kamar rumah sakit. Kau sibuk mengambil napas.

Tanganmu ditancap jarum infus & kedua lubang hidungmu dibantu selang tabung oksigen untuk menyuplai oksigen dalam tubuhmu yang minus.

Anak lakimu masih kecil, pasti kau pingin lebih lama lagi.

Tapi apa dayaku...?

Aku hanyalah sebuah jantung yang tiada berdaya.

Aku benar2 sudah gak kuat lagi untuk terus bergerak.

Berdetak didalam tubuhmu untuk aktifitasmu se hari2 mencari nafkah buat istri & satu anak lelakimu.

Datang silih berganti kerumahmu teman2 mu untuk merakit sound2 music untuk keperluan salon agar suaranya manteb, menggelegarrr & nyaman didengar.

Asap putih berkeliaran & kopi juga selalu menemanimu dalam silih ganti kedatangan para teman2 mu.

Entah apa sebenarnya yang membuatku tak tahan.

Aku juga gak begitu tahu.

Emang dulu pernah kau ke dokter karena sesak dinapasmu tak tertahanken.

Dokter berpesan,

"Kurangi ngenyut rokoknya ya...? Ini jantung sampeyan kayaknya sudah gak kuat nich... Hingga kurang kencang detaknya untuk memompa darah agar cepat segera

mengalir untuk mem bagi2 oksigen keseluruh tubuh. Mangkanya, napas sampeyan berat sekali... Nyesek terus...betul kan...?"

Kamu hanya mengangguk saja tanda mengerti.

& setibanya dirumah, kau memang berhenti..

Tapi, ya begitu... Hanya untuk sementara waktu saja.

Heuheuheuheu...

1 tahun telah berlalu setelah kau periksa di dokter langgananmu.

Aku sekarang bekerja sekuat tenaga di dinihari pukul 1.

Kudengar kau sesak napas sangat2 berat sekali & tak henti2 nya teriak mengucap kalimah takbir,

"Allahu akbar. allahu akbarrrr... Allahu akbar... "

Ber kali2 tanpa henti.

Sambil me megang2 dadamu yang sesak... benar2 sesak berat banget untuk mengambil hanya menghirup oksigen saja.

Istrimu masih terlelap di kamarnya.

Kau gelisah berjalan antar dapur ruang tamu & kamar mandi.

Gak enak kalau kau sampai membangunken istrimu.

Risau mulutmu sambil melafalkan takbir beru lang2.

Hingga dipukul 3 istrimu akhirnya terpaksa terbangun dengan sendirinya karena gaduh akan kalimah takbir yang keras itu.

Langsung ia membawamu ke rumah sakit terdekat di Turen... Cakra.

Aku, jantung yang mendadak sekarang melemas...

Antara gerak, kerja atau diam...

Aku sungguh2 merasakan capek yang teramat sangat hari ini.

Kau terus bertakbir sesampainya di ranjang rumah sakit.

Infus & tabung oksigen sudah terpasang...

Mulutmu akhirnya capek...

Berhenti dari mengucap takbir.

Aku sekarang istirahat dengan di iringi tangis istri, anak serta beberapa saudaramu yang berdiri disekitar jasadmu.

Selamat jalan pemilik diriku...

Aku hanya jantung yang hanya sebesar kepalan tangan.

Jl. Basuki Rakhmat, Selasa 27 September 2016 pkl. 14:44 wib.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post