Andy Firmansyah

Seorang Pengawas MI & RA kab. Malang Jatim...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kopi & Cinta
Cinta Kopi

Kopi & Cinta

Hal yang paling menyedihkan adalah saat terdengar kata selamat tinggal.

Kata yang terkadang diiringi dengan linangan air mata yang menyiratkan akan kesedihan yang tak kan mudah akan hilang begitu saja kala tertiup angin.

Lelaki itu duduk sendirian di teras kafe.

Memandang langit yang penuh dengan awan semburat putih bersih.

Sesekali ia seruput itu kopi Lanang asli dari kecamatan Dampit Malang.

Aromanya benar-benar membuat tak berhenti ia menghirup kepulan asap tipis yang melewati mukanya.

Dengan mata terpejam, ia nikmati setiap asap lembut itu sampai-sampai pula dihisapnya kepulannya tanpa henti hingga keujung bun-bunannnya.

Segarrr...!

Seperti ada secercah kehidupan baru dalam kepalanya.

"Hai! sudah lamakah nunggunya?" sapa perempuan yang barusan datang mengejutkan lelaki itu.

Lelaki itu membalasnya dengan senyuman bahagia.

Sudah lumayan lama ia menunggu perempuan itu.

Taksi biru tampak berlalu menuju jalanan di pagi itu setelah menurunkan perempuan itu di depan kafe.

Cuaca amatlah cerah hari ini sedang meyelimuti langit Kota Malang.

"Kau begitu cantik"

"Ah! selalu saja kau bilang begitu. Emang gak ada kata lain?"

"Gak ada...semua yang melekat padamu...selalu terlihat indah...swearrr! cantik tiada duanya."

Keduanya akhirnya duduk berhadapan pada meja bundar.

Melepas rasa gundah gulana semalaman hari kemaren karena keinginan untuk segera bertemu pagi ini.

Lelaki itu mengeluarkan sebatang rokok dan zipponya.

Mau menyalakan api untuk membakar ujung rokok.

Tapi, langsung di ambil rokok yang melekat di bibir lelaki itu dengan lembut.

"Sayaannnggg...aku mau kau tidak merokok dulu kali ini. Aku ingin bau parfumu gak bercampur rokok. Mumet aku kalau bau itu bercampur rokok. Gak papa ya sayang...?" senyum perempuan itu meruntuhkan ketegaran lelaki itu. "gak papa ya?"

Lelaki itu hanya membalasnya dengan senyum.

Tak berapa lama, kopi selanjutnya datang, dengan gula pasir yang terpisah di gelas kecil lainnya.

Perempuan itu membaui asapnya...

"Uhh...pasti kopi Lanang mBayuwangi..." cupiňg hidungnya kembang kempis sangat indah sekali, "aku benar-benar apal aromanya."

Lelaki itu mengeluarkan dari dalam tas kecilnya.

Bungkus kosong kopi Lanang sachetan mBanyuwai.

Buat kenang-kenangan.

Lebih lembut kalau yang mbayuwangi...alus, bak kopi Cappucino.

Karena di deplok 2 kali proses.

Perempuan itu langsung menyeruputnya,

"Pahit!" wajah perempuan itu mengernyit dahinya, "kok pahit?"

"Aduh! kan gulanya belum dimasukkan sayangggg."

"Upz! lupa aku..."

Keduanya tertawa dalam pagi cerah itu.

Gigi perempuan itu putih bersih rata bak biji mentimun.

Lelaki itu segera menuangkan gula pasir pada cangkir kopi lanang mbanyuwangi dan secara perlahan mengaduknya hingga asapnya mengepul membaui seluruh kafe.

***

Satu jam berlalu...

Keduanya sudah berada dalam mobil.

Melesat menuju Bandara Juanda Surabaya.

Lelaki itu terlihat sedikit sendu menatap jalanan dari belakang kemudinya.

Sesekali ia melirik perempuan itu.

"Sudahlah, jangan sedih begitu...kita pasti akan ketemu lagi kok. Kamu yang sabar saja ya...?" bujuk perempuan itu.

Lelaki kembali tampak tersenyum simpul.

Terbayang perpisahan kecil ini kelak akan tetap mempertemukannya lagi.

Ia yakin akan itu.

Layar smart phone perempuan itu berdering mengalun Ave Maria...

Tertulis dari seorang lelaki diseberang sana.

"Dari siapa?" tanya lelaki itu.

Hp. langsung dimatikannya,

"Bukan dari siapa-siapa kok"

Kembali mobil melaju masuk ke bandara dan menurunkan perempuan itu dengan salam perpisahan untuk pulang ke Kalimantan.

Rumah perempuan itu.

Lelaki itu kembali mengemudikan mobilnya pulang.

Layar smart phonenya menyala dan ada tertulis panggilan dari istrinya tercintanya.

Diangkatnya,

"Lagi dimana?" suara istrinya diseberang sana.

"Ini lagi perjalanan menuju kantor sayang..."

Surabaya sedang diliputi hujan dipagi itu.

Menambah dingin suasana Surabaya yang selalu panas.

Mobil terus melaju dalam ramai kendaraan bermotor jalanan kota Suro Boyo...

Suara istrinya sudah agak bersahabat kala lelaki itu berkata ada kecelakaan dijalan raya. Jalanan jadi macet.

Jl. Basuki Rakhmat, selasa 23 Agustus pkl.09:23 wib.

©Andy Firmansyah

----------------------------------

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post