Andy Firmansyah

Seorang Pengawas MI & RA kab. Malang Jatim...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ma'af

Ma'af

(Sepenggal kisah dari mertua yang sangat sayang terhadap mantunya)

Ma'af...,

Setelah menceritaken tentang seorang istri yang tidak mati kala di dorong suaminya dari atas tebing laut karena centingnya yang basah, bapak Mertua pun kembali menceritaken kisah ma'af lainnya.

Begini kisahnya...

(saat malam itu dipelataran musholla)

"Memang orang dulu itu sakti-sakti...terutama orang-orang daerah Pacitan." ujar bapak Mertua setelah bangun dari rebahnya.

Sengaja Jasiran mencoba lebih dekat dengan Bapak Mertuanya sembari tetap rebahan, mumpung pas bisa berduaan di malam yang sejuk dengan disirami rintik-rintik hujan.

"Sakti gimana maksudnya Pak?" Jasiran mencoba menjadi pendengar yang aktip.

"Dulu...di Pacitan ada seorang Anak yang angon (mengembalaken) kerbau milik Kakeknya di hutan.

Pada saat anak itu pergi sebentar untuk buang air besar di sungai yang ada dihutan tersebut, betapa terkejutnya ia, setelah kembali ke tempat angonnya...

Ke-5 kerbaunya ilang semua.

Ia pun panik!

Ketakutan...!

Bingung harus berbuat apa....

Dicari-carinya kemana-mana...

Tapi tetep aja, kerbau yang 5 ekor itu pun seperti lenyap ditelan bumi.

Tak berbekas sama sekali.

Dalam ketakutannya yang teramat sangat itu...berlarilah ia pulang kerumah dan memberitahuken pada Kakeknya bahwa kerbau-kerbaunya hilang...

"Ada yang mencuri sepertinya Kek." dengan napas ngos-ngosan.

"Kau kembalaken dimana itu kerbau-kerbau itu?" tanya Kakek.

"Di hutan Kek...tak tinggal buang air besar di sungai karena sakit perutku gak bisa ditahan, e...pas saya kembali tiba-tiba kok kerbau sudah nggak ada..." jelas Anak dengan gugup, "terus...? gimana ini Kek?"

"Tenang, tenang..." jawab Kakek, dan segera berlalu keluar mengejar kerbau-kerbaunya.

Anak menunggu dirumah dengan was-was, takut kerbau milik Kakeknya gak ada yang kembali.

Kakek berjalan tenang...santai seperti gak terjadi apa-apa, tapi bagi orang yang berpapasan dengan Kakek, Kakek terlihat seperti berlari, tapi wajahnya tetap tampak santai.

Tak menunjuken bahwa Kakek sedang mencari kerbaunya yang barusan hilang.

Setelah beberapa waktu, akhirnya Kakek bisa melihat ke-5 kerbaunya dengan dibawa oleh seorang laki-laki.

"Itu pasti si Pencuri Kerbau" kata Kakek dalam hati.

Kakek sembunyi di balik semak-semak dan memperhatiken segala aktifitas yang dilakuken Laki-laki itu.

Tampak Laki-laki itu memutar salah satu tanduk kerbau dengan tangannya kearah bawah.

Kreeeekkkk...

Hingga tanduk kerbau yang awalnya sedikit menjulang keatas, akhirnya sekarang bagian lancipnya menjurus agak kebawah.

Mirip tanduk kambing.

Tapi itu masih 1 kerbau...

Sisa 4 kerbau yang belum di putar tanduknya.

Kakek pun lagsung keluar dari semak dan mendatangi Lelaki itu.

"Hei...kau telah mencuri kerbau ku!" bentak Kakek.

Lelaki itu tenang...tak ada raut wajah terkejut, seperti gak ada salah sama sekali.

"Dari mana, hei kau Pak Tua...? menuduhku mencuri kerbaumu...? emang tanduk kerbaumu kayak gini...? sama persis seperti ini...? jangan asal tuduh kau!" jawab Lelaki itu.

"Sudahlah nak...aku sudah tahu. Aku telah memperhatiken kamu dari tadi. Apa yang kau lakukan dengan memutar tanduk kerbauku...hingga akhirnya tanduk itu mengarah sedikit kebawah...aku sudah tahu. Mau ngélak apa lagi kau!" kembali Kakek menjawab dengan suara yang agak tinggi.

Lelaki itu langsung tak berkutik! tampak malu...tindak tanduknya tadi memutar tanduk kerbau, telah diketahui pemiliknya.

"Hmm...maafkan saya Pak Tua...maafkan saya..." lelaki itu gugup, "tolong...jangan laporkan saya pada penduduk."

"Hmm...tapi dengan satu syarat!" ujar Kakek.

"Apa syaratnya?"

"Kau harus mau besanan sama aku"

"O..." si Pencuri Kerbau mendadak melongo, tak menyangka akan jawaban Kakek, "baiklah...baiklah...saya setuju dengan syarat yang Pak Tua tawarkan. Saya setuju."

Betapa mulianya sang Kakek.

Mengetahui bahwa kerbaunya sudah dicuri dan mendapati si Pencurinya ketangkep tangan, e malah sang Kakek mengajak besanan...

Cobak kalau bukan Kakek yang punya kerbau...pasti sudah babak belur si Pencuri di massa penduduk.

"Terimakasih Pak Tua...terimakasih...saya pasti akan memenuhi persyaratan yang Pak Tua tawarkan!

Hingga beberapa tahun kemudian, istri dari si Pencuri Kerbaupun melahirkan anak perempuan dan akhirnya disandingkan dengan Anak yang mengembalaken kerbau yang merupakan cucu angkat dari sang Kakek.

***

Ma'af itu sangatlah mudah...

Tapi kenapa manusia justru mempersulitnya...?

Kalipait mBanyuwangi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post