Andy Firmansyah

Seorang Pengawas MI & RA kab. Malang Jatim...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perkawinan yang dipaksaken
Pengantin wanita Kediri

Perkawinan yang dipaksaken

Tahu-tahu Dukunnya sudah ada didepanku dan calon istriku.

Mbah Dukun mengenakan kopyah hitam miring dan jas coklat untuk menambah kewibawaannya.

Asap rokok selalu tampak mengepul dari mulut dan hidungnya.

Aku mengenakan tata rias pengantin ala jawa Kediri.

Kami mulai akad nikah....

"Mana menyannya...? mana? kok gak ada?" tanya Dukun depanku yang juga masih merupakan Kakekku.

Menyan yang dicari-cari gak ada...kelupaan belum dipersiapkan.

Waduh!

Adanya tetel (juadah) dimeja akad.

"Apa boleh buat, ini aja!" batin Dukun.

Diambilnya, dijampi-jampi didepan mulutnya sembari ditiup-tiup,

"Kahsvfbjukdbfkhckdbfhhfbfkdk..."

Kemudían tetel diputus jadi 2.

Satu dikasihkan padaku dan satunya pada calon istriku.

"Makan! makan...makan" suruh Dukun.

Aku makan sedikit demi sedikit sampai habis dan kulirik tetel punya calon istriku.

Aneh...

Apa yang dilakukannya?

Dengan secara sembunyi-sembunyi dan mulutnya yang pura-pura mengunyah, dibuanglah potongan tetel itu tanpa ada yang tahu kecuali aku... karena sedari tadi aku meliriknya terus.

Mulutnya dan terutama bibirnya tampak mencucu, menyonyo... cemberut terus...!

Tak mau menikah!

La, mau gimana lagi?

Tiba-tiba dipaksa secepatnya menikah tanpa meminta persetujuan pihak pengantin.

Yaitu, aku dan calon istriku.

Pasrah saja.

Aku sih setuju saja...

Tapi, calon istriku, tampak mulai awal bibirnya mencucu terus...! gak nyaman untuk dilihat.

Maklum, umurnya masih 15 tahun dan aku sudah menginjak 23 tahun.

Usia yang masih remaja ting ting buat calon mempelai wanita...

Tapi, 23 tahun? lumayan matang buatku kawin.

"Alasannya kenapa kok harus kawin cepat?" selalu kutanyakan itu pada kedua orangtuanya. Tapi, tak ada jawaban.

Aku menebak-nebak aja...

Ya, mungkin calon istriku seringkali diantar pulang oleh pemuda-pemuda Langgar dekat rumah sehabis tampil diba'an disuatu kondangan. Jadinya, kedua orangtuanya...sangat risih dan merasa tidak nyaman.

Gak enak dilihat para tetangga...

Secepatnya harus dikawinkan saja.!

Ya, akhirnya jadilah perkawinan itu dilaksanakan secepatnya tanpa sepengetahuan si wanita.

Alhasil, setelah akad nikah selesai, kami hidup hanya berdua saja.

Pertengkaran demi pertengkaranpun menghiasi perjalanan kami berdua.

Selalu, tanpa henti!

Hingga istriku sampai memberiku 4 orang anak-anak yang lucu.

Tapi, tetap saja dia menantangku...

"Aku pingin cerai! cerai! cerai! cerai pokoknya! titik!" suatu kali istriku marah-marah.

"Kamu gak kasihan apa sama anak-anak kita yang masih kecil? bagaimana nanti kata tetangga dan keluarga. Betapa teganya kedua orangtuanya? kejam amat...! anak-anaknya masih kecil-kecil...! kok, ditinggal cerai...!?

Orangtua macam apa yang tega berbuat sedemikian itu?" jawabku sembari memohon.

"Gak peduli!" jawab istriku singkat!

"Biarlah mereka tumbuh besar dulu. Setelah besar dan semuanya telah menikah! aku akan mengabulkan permintaanmu!"

"Lama bangeeetttt....!"

"Itu kalau kamu mau...? kalau gak mau...aku gak akan menceraikan kamu! titik!"

Istriku akhirnya diam.

Pasrah saja tampaknya.

***

Sudah 3 tahun ini aku sendiri.

Umurku sekarang sudah 57 tahun.

Ngontrak rumah, pindah sana pindah sini mencari-cari suasana baru.

Aku dulu, memang dikawinkan karena terpaksa.

Gak tahu awalnya siapa calonku, bahkan foto aja juga gak ada.

Tahunya ya dari teman-teman diba'annya calon istriku.

"Mas Udin, mau menikah sama Surti ya?" kata salah satu orang teman ngajinya.

Aku kaget!

"Masak sih...?! aku aja gak tahu..." jawabku.

Itungannya Surti masih sepupuku.

Masih aďa hubungan keluarga meskipun dari kakekku beda ibu. Biasalah, orang tua jaman dulu...sukanya nikah 2 atau bahkan lebih wanita...poligami.

Aku bisa bertahan sampai punya cucu 7 ini adalah kerja sangat keras sekali.

Tiada hari istriku ngambek terus! minta cerai!

Dan akhirnya 3 tahun kemarin aku mengabulkan permintaannya itu.

Memang, ada istilahnya,

"Bertepuk sebelah tangan"

Awalnya gak suka...sampai kapanpun.

Istriku tetep gak suka padaku... walau sudah 34 tahun usia perkawinan yang telah kulalui hingga sampai dikaruniai 4 anak, dan sekarang sudah 7 cucu.

Aku bercerai pas jadi kakek-kakek

Dan, sekarang...

Aku selalu hidup sendiri dikontrakan dengan menjahit atau mermak jeans, pasang resleting...baik resleting celana maupun resleting tas.

Servis pokoknya...

Itu yang aku kerjakan.

Dañ mantan istriku sekarang, tinggal dengan salah satu anakku...

Kendalayak, pkl.22:41 wib.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post