Tip Bergerak Sukses
Setiap orang tentu ingin sukses. Lalu apa kriteria sukses bagi sekolah? Kemendikbud bersama dengan pemda mulai1 Februari 2021 meluncurkan program sokolah penggerak. Program ini merupakan upaya perubahan sekolah agar lebih berfokus pada pembelajaran. Apa saja ukuran keberhasilannya? Diantaranya adalah lingkungan kondusif dan baik untuk belajar dan mengajar. Tidak terjadi perundungan sama sekali. Guru dan siswa dapat meruai sukses sesuai keinginan mereka. Mereka berhasil bekerja secara optimal dalam proses pendidikan, memperoleh kemampuan literasi dan numerasi hingga mencapai kemampuan di atas rata-rata.
Beberapa orang memiliki arti sukses dengan apabila telah mendapat pekerjaan nyaman di suatu perusahaan. Sehingga dengan bekerja di perusahaan itu memperoleh gaji besar, selanjutnya ingin mendapatkan posisi yang lebih tinggi lagi agar gaji dapat bertambah terus.

Hal di atas adalah contoh-contoh kesuksesan di dunia kerja. Namun ketika seseorang telah meraih kesuksesan tertentu akan ada tawaran yang lain lebih besar lagi. Di depan mata ia ingin meraih tingkat keberhasilan yang lain sehingga dengan posisi sekarang tidak puas. Suatu perasaan tidak puas terhadap sesuatu hingga mengorbankan kesehatan dan kehidupan pribadi adalah yang dinamakan dengan toxic success. Istilah ini dikenalkan oleh seorang psikolog bernama Paul Pearsall pada tahun 2002 lalu dalam bukunya berjudul Toxic Success: How to Stop Striving and Start Thriving. Ambisi yang besar agar berhasil hingga mengorbankan apa saja merupakan sindrom toxic success. Agar terhindar dari hal itu maka perlu menyadari akan peran orang lain saat ketika sedang susah dan senang. Bahwa mereka ternyata ikut membantu ketika sedang jatuh dan juga bahagia ketika seseorang telah meraih tujuan. Selain itu menyadari arti kesuksesan itu sebenarnya hingga akhirnya fokus untuk meraih tujuan sendiri tadi bukan tujuan orang lain.
Harapannya jangan sampai kita terjebak dengan rutinitas kerja hingga lupa dengan istirahat. Terlebih peran media sosial yang ikut menjadi pemicu agar mendapat apa yang dimiliki orang lain. Sehingga ketika menjalankan aktivitas di dunia agar dapat meraih tujuan hidup sebenarnya sebagai makhluk ciptaan Sang Pencipta. Semoga bermanfaat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
MantapBermakna