Angel adeline lystin batee

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
HANCUR NAMUN SETIA

HANCUR NAMUN SETIA

Bab 3 musik

Kejadian yang semalam, sangatlah membuat gue trauma untuk memiliki seorang sahabat. “ ternyata memiliki sahabat itu, banyak sekali ya.. yang harus dijaga.. terlebih seperti mely... apa coba yang salah dari gue, sehingga dia bisa marah gitu ke gue? Dan... kenapa mely menyuruh gue untuk menjauhi cindy? Jika posisi lo semua ada di gue, apa yang harus lo lakukan? Apa lo juga akan menangis terus menerus seperti gue??? Lebih baik gue gak kenal manusia dari pada kenal sama manusia, tapi selalu aja air mata yang keluar....” gue ngomel-ngomel sendiri di taman kelas tepatnya, yang berada di belakang kelas. Gue ngomel sambil mencabut daun-daun bunga yang ada di dekat gue. Tak beberapa lama gue ngomel.. toba-tiba, cindy datang dan menarik tangan gue. “dari pada itu bunga dan daunnya habis karena lo, mending lo ikut gue.. ok!” cindy terus saja menarik tangan gue. “ ih.. cindy.. lepasin dong.. lo gak tahu apa yang sekarang sedang gue alami ini...” gue marah ke cindy di tengah lapangan tapi cindy hanya menjawab “you are one my best friend”. Meski gue tidak mengerti apa maksud cindy, yang jelas cindy mengatakan bahwa: Guelah teman satu-satunya..

Gue melihat, cindy ternyata mengajak gue ke ruang musik. Gue berkata dalam hati “mengapa, setiap tangisan yang gue alami cindy dapat mengubahnya menjadi sebuah tawa? Dan, mengapa gue tidak pernah merasakan hal itu saat dua tahun menjalani persahabatan dengan mely?”

“nah.. sudah sampai nih...” cindy melepaskan tangan gue. “em.. cin.. kenapa lo ngajak gue ke ruang musik? Gue lagi gak pingin bermain musik untuk hari ini..” kata gue sok jual mahal. Tapi, cindy malah menyuruh gue untuk duduk di bagian piano. “nih.. lo duduk manis di sini.. dan lo tenang aja.. lo harus dengarkan lagu yang akan gue bawa memakai gitar.” Gue melihat cindy sangat berusaha membuat gue bahagia.

Tak perlu ku menagis disaat kau pergi

Tak perlu ku tertawa di saat kau sedih...

Aku kan tetap setia, menunggu jawaban...

Dari... seorang sahabat...

Tanpa gue sadari... ternyata jari-jari mungil gue mulai menekan melodi piano. Gue mengikuti arah kunci yang cindy petik melalui gitar. Kami berdua, memecahkan suasana keheningan yang ada di ruangan musik. Tak disadari ternyata ada dua orang cowok yang datang dan memainkan musik. Cowok yang pertama, memainkan musik dram. Dan cowok yang ke dua, memainkan gitar bas.

Reff:

Banyak.. kisah yang kita alami

Namun, kau tak pernah ingin berbagi

Air mata menetes basahi pipi

Namun.. kau tidak peduli..

Kau tinggalkan ku di saat susah

Kau datang untukku di saat senang

Setelah selesai bernyanyi, gue mendengar suara lembut di telinga gue mengatakan “lo sudah tau kan.. arti sahabat?” suara itu.. ternyata suara cindy. Gue.. berpaling dari piano dan melihat dua orang cowok yang tadinya mengikuti kami bermain musik. “ lo.. semua.. memang anak musik ya..?” gue langsung bertanya. “ya.” Jawab mereka berdua dengan serempak. Gue menarik tangan cindy, dan.. “cin... gue kok.. asing ya.. lihat.. wajah mereka berdua?” tanya gue sambil berbisik ke telinga cindy. “ astaga... masak lo gak tau sih mereka siapa?” kata cindy dengan suara yang keras. “ih.. cindy.. jangan keras-keras bilangnya... malu tau..” kata gue dengan menutup wajah gue. “ini ya.. gue kasih tau samalo.. mereka itu, memang anak musik, tapi.. mereka jarang keruangan musik...” kata cindy.. “yang main dram itu namanya.. gideon dipanggil deon. Dan itu.. yang main bas, namanya willy dipanggil wil.” Kata cindy. “ouh..” kata gue singkat, padat dan jelas.

Entah kenapa, gue merasa lega setiap kali berada dan mendengar nasihat cindy ya? Satu harian kami di kelas jam kosong. Menurut gue, hari ini adalah hari yang paling..... membosankan. Gue ingin menulis... di dalam buku putih yang kosong. Di dalam kelas, gue hanya diam. Gue, meletakkan kepala gue di atas meja, dan gue memiringkannya agar gue dapat memandang ke luar.

“eh.. lo..gelish.. kan?” tanya seorang cowok yang berdiri di depan meja gue. “iya.. lo kan.. cowok yang di ruangan musik tadi” gue berpaling dari pandangan gue yang ke arah luar dan gue mulai melihat wajah cowok itu. “ha.. gue tau nama lo..” kata gue dengan suara keras. Gue sedikit tertawa mungkin, karena suara gue yang begitu kuat, sehingga membuat cowok itu terkejut. “gak usah ngegas kale... emang.. siapa nama gue.. kalau benar lo tau..” kata cowok itu sambil menyentuh telinganya. “ih.. sepele amat sih.. nih.. ya.. pasti, nama lo.. willy dan lo di panggil will. Iya kan..” kata gue meraya. “ salah..” katanya dengan memukul meja gue. “nama gue itu willy di panggil wil” katanya tertawa lebar. “ndeh.. apa bedanya coba? Itukan sama. Kog ngomong samalo gak nyambung ya??” kata gue sambil menggaruk-garuk kepala karena kebingungan. “udah.. udah.. eh.. ya.. ngomong-ngomong.. lo ada pulpen gak?” katanya “ya.. ada lah..” kata gue spontan “pinjam..” katanya merayu. Tanpa basa- basi, gue langsung memberikan pulpennya. “itu anak dari dunia apa ya...?” gue bertanya-tanya dalam hati.

“gelish.. hem.. nama yang bagus.. tapi.. orangnya unik juga.. andaikata, dia mau menjadi teman gue... huh... gue hanya berharap sih.. dan... semoga kenyataan heheh...”

Pagi.. yang cerah.. dan gue melihat matahari seperti tersenyum melihat gue. Gue langsung berlari untuk mandi dan bersiap ke sekolah. Setelah gue selesai mandi, gue langsung memakai seragam. Entah mengapa hari ini gue sangat bahagia. Gue duduk sebentar di atas tempat tidur, dan membuka handphone gue. Tiba- tiba, gue melihat cindy mengirimkan pesan lewat wa ke gue

📱 “gelish, nanti kalau lo udah nyampek di sekolah, lo langsung keruang musik ya..”

Ternyata, cindy menyuruh gue untuk ke ruang musik.

📱 “iya.. memangnya, hari ini kita gak belajar cin..?”

📱 “seminggu kita di kasih waktu untuk perkenalan. Jadi, waktu yang seminggu inilah yang harus kita manfaatin buat latihan.”

📱 “latihan..?”

📱 “nanti gue jelasin... intinya, sekarang lo cepetan deh ke sekolah...”

📱 “tapi gue naik apa? Kalau gue jalan kaki, pasti bakal menyita waktu lama...”

📱 “mely?”

📱 “....”

📱 “e.. sory.. lish.. gue gak sengaja.. gue gak bermaksud seperti yang lo bayangkan... ok..ok.. gue akan nyuruh willy untuk menjemput lo..

📱 “emangnya.. dia tau rumah gue?”

“eh.. cindy udah.. matikan handphone pula...”

Gue tidak tahu apa yang terjadi lagi untuk hari ini. Willy.. apa dia akan kesasar? Tapi.. uadalah lihat aja nanti. Gue sebenarnya gak percaya akan masuk sekolah untuk hari ini. Gue hanya duduk dan tidur di kamar gue. Tak beberapa lam kemudian, gue mendengar “tit..” suara klekson yang sangat kuat. Gue langsung melomppat dari tempat tidur gue. Gue melihat jendela kamar ternyata dia adalah willy. Tak menunggu lagi, gue langsung keluar dan menghampirinya. Dia tersenyum melihat gue. Ternyata dia melihat rambut gue yang berantakan “lo udah sisiran belum?” katanya sambil tertawa. “udah dong.. emangnya kenapa?”kata gue heran. “sini.. gue sisirin.. selagi gue ada sisir..” dia turun dari motornya dan membawa sisir. Dia menyisir rambut gue. “thanks ya..” kata gue singkat. Setelah itu, gue dan dia pergi ke sekolah bareng.

“lo..tau dari mana jalan rumah gue??” dengan suara keras. “gue kan orang hebat... kog di raguin sih??” katanya menyombongkan diri. “ iyu... sombong betul nih anak...” kata gue dengan jijik. “gelish.. sekali aja lo muji gue napa si..” katanya memohon. “tapi lo udah hebat... ngapain di puji lagi.. entar.. yang ada makin sombong... dan nanti.. kalau lo jatuh sakit loh rasanya... hahaha...” gue tertawa lebar dan meledek dia.

Sesampainya di sekolah.. gue langsung cepat ke ruang musik sesuai yang dikatakan oeh cindy tadi. “aduh.. ini udah.. telat benar... cindy marah gak ya ke gue.... semoga, cindy gak marah deh..” gue berkata sambil berlari ke ruangan musik.

Saat gue tiba di ruang musik suasana kosong. Gue pun mencoba 📱 “lo dimana cin..” gue wa cindy. Dan cindy membalasnya 📱 “ gelish.. di tunda dulu ya... bentar lagi aja.. sebaiknya.. lo pergi ke kelas dulu deh..”.

“ih.. gak jelas betul..” dengan kesalnya, gue meninggalkan ruang musik dan kembali ke kelas.

📱 “p” (willy)

📱 “apa?” (cindy)

📱 “ada yang mau gue omongin...” (willy)

📱 “soal.. “ (cindy)

📱 “gelish..” (willy)

📱 “biar gue tebak..” (cindy)

📱 “lo pasti mau bicara tentang bakatnya gelish.. kan..” (cindy)

📱 “bukan.. gue mau jjadi temannya gelish.. tapi.. kayakmana ya??”(willy)

📱 “lo perjuangin dia.” (cindy)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post