Angel adeline lystin batee

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
HANCUR NAMUN SETIA

HANCUR NAMUN SETIA

HANCUR NAMUN SETIA

Bab 1 Awal masuk sekolah.

Pagi hari ini, adalah hari yang paling indah menurut gue. Gue melihat di sekeliling jendela, bahwa rintik-rintik hujan mulai berhenti dan mentari mulai bersinar.

Gue adalah anak tunggal dari kedua orangtua yang sangat sederhana. Nama gue GELISH RAHNI. Gue berumur enam belas tahun. Hari ini, gue memasuki tingkatan kelas yang baru. Gue sekarang kelas dua sma.

Mama gue tiba-tiba berteriak dari bawah. “gelish.. jika sudah siap sarapan, langsung ke sekolah aja ya nak... hari ini kamu jalan kaki dulu.”kata mama menyuruhku untuk berjalan kaki. “em.. ma.. emangnya, ayah mana?” sambil menghampiri mama. “ayah mu untuk sementara waktu, akan pergi ke luar provinsi” kata mama menjelaskan dengan santai. “apa.!! Gelish gak salah denger nih.. ma.. masak gelish harus jalan kaki setiap harinya..” gue kaget seakan copot jantung. Gue tidak tahu informasi ini. Gue sangat kaget dengan informasi ini. Saking kagetnya.. mama langsung menenangkan gue dengan sebuah permen lolipop kesukaan gue. Ya.. memang sih.. gue langsung tenang kalau ada permen lolipop.

“udah deh.. dari pada kamu terlambat, sekarang mendingan kamu cepat pergi ke sekolah.” Kata mama memberikan dengan memberikan gue uang saku sebesar sepuluh ribu rupiah.

“ya udah deh... ma.. gelish pamit dulu.. dah mama sayang.. uma..” gue pamit dengan mencium pipi kanan mama. “makasih lolipopnya ma..” gue berteriak hingga perlahan meninggalkan rumah.

“memang.. dasar anak jaman sekarang. Permen lolipop pun masih mau.. hemm..”

Setelah beberapa menit jalan kaki, gue langsung mengeluarkan handphone gue.

📱 “mel.. jemput gue di jalan sultan ya..” gue meng sms mely agar menjemput gue sampai di sekolah. Oh ya.. mely, adalah temen akrab gue dari awal gue masuk sekolah. Makanya hingga hari ini, jika gue butuh sesuatu,hanya mely yang bisa menolong.

📱 “emangnya kenapa?kok pakek di jemput segala?”

📱 “gue jalan kaki!”

📱 “ouh.. sory.. friend”

Kesel sih.. tapi udalah.. yang penting mely mau jemput gue. Tak beberapa lama menunggu, mely pun akhirnya datang. “woy.. gelish..” teriak mely dari seberang. “sini buruan entar telat lo..” kata mely memanggil gue untuk mendatangi dia. Gue pun segera naik ke motor mely, dan kami pun pergi untuk sekolah bareng.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan, mely seperti biasanya mencari bahan untuk mengejek gue. “em.. lish.. ngomong-ngomong, lo kok jalan kaki sih... gak pegel..” mely meledek gue dengan tawanya. “ya!” kata gue singkat. “ih.. lo kenapa sih.. jutex amat.” Kata mely mengalihkan perbincangan. “eeh.. boleh lo bilang jutek, tapi jangan pakai X.” Gue membentak mely sambil menunjuk ke arahnyya. “ya...ya..ya.. eh.. ngomong-ngomong kita sudah sampai nih.. turun cepat, nanti telat.” Serya gue turun dari motor mely. “uh.. akhirnya sampai juga.” Gue menghela nafas sedalam mungkin. Seakan, bertubi-tubi masalah yang gue hadapi. “mel.. gue langsung taruh ttas gue di dalam kelas ya..” kataku sambil meninggalkan mely. “eh.. nih anak.. udah numpang.. bilang makasih kek... nih malah pergi aja.. gak nungguin lagi... mungkin.. udah gitu anaknya ya... haha”

Dalam perjalanan ke kelas gue, tiba-tiba buku yang sebagian gue bawa terjatuh karena di senggol seorang perempuan. “eh.. sory.. gue gak sengaja.. mari biar gue bantu..” perempuan itu tinggi dan ramah. Tapi, tetap aja gue kesel. Tapi, biarlah.. lagian itu cewek udah minta maaf duluan. “em.. oh ya, kenalin.. nama gue cindy. Kalau lo?” dia bertanya ke arah gue sambil, mengulurkan tangan kirinya. Dengan spontan gue langsung memukul tangan kiri perempuan yang bernama cindy itu. “eh.. apaan sih.. lo.. sakit tau..” perempuan itu mengelus-elus tangan yang gue pukul. “lo itu yang kenapa.. rata-rata.. orang itu, kalau mau kenalan, mengulurkan tangan kanan, bukan kiri cindy..” “ya.. gue tahu, lo maklumilah.. gue itu, dari kecil udah tangan kiri semua.”katanya dengan lirik mata yang sinis ke arah gue. “oh.. maaf, gue kan gak tahu soal itu. Maaf ya.. oh ya.. nama gue, gelish..” gue mengulurkan tangan kanan ke arahnya. Tiba-tiba, tanga gue terpukul kuat dan bersuara nyaring. “eh.. sakit tau.. gue kan pakai tangan kanan. Kenapa lo pukul?” sambil mengelus tangan kanan gue yang terpukul kuat, oleh perempuan yang bernama cindy itu. “sory.” Cindy malah tertawa dan menjawabku dengan nada pelan, lembut, mimik wajah yang jutek, bahkan, seperti orang yang tidak mempunyai salah.

Sampai di kelas, gue langsung melihat di sekeliling kelas. Yang gue lihat di sini hanya ada keheningan. Gue paling tidak suka kelas yang berbau keheningan. Tak lama kemudian, seorang guru yang perempuan yang sangat cantik dengan hijabnya. Ternyata dia adalah wali kelas kami.

“Assalammualaikum.. anak-anak” memberikan salam. “wa’alaikum sallam.” Jawab kami yang di kelas. “perkenalkan, saya despita hayati sebagai wali kelas kalian.” Guru ini mengambil waktu dua puluh menit, hanya untuk memperkenalkan dirinya. “huh.. kelas hening, tak ada keseruan bahkan kekompakkan, dan walikelas gue yang satu ini menyita waktu gue untuk main handphone. Bosan...” hue menghayal sambil memutar-mutar pulpen yang ada di antara jepitan jari-jari tangan gue.

Guru itu menurut gue menyebalkan sedikit. Gue melihat-lihat teman yang ada di kelas gue, dan gue melihat “eh.. lo cindy kan? Yang tadi pagi jumpa itu.” Gue menatapnya dengan senyum. “ya.. gue sebenarnya udah tahu kalau lo juga salah satu siswa di kelas ini.”katanya membalas dengan senyuman.

“Baiklah anak-anak, agar kekompakkan an kerja sama di dalam kelas ini terjalin, sebaiknya saya aakn memilih ketua kelas, wakilnya, sekretarisnya, dan bendahara.” Wali kelas gue pun langsung menyebutkan nama yang mungkin dia percayai. Sampai yang terakhir, bu despita atau, wali kelas gue, memilih ketua seksi kebersihan. “anak-anak, kalian boleh istirahat.”

Di saat jam istirahat, gue tidak lergi ke kantin, atau bahkan toko lainnya. Gue hanya berdiam diri di satu ruangan yaitu ruang musik. Memang sih.. dari awal masuk di sekolah ini kebiasaan gue hanya itu. Mungkin banyak yang menilai gue kuper, cupu atau bahkan yang lainnya. Tapi kenyataan dari yang mereka bayangkan tentang gue, itu hanyalah mimpi belaka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses selalu dan barakallah

29 Oct
Balas



search

New Post