Aku di sambut oleh guru mengaji anak anak yang kebetulan adalah teman baikku. “ kemana aja nih?. Baru keliatan?” tanyanya. “ biasa ada kerjaan kantor” jawabku. Aku pun di persilahkan duduk dan mendengar hafalan para anak kecil. Ada juga remaja kampungku yang ikut mengaji. Mereka begitu antusias sekali membaca hafalannya karena melihatku. Ya, sebelum aku bekerja sebagai pegawai kantor, aku memnag seorang guru ngaji untuk anak anak di kampungku. Jadi, tak heran jika anak anak sudah mengenalku walau sudah hampir 1 tahun tak mengajar mengaji.

“ dulu aku melihat duduk di dekat papan tulis” gumamku dalam hati. Kenangan saat kita pertama kali bertemu memang tak begitu spesial. Karena dirimu dulu adalah seseorang yang begitu jutek pada orang baru. Hanya senyum kecil yang nampak saat aku pertama melihatmu, selebihnya hanya wajah jutek yang sering tampil.

“ maaf nih gak bisa lama lama, masih ada urusan soalnya?!” ucapku. “ oh, oke siap pak direktur “ jawabnya. “ ah, bisa aja. Amin deh “ ucapku. Akupun berpamitan dengan anak-anak karena ada acara mendadak. “ ayo salaman dulu sama ka hamdi, ka hamdinya mau pulang nih?” ucap teman. Anak-anakpun serentak dan berebut untuk bersalamanan denganku. “ ka hamdi kapan ke sini lagi?” tanya polos salah satu anak. “ insya allah besok deh” jawab ku yang di sambil teriakan anak-anak yang lain. “ jadi makin ingat kenangan dulu saat kamu tak sengaja terkena lemparan pensilku dan anak-anak yang lain malah senang akan hal itu” gumamku dalam hati.