Guru Baper
Guru adalah manusia
Kalau ada pertanyaan bolehkah guru marah? Kecewa? Kesal? Cemberut dan sebagainya???
Selama guru masih manusia saya yakin jawabannya pasti boleh
Berarti guru BAPER Boleh DONK????!!!
Akan tetapi
Guru adalah digugu dan ditiru yang mengemban tugas mulia bukan hanya mengajar saja namun juga mendidik. Dimana mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian yang lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan.
Tanggung jawab besar guru adalah memastikan bahwa tingkah laku, gerak-gerik dan segala apa yang terlontar dari lisannya dapat didengar, dipahami dan dijadikan tauladan bagi peserta didik khususnya dan bagi masyarakat umumnya.
Tapi bagaimana jika suatu keadaan tertentu guru dilanda masalah karena beban kerja yang makin hari kian berat, tuntutan kenaikan pangkat dengan sejumlah persyaratan, adanya masalah dengan peserta didik di sekolah dan bahkan mungkin masalah yang berasal dari rumah tangga atau kehidupan sosial lainnya. Bolehkah guru Baper (Bawa Perasaan)?
Pada saat guru baper, guru membawa perasaan yang tidak semestinya ke dalam lingkungan sekolah sebagai indikasi dari guru yang kurang pandai mengolah emosi sehingga gagal menampilkan sosok kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa yang kemudian dilampiaskan dengan gagalnya komunikasi antara guru dengan peserta didik.
Hal ini menyebbakan ketidaknyamanan bukan saja bagi guru itu sendiri namun juga berdampak terhadap peserta didik. Munculnya sejumlah kasus kekerasan fisik maupun verbal yang beberapa kali kita temui di dunia Pendidikan disebabkan ada sejumlah oknum guru yang baper.
Sebagai manusia normal, guru diperbolehkan menyalurkan emosi apapun yang dimilikinya. Namun guru wajib memiliki kompetensi pedagogic, kompetensi professional, kompetensi pribadi dan sosial.
Lebih utama guru harus memiliki kompetensi pribadi dan komptensi social
Kompetensi pribadi adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan hal itu guru menyalurkan emosi haruslah pada tempat yang semestinya. Misalkan guru memiliki masalah pribadi, masalah keluarga atau masalah lain yang berasal bukan dari peserta didik maka dibutuhkan kecerdasan emosional guru untuk mengidentifikasi masalah, mengisolasi masalah sehingga tidak merembet ke yang lain dan kemudian menyelesaikan masalah tersebut.
Sehingga peristiwa baper bisa dihindari demi menjaga agar peserta didik tidak mendapatkan letupan emosi yang tidak ada sangkut pautnya dengan mereka. Peserta didik berhak mendapatkan rasa nyaman, aman dan contoh baik dari gurunya dalam menghadapi masalah.
Disinilah guru bukan hanya dituntut untuk mengajar saja akan tetapi guru dituntut harus memiliki kecerdasan emosional yang baik dalam memecahakan masalah yang dimiliki serta kompetensi pribadi dan social.
Guru hebat adalah guru yang mmepunyai kecerdasan emosional dimana mampu menanggalkan seluruh emosi negatifnya tepat sebelum mereka masuk kedalam lingkungan sekolah.
Guru Baper Boleh Tapi Pada tempatnya
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah di saya banyak pak guru baper, baik terhadap siswa maupun terhadap sesama pendidik, salam literasi
Saya dengan ibu...kalau begitu disekolah bapak gurunya harus dilatih kecerdasan emosional
Luar biasa... Ya, baperlah pada tempatnya