Anggia Marta Liza

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Beauty and The Best

Beauty and The Best

Sibuk ataupun tidak sibuk, kami para “Propokator” eh..proktor maksudnya, memang sering di cap sibuk. Apalagi sudah memasuki awal tahun, 2020, semua ujian yag ditujukan untuk siswa madrasah dimulai satu persatu. Ujian yang paling berat bagi proktor adalah tidak terkoneksinya jaringan dari server ke client. Tahukah mereka para siswa bahwa sebelum mereka di uji, kami dulu para proktor yang harus melalui ujian. Jika mereka dikatrol dengan settingan waktu 90-120 menit, kami berkali lipat dari itu, ratusan… atau lebih… hahahhaa…kayak iklan ya. Kalau kami dijadikan model iklan, kira-kira kontrak awal akan dibayar berapa y? Mungkin juga ujian mereka akan lebih colorfull dan mereka lebih refresh serta bersemangat karena sudah menyaksikan iklan ujian yang diperankan oleh pak Iman yang smart, pak Ef yang keren, pak Ram yang cool, dan aku sendiri yang paling cantik, hahahhaha.. ngga’ usah menyeringai begitu, terima keadaan saja lah ya…

Oh ya, maaf lupa memperkenalkan diri. Salam kenal dari kami para proktor, pak Iman, pak Ef, pak Ram dan saya, Maci.. Kamilah “Beauty and The Best”.. teng teng teng… tereeeeng teng teng…*harusnya ada backsoundnya.. ups. Harus bayar royalty y? Batal deh.. ngga’ usah pakai backsound.

Dari semua ujian siswa yang pernah kami hadapi, ujian kali inilah yang terberat karena aplikasi yang dipakai terlalu canggih. Jika teknologi sekarang sudah 5.0 (baca: five point O), maka aplikasi yang dipakai rasanya jauh diatas itu, jadi peralatan yang dipakaipun harus diperbaharui. Sudahlah.. semua sudah kami usahakan. Input datapun manual untuk teknologi yang terlalu canggih itu (lucu ya…saking canggihnya). Pak Ef dengan semangat yang menggebu masih bersedia begadang dan berlama-lama di depan laptop menghadapi setiap perubahan yang diberikan setiap hari, tapi hasilnya masih sama, masih belum bisa menembus aplikasi yang canggih ini. Kami para proktor walau yakin bahwa ujian ini tak akan berhasil masih bersemangat lembur di sekolah mempersiapkan jaringan dan client.

Tibalah pada hari H, hari yang ditunggu-tunggu oleh siswa untuk melaksanakan ujian online. Benarlah semua hitung-hitungan kami, ujian berhasil membuat para siswa gaduh karena setelah memasukkan nomor user dan password, tidak ada yang bisa dilakukan karena soal tidak muncul. Alhasil ujian batal dilaksanakan. Akhirnya hari itu, kami santai kayak di pantai, sambil membaca komen di group wa yang mengelitik jiwa. Sedih iya, dongkol iya.

Tetiba pak Iman teringat untuk mengganti ujian yang batal ini dengan soal ujian tahun lalu, pak KepMad setuju dengan usul beliau. Ujian penggantipun dilaksanakan. Yaaaaaaaaaaa, jangan ditanya apakah ada masalah, pasti adalah yesss! Setidaknya masalahnya dari kami, dan bisa kami handle semampu kami. Ujianpun berakhir dalam 4 hari. Apakah benar-benar sudah selesai? Aku kira sudah, dan ku yakin siswapun beranggapan begitu. Ternyata ujian secara online yang lalu akan diujikan kembali. Oooow my God!!!

Pak Iman dan pak Ef, sudah berjibaku di depan laptop memecahkan misteri teknologi yang super canggih ini, tapi masih tidak bisa tertembus. Hahahaha… pasti ada yang lagi nungguin (baca:pembaca), aku dan pak Ram santai saja ngga’ ngapa-ngapain. Eits, kepoooo ya… yang jelas kami punya pekerjaan yang tidak kalah penting saat ini, dan tidak usah pula kami pamerkan, takut disebut “RIA”, hahahahhahaha.

Kembali ke Reff, sembari menunggu kesiapan aplikasi online yang canggih itu, pak Ram bersiap meneguk minuman yang sedari tadi dibeli dan belum sempat diminum, bertolak belakang dengan kami bertiga yang sudah meminumnya lebih dulu.

Pak Ram meminum minumannya sembari berdiri, pakai tangan kiri pula. Aku teringat akan kata-kata Yazid. “mama, kalau minum itu ngga’ boleh pakai tangan kiri, harus pakai tangan kanan, dan ngga’ boleh berdiri juga, harus duduk, itu baru sopan!”. Langsung ku cegah pak Ram sebelum terlanjur meminum minumannya dengan tangan kiri, berdiri pula. “pak Ram, minum itu duduk, pakai tangan kanan, mau dikasih tau hadist dan ayatnya?”, omelku. “Oh ya, apa hadist dan ayatnya buk?”, timpal pak Ram. “Apa ya hadist dan ayatnya pak Pondok?”. Ku lemparkan pertanyaan yang tadi ku layangkan sama pak Ram kepada pak Ef secara tiba-tiba, karena aku memang ngga’ hafal hadist dan ayatnya, yang aku ingat pak Ef, adalah jebolan pondok pesantren dulunya. Pak Ef kelagapan, termenung, terdiam, entah apa yang ada dalam pikirannya. Pak Ram yang sedang minum tersedak, merasa lucu atas reaksi pak Ef. Hahahahahahhaha, memerah bagai tomat wajah pak Ram. Kami tertawa renyah, entah mentertawai diri sendiri atau lainnya.

Pak Pondok, tolonglah carikan hadist dan ayat yang bisa menguatkan bathin ini menghadapi ujian demi ujian yang akan kita hadapi pada semester genap ini. Langitpun mulai gelap, mari kita pulang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post