FENOMENA HOAX DI ERA DIGITAL
Information technology and the Internet are rapidly transforming almost every aspect of our lives - some for better, some for worse. (Teknologi informasi dan Internet mentransformasi hampir setiap aspek kehidupan kita dengan cepat – sebagian semakin baik, sebagian semakin buruk) - John Landgraf.
Fakta di lapangan menunjukan bahwa kemajuan teknologi informasi menimbulkan dampak yang luar biasa besar pada seluruh aspek kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan keuntungan yang ditimbulkan sebagai dampak positif. Namun, dampak negatifnya juga sangat mengkhawatirkan. Salah satu dampak negatif yang sering menimbulkan masalah pelik di kalangan masyarakat adalah maraknya penyebaran berita bohong atau yang familiar dengan sebutan Hoax.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia) yang dirilis pada 10/4/2019, sosial media adalah sarana penyebaran Hoax terbesar dengan persentase 87,50%. Disusul oleh aplikasi chatting dan websites. Mayoritas masyarakat meneruskan berita Hoax karena mendapatkan berita tersebut dari orang yang menurut mereka dapat dipercaya dan mengira bahwa berita itu bermanfaat. Sebagian yang lain beranggapan bahwa berita itu adalah fakta. Disamping itu ada juga yang meneruskan berita yang mereka dapat karena ingin menjadi yang pertama memberitahu dan iseng meneruskannya agar terjadi kehebohan. Maraknya Hoax disebabkan oleh adanya anggapan bahwa menyebarluaskan Hoax relatif mudah dan ampuh untuk mempengaruhi opini publik. Walhasil, dari hasil survei ditemukan bahwa mayoritas masyarakat mengaku menerima berita Hoax setiap hari, bahkan lebih dari satu kali dalam sehari. Sisanya menerima berita Hoax sebanyak seminggu sekali dan sebulan sekali.
Ironisnya, MASTEL menemukan bahwa banyak masyarakat yang merasa enggan untuk memeriksa kebenaran berita heboh yang mereka terima. Kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa berita tersebut sudah diperiksa dan sebagian yang lain merasa tidak mau tahu atau tidak mau repot. Isu politik merupakan aspek dengan persentase penyebaran Hoax terbesar (93,3%). Meningkat dari penelitian serupa yang dilakukan pada tahun 2017 (91,8%). Disusul oleh isu SARA. Berikutnya adalah isu pemerintahan, kesehatan, makanan dan minuman, penipuan keuangan, IPTEK, berita duka, sosial budaya, bencana alam, kecelakaan lalu lintas, dan info pekerjaan.
Mirisnya, Hoax telah menimbulkan berbagai masalah yang berpotensi menimbulkan bahaya. Hoax telah menjadi masalah nasional seperti gangguan keamanan, instabilitas politik, dan konflik perpecahan bermotif SARA yang tentu saja merugikan masyarakat sendiri. Seringkali Hoax menciptakan persepsi negatif terhadap pihak yang dirugikan. Bahkan lebih jauh menjurus pada pembunuhan karakter yang berakibat hilangnya kepercayaan publik terhadap korban atau objek Hoax yang biasanya seorang public figure yang berpengaruh. Sehingga publik meragukan bahkan tidak lagi percaya terhadap tokoh yang “dibunuh” karakternya melalui penyebaran Hoax.
Masifnya Hoax juga bisa mengaburkan fakta atau informasi yang benar. Terlalu sering menerima Hoax, masyarakat akan merasa ragu terhadap kebenaran setiap berita yang mereka terima bahkan apabila berita tersebut merupakan fakta. Banyak waktu yang akan tersita untuk melakukan upaya cross check terhadap kebenaran setiap informasi. Hal ini membuat sebagian orang merasa enggan untuk bersusah payah mencari kebenaran berita. Lalu menjadikan berita yang mereka terima sebagai bahan pembicaraan dengan orang lain. Hal ini tentu saja membuat berita Hoax lebih cepat menyebar.
Untuk terhindar dari bahaya Hoax perlu kesadaran bersama yang tentu saja dimulai dari kesadaran individu. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai upaya menuju masyarakat bebas Hoax. Pertama, mengenali ciri-ciri berita Hoax. Dalam sebuah artikel ilmiah yang ditulis oleh Eric Kunto Wibowo pada tahun 2017, disebutkan bahwa dari sisi kebahasaan berita Hoax memiliki karakteristik tertentu. Yaitu penggunaan judul yang provokatif, pungtuasi yang berlebihan, kata-kata berunsur imperatif, bahasa yang nirbaku, vulgar dan sarkastis. Dari sisi konten berita, Hoax biasanya berisi informasi yang tidak berimbang, partisan, dan mengandung unsur hasutan. Maka sebagai pembaca dan pengguna media sosial yang bijak, berhati-hatilah apabila mendapat berita semacam ini.
Kedua, bersikap kritis saat menerima informasi khususnya yang berkaitan dengan berita yang berpotensi merugikan seseorang atau kelompok atau terindikasi Hoax berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan diatas. Upayakan untuk mencari berita yang sama dari beberapa sumber terpercaya untuk membandingkan konten informasi agar terhindar dari kesalahan dalam mengambil kesimpulan.
Ketiga, membudayakan literasi membaca. Perlu ada kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat untuk terus menggalakkan budaya membaca. Budaya literasi yang baik akan menghasilkan masyarakat yang berwawasan luas dan melek teknologi digital sebagai salah satu dari keterampilan abad 21 (21st century skills) yang wajib dimiliki di era ini. Masyarakat yang berwawasan dan melek digital tidak akan mudah termakan Hoax.
Keempat, pemerintah perlu terus meningkatkan upaya menangkal dan memberikan klarifikasi atas setiap Hoax yang beredar terutama yang berkaitan dengan kepentingan seluruh masyarakat. Disamping itu, kampanye anti Hoax perlu terus digaungkan dengan cara memberikan edukasi yang efektif pada masyarakat terkait bahaya Hoax dan cara menangkalnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Antap opininya Pak
Terimakasih buk
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Paky
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Antap opininya Pak
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Mantap. Terima kasih infonya pak.
Sama-sama pak. Terimakasih kembali pak