ANI ANETA SINGGIR

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jurnal Karya Ilmiah

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK UNTUK MENINGKATKAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B TK HATI IBU

Abstrak

Dalam kehidupan sehari-hari anak dekat dengan permainan. Permainan tradisional maupun modern selalu dilakukan oleh anak-anak. Permainan yang dilakukan akan memberikan kesenangan kepada anak. Melalui bermain dapat mengembangkan aspek fisik motorik bagi AUD. Permainan tradisional meruapkan salah satu permainan zaman dulu yang dapat menstimulasi fisik motoric anak, namun terkadang orang tua dan guru tidak menyadari bahwa permainan tradisional adalah salah satu hal yang bisa membantu dalam menstimulasi fisik motoric anak. Oleh sebab itu pentingnya memberikan permainan yang baik kepada anak sejak usia dini.

Kata kunci : Permainan tradisional, Fisik Motorik

Abstract

In everyday life children are close to the game. Traditional and modern games are always played by children. Games that are carried out will give pleasure to children. Through playing can develop physical and motor aspects for AUD. Traditional games are one of the old games that can stimulate children's physical motor skills, but sometimes parents and teachers do not realize that traditional games are one of the things that can help stimulate children's physical motor skills. Therefore it is important to give good games to children from an early age.

Keywords: Traditional games, Physical Motor

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar bagi kehidupan setiap anak. Pendidikan pada anak usia dini tidak hanya menanamkan pengetahuan, namun juga membentuk karakter dan menyiapkan anak untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, stimulasi yang diberikan kepada anak usia dini harus sesuai dengan konsep perkembangan anak. Aspek perkembangan anak usia dini meliputi: aspek nilai moral dan agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, seni, dan fisik motorik baik motorik kasar dan halus. Semua aspek perkembangan anak tersebut dapat distimulasi melalui kegiatan pembelajaran.

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14 tentang pendidikan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini (early childhood education/ PAUD) sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa, kepada Tuhan yang Maha Esa. (Permendiknas Nomor 58, 2009:3). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009 menyatakan bahwa “tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi lingkup perkembangan nilai agama dan moral, fisik/motoric, kognitif, bahasa, serta sosial emosional kemandirian”. (Permendiknas Nomer 58, 2009:4)

Kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun dapat distimulasi dengan berbagai kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, salah satunya melalui kegiatan bermain permainan tradisional. Perkembangan fisik motorik adalah salah satu dimensi yang sangat penting dalam perkembangan individu secara komprehensif, karena pertumbuhan dan perkembangan fisik terjadi dari bayi sampai dewasa. Aktifitas keseharian anak dipengaruhi oleh perkembangan fisik motorik pada anak. Bila perkembangan fisik motorik anak berkembangan dengan baik, perkembangan yang lain-pun akan berkembang dengan baik juga. Perkembangan fisik merupakan perkembangan semua bagian tubuh dan fungsinya. Antara lain meliputi: perubahan ukuran badan, perubahan bentuk badan, perkembangan otak, perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus.

Menurut pandangan Hurlock bahwa perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, gerakan urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Sepanjang 4 atau 5 tahun pertama kehidupan pasca anak lahir, anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar (motorik kasar). Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang digunakan dalam berjalan, berlari, melompat, berenang dan sebagainya. Pasca usia 5 tahun terjadi perkembangan yang lebih besar dalam mengendalikan koordinasi yang lebih baik yang melibatkan kelompok otor yang lebih kecil (motorik halus) yang digunakan untuk menganyam, melempar, menangkap bola, menulis dan menggunakan alat-alat.

Untuk mengoptimalkan hasil belajar pengembangan fisik motorik terutama dibidang fisik motorik kasar seperti melompat, berlari, menari, bermain bola dan melakukan permainan mestinya diperlukan pendekatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengendalikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan menggunakan permainan tradisional engklek dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok. Selain itu anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimna penerapan permaian engklek pada anak kelomok B di TK Hati Ibu?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok B TK Hati Ibu setelah penerapan tradisional engklek ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Penerapan Permainan Tradisional Engklek Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B TK Hati Ibu

2. Untuk mengetahui peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B TK pada TK B melalui penerapan Permainan Tradisional Engklek.

1.4 Manfaat penelitian

1. Bagi Siswa

Hasil penilitian ini dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional engklek.

2. Bagi Guru

Dengan melaksanakan PTK ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Di samping itu guru terbiasa dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

KAJIAN PUSTAKA

Kemampuan Motorik Kasar

Gerak motorik kasar adalah gerak anggota badan secara kasar atau keras (Suyadi, 2010:68). Pendapat lain mengatakan motoric kasar adalah gerakan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. (Sujiono, 2005:1.13).

Aspek Pengembangan Motorik Kasar

Menurut Sumantri (2005:71) kemampuan yang diharapkan untuk anak pada aspek ini adalah : Berjalan, berlari, melompat dan berjingkat, mencongklang, menyepak, melempar, menangkap, memantulkan bola, memukul.

Ruang Lingkup Pengembangan Motorik Kasar

Menurut Sujiono (2005:12.3-12.5) ada 3 jenis gerakan yang dapat dilakukan dalam motorik kasar, yaitu

:

Gerak Lokomotor

Gerak Lokomotor adalah aktivitas gerakan dengan cara memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Contoh gerakan lokomotor adalah :

1) Melangkah, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggerakkan salah satu kaki ke depan, ke belakang dan samping.

2) Berjalan, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain dengan melangkah kaki secara berulang-ulang dan bergantian.

3) Berlari, yaitu mirip berjalan, namun dengan jangkauan yang lebih jauh.

4) Melompat, yaitu memindahkan tubuh kedepan dengan bertumpu pada salah satu kaki dan mendarat dengan kedua kaki.

5) Meloncat, yaitu memindahkan tubuh kedepan atau keatas dengan bertumpu pada kedua kaki dan mendarat dengan kedua kaki.

6) Merayap, yaitu menggerakkan tubuh dengan bertumpu pada telapak tangan sampai siku dan badan bagian depan mulai dari dada sampai ujung kaki.

7) Merangkak, yaitu menggerakkan tubuh dengan bertumpu pada telapak tangan, kedua lutut dan kedua ujung kaki.

8) Berjingkat, yaitu memindahkan tubuh ke depan dengan cara bertumpu pada salah satu kaki baik kiri maupun kanan dan mendarat pada kaki yang sama.

9) Berguling, yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain dengan cara merebahkan diri lalu menggulingkan seluruh badan ke kanan atau kiri.

b. Gerak Nonlokomotor

Gerakan Nonlokomotor adalah aktivitas atau tindakan dengan tidak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Contoh gerakan nonlokomotor adalah :

Gerakan-gerakan memutar tubuh atau bagian- bagian tubuh (kepala, lengan, pinggang, lutut, pergelangan kaki dan Latihan keseimbangan

c. Gerak Manipulatif

Gerak manipulatif adalah aktivitas yang dilakukan tubuh dengan bantuan alat. Contoh gerakannya adalah melempar, menangkap, menggiring, menendang, memantulkan bola atau benda lainnya.

Pengertian Permainan/Bermain

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Muchlisin, 2009:9).

Piaget dalam Mayesti (1990:42) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang.

Selanjutnya Dockett dan Fleer dalam Yuliani (2009:144) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

Permainan tradisional didefenisikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan suka rela dan menimbulkan kesenangan bagi pelakunya, diatur oleh peraturan permainan yang dijalankan berdasarkan tradisi turun temurun. Jadi permainan tradisional ialah permainan yang kegiatannya menyenangkan hati, menggunakan alat sederhana sesuai dengan keadaan. Rachmawati menyatakan permainan tradisional ini akan mengasah kemapuan otak, kemampuan membuat strategi, sikap mudah bersosialisasi, dan membangun EQ. Permainan tradisional lahir dari hasil kreativitas yang bersumber pada nilai-nilai kearifan lokal.

Permainan tradisional merupakan alat bermain yaitu sudah ada sejak zaman dulu dan diwariskan secara turun temurun. Pada umumnya permainan tradisional merupakan bentuk kreativitas seseorang karena permainan ini biasanya dibuat dengan bahan yang ada disekitar kita.

Aspek Yang Di Kembangkan Permainan Engklek Aspek dari perkembangan Engklek yang dapat dikembangkan yaitu: a. Kognitif Dalam permainan Engklek, anak dapat mengenali jumlah setiap langkah yang dilakukan sehingga anak tahu berapa langkah dia ketika bermain permainan Engklek. Anak mampu menganalisis di ada berapa orang temannya yang bermain. b. Bahasa Dalam permainan Engklek, anak dapat melatih bahasa anak ketika bersorak dan berdiskusi pada saat menentukan melompat dari satu kotak ke kotak lainnya saat menunggu giliran. c. Sosial emosional Dalam permainan Engklek ini anak dilatih untuk mengikuti aturan yang ada dalam permainan tersebut, serta belajar mengambil giliran sesuai dengan urutan dalam beberapa permainan dan kekompakkan. d. Perkembangan fisik Dalam permainan Engklek, anak dilatih untuk menggerakkan seluruh tubuhnya dengan menyenangkan, menjaga keseimbangan, dan dapat meninggkatkan kekuatan serta kelenturan otot–otot merek

Cara bermain permainan Engklek

Cara bermainnya sederhana saja, cukup melompat menggunakan satu kaki disetiap petak - petak yang telah digambarkan sebelumnya di tanah. Untuk dapat bermain setiap anak harus mempunyai kereweng atau gacuk yang biasanya berupa pecahan genting, keramik lantai atau pun batu yang datar. Kreweng/gacuk dilempar kesalah satu petak yang tergambar di tanah, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak – petak yang ada. Saat melemparkannya tidak boleh melebihi kotak yang telah disediakan jika melebihi maka dinyatakan gugur dan diganti dengan pemain selanjutnya. Pemain yang menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu melemparkan gacuk dengan cara membelakangi engkleknya, jika pas pada petak yang dikehendaki maka petak itu akan menjadi “sawah”nya, artinya dipetak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak tersebut dengan dua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan.

Peserta yang memiliki “sawah” paling banyak adalah pemenangnya. Pemainan ini sangat seru karena bisanya paling sering kesalahan yang dilakukan adalah saat kita melempar gacuk tapi tidak pas dikotaknya atau meleset dari tempatnya.

Manfaat permainan Engklek

Manfaat yang diperoleh dari permainan engklek ini adalah :

a. Kemampuan fisik anak menjadi kuat karena dalam permainan engklek ini anak diharuskan untuk melompat-lompat.

b. Mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarkan kebersamaan.

c. Dapat mentaati aturan-aturan permainan yang telah disepakati bersama.

d. Mengembangkan kecerdasan logika anak. Permainan engklek melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya.

e. Anak menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan.

f. Melatih Keseimbangan. Permainan tradisional ini menggunakan satu kaki untuk melompat dari satu kotak ke kotak berikutnya.

g. Melatih ketrampilan motorik tangan anak karena dalam permainan ini anak harus melempar gacuk/kreweng.

Keterkaitan permainan tradisional engklek dan kemampuan motorik kasar anak

Kemampuan motorik anak usia dini tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan kontrol motorik, motorik tersebut tidak akan optimal jika tidak diimbangi dengan gerakan anggota tubuh tanpa dengan latihan fisik. Program pengembangan keterampilan motorik anak usia dini sering kali terabaikan atau dilupakan oleh orang tua, pembimbing bahkan guru sendiri. Hal ini lebih dikarenakan mereka belum memahami bahwa program pengembangan keterampilan motorik menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pendidikan anak usia dini. Hal ini didasarkan pada pendapat Sudijono (2005: 1.13), yang mengatakan bahwa gerakan motorik kasar perlu dikenalkan dan dilatihkan pada masa anak pra sekolah dan pada masa sekolah awal melalui permainan, agar anak-anak dapat melakukan gerakan-gerakan dengan benar, dan yang terpenting dalam hal ini adalah menjadi bekal awal untuk mendapatkan keterampilan gerak yang efisien bersifat umum dan selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk perkembangan keterampilan yang lebih khusus. Maka jelas bahwa permainan tradisional engklek merupakan kegiatan bermain yang menyenangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator yang terdapat pada kurikulum di TK dapat dicapai. Karena permainan tradisional engklek membuat anak mampu meningkatkan motorik kasarnya dengan baik.

Kemampuan fisik yang ingin dicapai dalam kurikulum Permen RI No.58 Tahun 2009 merupakan kemampuan motorik kasar khususnya kemampuan melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih keseimbangan, kelenturan dan kelincahan dibutuhkan kegiatn yang menarik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara permainan tradisional engklek dan kemampuan motorik kasar adalah permainan tradisional engklek merupakan kegiatan yang membantu proses pembelajaran motorik kasar anak. Kemampuan motorik kasar anak akan dapat ditingkatkan apabila kegiatan pembelajaranya lebih menarik. Jadi jelas bahwa permainan tradisional engklek memiliki keterkaitan dengan kemampuan motorik kasar.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian

Jenis atau desain yang digunakan peneliti yaitu desain penelitian kualititatif. Dalam penelitian kualititatif kategori atau deskripsi yang dikembangkan atas daar kejadian secara nyata atau kegiatan dilapangan secara langsung (Rijali, 2019).

Dalam penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang tidak terdapat angka- angka statistik didalamnya (Subandi, 2011). Metode deskriptif juga hanya satu masalah atau fenomena dalam praktiknya dan dapat berupa suasana, lingkungan, organisasi, kultur dan waktu (Suardi, 2017).

3.2 Tempat dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B yang terdiri dari 12 anak dengan rincian 8 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Dilakukan di TK Hati Ibu di Jln. Hasanudin Timika.

3.3 Prosedur penelitian

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengamatan

4. Refleksi

Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrument penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini. Adapun instrument yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi aktivitas Guru

Lembar observasi ini disusun untuk memantau perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penguasaan terhadap metode yang dipakai. Serta penguaasaan kelas dalam menerapkan metode.

2. Lembar Observasi aktivitas anak

Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap perkembangan anak dalam kemampuan motorik kasar anak yang menjadi patokan dalam pengukuran seluruh perkembangan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional engklek.

3. Lembar observasi kemampuan anak

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil penelitian, manfaat yang diperoleh dari permainan engklek dalam motorik kasar anak adalah pertama, Kemampuan fisik anak menjadi kuat karena permainan engklek ini anak diharuskan untuk melompat-lompat. Kedua, melatih keseimbangan dalam permainan engklek ini anak dapat meloncat dengan menggunakan satu kaki dari kotak satu ke kotak lainnya. Ketiga, agar dapat melatih keterampilan pada motorik halus yaitu pada motorik tangan anak karena anak harus melempar keramik/ genting. Keempat, dapat meningkatkan masa otot anak agar otot anak menjadi lebih kuat dan tidak kaku. Dalam melakukan bermain dan permainan anak menunjukkan pada kegiatan bergerak dan menyenangkan yang terogranisinir dapat melalui sistem, mekanisme dan tujuan tertentu yang akan dilakukan oleh anak setelah itu untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembagan anak dan bermain juga dapat menjadi bahan belajar anak dapat mendapatkan berbagai hal dilingkungan bermainnya. Jadi dalam permainan tradisional engklek ini dapat mengeksplorasi secara langsung baik secara individu atau kelompok. Dengan begitu permainan ini dapat menjadi permainan yang inovatif, kreatif, menyenangkan dan dapat memberikan pengalaman secara nyata. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa permainan tradisional engklek memiliki manfaat aspek motorik kasar untuk anak usia dini dan menjadikan anak lebih aktif, disiplin dan bertanggung jawab serta memahami konsep kerjasama dalam sebuah permainan.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, permainan tradisional engklek memiliki manfaat aspek motorik kasar untuk anak usia dini dan menjadikan anak lebih aktif, disiplin dan bertanggung jawab serta memahami konsep kerjasama dalam sebuah permainan. Permainan tradisional memiliki kekayaan tersendiri dibandingkan permainan modern yang sekarang sedang marak-maraknya. Permainan tradisional tetap dipilih di beberapa kalangan masyarakat khususnya anakanak yang membutuhkan permainan yang dapat mengeksplor kebutuhan mereka. Permainan tradisional dikenal mempunyai banyak manfaat yang hingga saat ini masih tetap dilestarikan keberadaanya. Bermain merupakan kebutuhan, kenikmatan dan kepuasan bagi anak yang dilakukan anak secara gembira dan tidak merasa terbebani. Permainan yang dilakukukan dengan gembira dan menyenangkan sehingga anak merasa relaks dan ceria. Dalam aspek motorik kegiatan yang dilakukan dengan gerak baik itu gerak motorik kasar atau motorik halus. Dengan melakukan bermain anak dapat menggerakkanseluruh anggota tubuhnya. Ketika anak mempunyai kesempatan untuk bermain atau bergerak maka akan melatih otot anak menjadi kuat dan bugar (Rohmah, 2016). Perkembangan fisik motorik merupakan sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan fisik motorik harus di stimulasi sejak usia dini yang dimana sangat berkaitan dengan keterampilan gerak yang akan menjadikan otot anak lebih kuat (Khaironi, 2018). Motorik kasar merupakan bahasa gerak tubuh anak

dengan menggunakan kemampuan dalam menggunakan otot besar ataupun seluruh anggota tubuh anak (Fitriani & Adawiyah, 2018). Dalam gerakan motorik kasar anak memiliki kemampuan yaitu gerakan yang memerlukan sebagian besar koodinasi pada anggota tubuh anak diungkapkan oleh (Nasirun & Syam, 2016). Yang dimana kemampuan gerak motorik kasar dapat menentukan perkembangan pada anak sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal. Motorik kasar yaitu suatu gerakan yang selalu melibatkan otot besar dan saraf dalam motorik kasar memerlukan latihan dalam pengembangannya, kematangan seseorang diperlukan untuk mengotimalkan (khadijah & nurul, 2020). Dalam permainan engklek memiliki beberapa manfaat bagi anggota tubuh yaitu ketangkasan, kelincahan,kecepatan,keseimbangan dan kekuatan (Baan et al., 2020). Temuan ini diperkuat dengan temuan sebelumnya yang menyatakan terjadi peningkatan rata-rata skor kemampuan motorik kasar pada anak kelompok B setelah diterapkan permainan tradisional engklek (Adpriyadi, 2017). Permainan tradisional dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa(Nissa et al., 2019). Temuan lain menyatakan permainan tradisional engklek dapat meningkatkan kemampuan kognitif (Desvarosa, 2016). Melalui permainan tradisional juga dapat membentuk karakter anak usia dini (Srikandi et al., 2020). Model pembelajaran dengan permainan tradisional engklek menjadi sarana stimulasi perkembangan anak usia dini (Munawaroh, 2018). Permainan tradisional dikenal memiliki beberapa keunggulan dibanding permainan modern pada masa kini. Permainan tradisional dapat memperkenalkan, melestarikan, sekaligus meningkatkan kecintaan terhadap warisan budaya bangsa dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya (Amania et al., 2021; Hanief & Sugito, 2015). Pada era globalisasi kini beberapa pakar pendidikan Indonesia berusaha untuk menghidupkan dan melestarikan permainan tradisional di tengah gencarnya pengaruh budaya dan teknologi modern. pengembangan motorik kasar juga memerlukan koordinasi kelompok otot-otot tertentu yang dapat membuat mereka dapat meloncat, memanjat, berlari, manaiki sepeda roda tiga, serta berdiri dengan satu kaki. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak. Oleh karena itu, permainan tradisional engklek dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar (keseimbangan tubuh).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Permainan tradisional engklek ternyata memiliki banya manfaat salah satunya manfaat pada motorik kasar anak dan dapat menumbuhkan dan mengembangkan pada aspek perkembangan yaitu pada aspek motorik kasar anak yang dimana motorik kasar anak ini sangat berpengaruh pada perkembangan anak dengan cara melalui permainan tradisional engklek dan juga permainan tradisional engklek ini memiliki manfaat terutama pada motorik kasar anak yang akan menjadikan motorik kasar anak menjadi lebih berkembang sesuai dengan perkembangannya melalui permainan engklek ini anak dapat mengembangkan dan merangsang motorik kasar anak.

5.7 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwa penerapan permainan tradisional engklek untuk meningkatkan motorik kasar anak kelompok B TK Hati Ibu sarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B memilih permainan tradisional engklek adalah suatu alternatif yang dapat digunakan.

2. Karena Penelitian Tindakan Kelas sangat bermanfaat, hendaknya guru melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan proses dan hasil belajar yang lebih baik bagi guru dan anak juga demi meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009. Tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan.

Jakarta: Eka Jaya.

Sumantri 2015. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Sujiono, Bambang, dkk, 2010. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009 Konsep Dasar

Suyadi.2010, Psikologi Belajar PAUD, Yogyakarta: Pedogogia. Universitas Terbuka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post