Bantal Berduri (Tagur 156)
Bantal Berduri
Bukan mawar saja yang berduri. Bantal juga berduri. Bagaimana ceritanya?
Sebuah keluarga hidup sederhana dan bahagia. Di suatu desa terpencil jauh dari kebisingan kota. Keluarga bahagia ini terdiri dari Bapak, Ibu, 2 anak laki-laki, dan 1 perempuan. Anak pertama laki-laki, kedua perempuan, dan ketiga laki-laki. Jarak usia mereka tidak terpaut jauh. Masing-masing hanya berjarak 2 tahun.
Sang ibu, seorang wanita kuat, hebat, dan cekatan. Mengapa? Karena beliau mendapatkan suami sisa orang lain. Beliau istri kelima. Masyaallah. Namun beliau menjalani kehidupan bersama anak-anaknya dengan tenang dan sabar. Pada waktu itu suami beliau orang berpengaruh di desa. Sebagai pemimpin desa. Sering ada pertemuan di rumah. Setiap ada pertemuan pasti ada jamuan. Nah, sang Ibu termasuk andal dalam masak memasak. Apa saja menu beliau bisa. Sebagai ibu beliau dangat apik.
Suatu malam, anak laki, anak yang paling kecil merengek-rengek.
"Ada apa?" tanya sang ibu.
"Aku tidak mau pakai bantal duyi-duyi," jelasnya.
"Bantal duyi-duyi?"
"Iya, ini! Bantal duyi-duyi".
Sang ibu tidak dapat menahan tawanya. Anak-anak yang lain juga ikut tertawa.
Bantal duyi-duyi maksudnya bantal duri-duri.
Iya, bantal tersebut tidak terbuat dari kapas. Tetapi isi bantal yaitu kain perca. Makanya bantalnya keras dan di sana sini menonjol.
Sang ibu kreatif, memanfaatkan barang bekas. Tetapi tidak nyaman dipakai.
Cimanengah, 5 Juni 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Bu ceritanya, duyi-duyi
Hahaha, yerimakasih sudah mampir Bu, semoga sehat selalu, Aamiin