Peribahasa dimana banyak gula di sana banyak semut sedikit berbeda maknanya dengan ketika ada gula banyak semut yang datang. Pertama maknanya, dimana banyak rezeki, pekerjaan atau lapangan pekerjaan maka di sana banyak orang. Seperti di ibu kota. Karena banyak peluang pekerjaan maka banyak pula pendatang dari seluruh penjuru.

Kedua maknanya, ketika kita sedang punya, mungkin uang atau lainnya banyak orang yang datang minta bantuan, inilah...itulah. Tetapi ketika kita sedang kesulitan mungkin dalam pekerjaan atau pun uang, orang-orang yang pernah kita berikan bantuan malah menghilang. Pura-pura tidak tahu. Hal seperti ini sering kita temui di masyarakat mana pun.

Kebiasaan ini tidak bisa berubah bila kita tidak berusaha untuk mengubahnya.

Sejatinya menolong itu memang tidak mengharapkan balasan. Namun setidaknya ada basa-basi atau etika. Meski sekadar menyapa atau memberikan bantuan secara moril. Ini cukup ampuh sebagai obat untuk bangkit menata hidup baru. Kembali dari keterpurukan. Bantuan itu tidak semata berupa materi. Berikanlah apa yang dapat kita berikan. Walau hanya sekadar berpartisipasi.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita berserah diri. Memohon pertolongan, memohon perlindungan. Bahwa tiada daya dan upaya tanpa campur tangan Sang Maha Pencipta.