WAJAH PEMBERIAN
Menatap wajah sendiri woow!..... rasanya malu-malu kucing. Kulit yang dulu kencang, sekarang seperti kaos oblong yang sudah sering dipakai alias kendur. Bibir yang tak seseksi milik Angelina jolie ini masih tetap sama. Tetap setia tak berwarna warni. Bibir ndeso kata temanku. Biarkan saja tak bergincu. Kupikir bisa lebih menghemat he..he..,sebab harga satu gincu kwalitas sedang sama dengan harga delapan kilogram gula, dan tentu saja manisnya bisa dirasakan oleh satu keluarga.Aku bersyukur mungkin pernah ada lalat hinggap diwajahku. Meninggalkan kotorannya dan terus menempel sampai sekarang. Orang biasa menyebutnya tahi lalat dan itulah salah satu ciri khasku. Aku merasa heran,kumis tipis yang dulu tumbuh menghiasi wajahku, bahkan aku sampai dijuluki gadis berkumis, sekarang menghilang. Entah kenapa sebabnya, mungkin karena sisi maskulinku sudah mulai berkurang. Dulu aku suka bermain layang-layang, memancing, sepak bola dan memanjat pohon. Sekarang aku merasa menjadi perempuan sejati. Buktinya dua bidadari telah kumiliki.
Aku berkacamata,bukan karena mengikuti trand,seperti anak-anak alay sekarang. Mereka berkacamata demi tampil modis. Pakai lensanya yang hitam dan lebar. Persis syahrini katanya. Ada juga yang memakai kacamata tak berkaca, lalu apanamanya ya? Mungkin lebih tepat bingkai mata he..he..he..Dulu orang berkacamata karena rajin baca buku atau bisa juga kekurangan vitamin A,tapi sekarang beda. Mereka berkacamata karena terlalu banyak baca sms,wats app,bbm,dan bermain game seharian.Dulu berkacamata identik dengan kutu buku. Sekarang berkacamata bisa disebut kutu yang lain,yang penting jangan jadi kutu kupret.
Mencermati wajahku seperti membuka buku diary. Penuh kenangan. Setiap orang punya cerita. Setiap orang menjadi tokoh dalam hidupnya. Bahkan tokoh yang sangat menyebalkan seperti Patih Sengkuni dalam cerita Mahabarata, tidak bisa dinafikkan keberadaannya. Mahabarata menarik karena ada Sengkuni,ada Duryudhana, ada Arjuna yang ketampanannya mampu meluluhlantakan hati dan perasaan wanita.Ada juga Drupadi yang cantiknya luarbiasa,tapi hidupnya penuh dengan penderitaan walaupun punya lima pangeran. Mungkin Drupadi bahagia jika hanya milik Arjuna saja. Tapi sutradaranya pintar membuat alur cerita yang bisa membuat pemirsa TV menggigit bibirnya karena galau. Mengepalkan tangannya karena gemas-gemas manja (kata Syahrini), atau bisa semelankolis Iis Dahlia yang sukanya mewek-mewek. Hmm...itulah hidup. Hidup seseorang sudah tertulis sebelum terlahir. Manusia tak mampu melarikan diri dari takdir ilahi. Aku hanya tokoh yang berusaha bermain sebaik mungkin. Inilah wajahku. Wajah pemberian Sang Sutradara kehidupan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap jiwa, bagikan ke group MG
Siip