Bukan seorang penyuka bunga, bukan berarti tidak sah merawat bunga. Tak pernah sekalipun rumahku berbunga-bunga. Rumah yang tak berhalaman tidak perlu ada bunga, menurutku. Itu dulu...lima tahun yang lalu. Kusukai terasku yang hanya berhiaskan keramik mocca. Saya memang orang yang tidak piawai merawat bunga. Merawat bunga membutuhkan ketelatenan, ilmu pertanaman, dan kesabaran. Namun hal itu berubah sejak di sekolah ada penyegaran tanaman. Baik siswa maupun guru terlibat dalam menanam sekaligus merawat bunga. Aku merasakan kesenangan setiap kali melihat bunga yang tumbuh di seantero halaman sekolah.

Mulailah kuberpetualang dengan bunga. Dari keladi, aglonema, philodendron. Dan paling kusuka adalah anthurium. Kubeli anthurium pertamaku di CFD. Kecil mungil berbunga satu. Sangat indah. Satu tahun berlalu, anthurium tak mau move on.. hanya segitu saja. Lambat laun, bunga mengering dan..mati. Kuganti media tanam, tidak berubah. Kuganti lagi, tambah pupuk. Tetap saja. Pasrah. Kutemukan ajal pada sang anthurium pertamaku.

Kumencoba beradu peruntungan lagi dengan membeli 3 anthurium. Saat beli, masing-masing ada kelopak bunganya. Satu warna pink, dua merah. Setengah tahun sudah. Anthuriumku tetap berbunga satu. Lebih mengenaskan lagi, aku harus mengamputasi semua bunganya karena mengering saat musim panas 4 bulan lalu. Tetap kupertahankan anthuriumku walau tanpa bunga. Hari ini, kucoba mengganti pot anthurium ke pot yang lebih besar. Berharap mereka mau mempersembahkan bunga untuk sang pemelihara amatiran ini. Semoga.