Norman sudah 3 hari tidak masuk sekolah. Bukan kebiasaannya dia membolos. Bu Diana sebagai wali kelasnya merasa khawatir tentang keadaannya. Diutuslah bu Ima untuk home visit. Melihat kondisi si Norman. Kenapa bu Ima? Selain rumah Norman dekat dengan beliau, bu Ima sangat hapal daerah sekitar Norman.

Sepulang dari rumah Norman, bu Ima mengabarkan bahwa Norman baik-baik saja. Tidak sakit. Hanya saja, dia.... sudah 3 hari tidak makan! Perutnya hanya diganjal dengan air putih! Mendengarnya, kami merasa pilu, kelu. Dunia semaju ini, kenapa murid kami masih kelaparan! Kami menangis! Menjerit dalam hati. Seketika, ada usulan mengumpulkan donasi untuknya. Dalam sekejab, bapak ibu guru memberikan donasi yang cukup besar untuk Norman.

Itulah sepenggal kisah nyata yang kami angkat dalam sebuah antologi cerpen Membasuh Mutiara, Bersihkan Hati. Banyak hal yang terjadi pada siswa. Hal sepele namun mampu merubah pola pikir sang guru. Membaca buku ini, kita akan dibawa pada sebuah pemasrahan diri. Bahwa seorang murid mampu mengubah pandangan guru. Guru yang awalnya menyepelekan siswa, menilai hanya dari sisi negatif saja. Banyak hal dibalik siswa tentang apa yang menyebabkan mereka melakukannya.