Terlalu banyak bicara, lalu kapan kerjanya? Sang pemilih memulai ceritanya tentang dunia yang kini sedang dinikmatinya. Menerima pilihan sebagai orang yang selalu berada di posisi paling atas, apa yang tidak bisa dia lakukan? Semua pasti bisa dan semua yang berada di bawahnya pasti akan mengikutinya.

Hati ini menjerit. Terasa sulit kami mengumpulkan materi. Semua kami lakukan tanpa keluhan. Biarlah Tuhan yang menghitung semuanya. Kami sudah terbiasa mengesampingkan kesenangan seperti orang lain lakukan. Tak ada rekreasi. Tak ada sensasi. Semua demi satu misi. Kualitas diri.

Sang pemilih masih bicara saja. Dia pilih semua yang dia suka. Yang tidak dia suka, dia onggokkan begitu saja. Tak terasa telah menyusut materi kami. Tanpa henti dia bicara. Terus saja bicara. Kami tak bisa menghentikannya. Sekali kami memotong bicaranya, saat itu juga kami harus menanggung akibatnya. Maka, diamlah kami. Diam dalam jeritan.