What An Unbelievable Class!

Well, what can I say, friend?

Ini tulisan saya yang kali ketiga aslii...dengan judul yang sama, dengan tema yang sama, yaitu tentang kesan dan pesan mengikuti kelas menulis sagu sabu (satu guru satu buku) yang pertama kali saya ikuti sepanjang sejarah hidup saya. Tahu tidak, saat saya menulis yang ketiga ini saya benar-benar udah mulai hopeless, betapa tidak...?

Saya sangat sulit untuk menuangkannya dalam kalimat untuk membangun paragraf, eeh... malah tulisan saya yang saya simpan sebelumnya di draft gurusiana untuk saya mau cek kembali sebelum publish, eeh...malah hilang. Hadeeehhh...bahasa anak muda sekarang. Untuk itu mohon dimaafkan ya Pak Leck Murman kalau tulisan yang ketiga ini juga tak bagus.

Jujur, perasaan saya saat ini campur aduk...seperti orang yang dapat mainan baru atau gadget baru. Dilihat, ditimang, diutak utik. Dari awal baru bergabung saja dengan grup sagu sabu bukanlah impian saya. Apalagi menulis, hehehe. Benar kata teman saya Bu Ahlis, salah satu penyebar virus menulis. Beliau bilang, menulis itu adalah salah satu pengobat stress dan cara menyampaikan kejujuran tentang diri kita sendiri. Kemudian kenal lagi dengan Pak Leck Murman, sapaan untuk beliau yang membumi tapi ternyata Pak Leck sangat menginspiratif kami dengan karya karyanya. Dan satu lagi, Bu Reni, pribadi sederhana yang tak kusangka diberikan Tuhan untuk menjadi link saya sehingga kesasar dijalan yang benar. Beliau menjadi booster dengan rela untuk memotivasi saya menulis pertama kali untuk tugas sekali tarik digrup WA Sagu Sabu.

Dan akhirnya terdamparlah saya dikelas menulis Sagu Sabu. Dengan semangat membara saya ikuti pagi hari hingga sore hari kemarin dengan menyimak kelas perdana Bu Istiqomah yang cetaar membahana. Benar-benar opening class yang tops bingiiiit. Saya yang awalnya ragu dan mungkin mengantuk, jadi terbelalak dan tidak terasa sudah seharian duduk dikelas mengerjakan tugas yang beliau berikan. Banyak pengetahuan baru tentang menulis yang belum pernah saya dapatkan, seperti memoar, fiksi, faksi, biografi, outline, sinopsis, dan lain lain. Dan sekarang ini saya sedang menunggu sinopsis saya dicek dan dikomentari beliau di WA japri. Semoga saya mendapat rejeki untuk merasakan dibimbing seorang maestro yang merupakan salah satu berkah Allah di awal tahun ini. Terima kasih Pak Leck dan para panitia yang sudah memberi kesempatan saya untuk ngangsu ilmu dikelas menulis. Semoga visi dan misi Media guru dalam meningkatkan budaya literasi di Indonesia semakin membahana dan sukses sebagai upaya untuk ikut berperan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.

(Anik Aniqoh, peserta kelas menulis SaguSabu)