Guruku Mirip Artis
#HGN2020
#TantanganGurusiana
#Tantangan_365HariMenulis
#Tantangan_Hari_Ke83
.
Guruku Mirip Artis
Masa sekolah meninggalkan berbagai kenangan baik yang manis maupun pahit bahkan asam sekalipun. Banyak momen yang bisa menjadi perbincangan menarik dari situ. Setiap orang pun seolah tak mau kalah untuk urusan nostalgia ini.
Memenuhi tantangan dari Gurusiana dalam rangka Hari Guru Nasional, saya teringat masa-masa sekolah di MTsN Tambakberas, mulai tahun 1989 sampai 1992. Banyak diantara guru-guru kami yang -menurut kami- mirip artis ibukota. Sehingga kami biasa menyebut beliau-beliau dengan sebutan nama artis.
Saya ingin mengenang guru-guru kami (saya dan teman-teman seangkatan) dengan menceritakan beberapa dari beliau.
Pertama, ibu guru keterampilan. Beliau mirip sekali dengan penyanyi dangdut Evi Tamala. Hanya saja tubuh ibu guru kami lebih kurus dari Evi Tamala. Gayanya juga lemah gemulai, perkataannya lembut sekali hingga kami hampir tidak bisa mendengar jelas ketika beliau berbicara. Salam kangen kami untuk Bu Jumaini.
Kedua, beliau adalah guru bahasa arab. Suaranya lantang dan tegas ketika berbicara. Beliau kami samakan dengan salah satu rocker Indonesia, Nicky Astria. Mendengar suaranya saja nyali kami menciut. Tak jarang kami dibuat takut begitu mendengar suara beliau atau mendengar suara sepatu ketika beliau berjalan. Salam sungkem kami buat Ibu Hindun Hurriyah.
Ketiga, beliau mirip sekali dengan artis komedi Indonesia - Didi Petet. Gaya bicaranya, cara tertawanya, model berjalannya, mirip sekali dengan Kang Didi. Hanya saja postur tubuhnya agak lebih tinggi dari pada Kang Didi. Salam hormat kami untuk Almarhum Bapak Busthomi.
Dan masih banyak lagi cerita kenangan tentang guru-guru kami, yang dulu sering membuat kami merasa takut ketika di sekolah. Tak jarang kami juga merasakan jeweran dan pukulan kasih sayang dari beliau-beliau.
Kami tahu, ketika guru-guru berdiri di depan kelas, dan kami harus tawadu' dan memberi penghormatan, itu bukan karena beliau-beliau haus kehormatan, tetapi karena kami sedang diajar untuk tahu bagaimana cara menghormati.
Ketika guru-guru kami mengajar didepan kelas, beliau meminta kami untuk memperhatikan, karena tak jarang kami mengabaikan beliau dan tidur di bangku kelas. Beliau melakukan itu bukan karena beliau tak tahu metode mengajar yang baik, tetapi karena kami sedang diajar untuk menghargai orang lain.
Ketika kami mendapatkan Pekerjaan Rumah, kami diminta menyelesaikan PR tersebut, bukan karena guru-guru kami memberi beban tambahan belajar, tetapi karena kami sedang diajar untuk bisa mengisi waktu berkualitas. Karena masa-masa ketika kami di pesantren adalah masa-masa belajar.
Suatu saat, ada diantara kami yang menyontek ketika ujian. Guru-guru kami merobek kertas ujian karena perbuatan menyontek, lalu kami -yang mencontek- diminta mengikuti ujian susulan. Semua itu beliau lakukan bukan karena beliau berlaku jahat, tetapi karena kami sedang diajar pentingnya kejujuran.
Slogan 'Kebersihan adalah sebagian dari iman' mengharuskan kami diminta untuk membuat jadwal kebersihan. Kami diminta membersihkan lingkungan, bukan karena guru-guru mau seenaknya memerintah, tetapi karena kami diajar untuk bisa bertanggung jawab.
Ada beberapa guru yang menurut kami killer, selalu berbicara keras karena kami kurang memperhatikan ketika pelajaran berlangsung, bukan karena beliau benci, tetapi karena kami sedang diajar untuk sadar akan kesalahan.
Kenangan buat teman-teman kami yang bandel, guru-guru selalu menegur keras mereka yang bandel, bukan karena beliau marah, tetapi karena kami sedang diajar untuk mengerti kebaikan.
Guru-guru kami yang melarang kami melakukan hal-hal yang terlihat asyik, bukan karena beliau tak mengerti kesenangan kami, tetapi karena kami sedang diajar untuk melihat masa depan lebih baik.
Kami sangat berterima kasih kepada guru-guru kami, yang sebagian besar sudah meninggal dunia. Ketika kami mengenang masa-masa di sekolah, terbersit suatu tanya, pantaskah kami membenci guru-guru kami? Sedangkan kesuksesan yang kami nikmati saat ini adalah hasil dari didikan keras dan disiplin dari guru-guru kami.
Kami selalu merindukan guru-guru kami. Teruntuk beliau-beliau yang telah wafat, semoga surga menanti. Lahul faatehah ...
Selamat hari Guru Nasional tanggal 25 November 2020.
BANGGALAH MENJADI GURU.
Jombang, 25 November 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Membuka kenangan lama yang tak bisa ku lupakan,,, Salam literasi miss aniik...
Salam literasi juga bu Guru Ita ... Jadi kangen sama guru2 kita ya... Hiks....
Keren..... selamat hari guru.., salam literasi
Terima kasih bunda... Selamat hari guru buat bu uswatun juga...
Joss
Tengkiss honey...
Keren. Sangat inspiratif
Makasih Pak Melvin...