SABAR, Musibah Bukanlah Ujian Terbesar
#TantanganGurusiana
#Tantangan_365HariMenulis
#Tantangan_Hari_Ke65
.
SABAR, Musibah Bukanlah Ujian Terbesar
Allah Swt berfirman:
وَبَلَوۡنَٰهُم بِٱلۡحَسَنَٰتِ وَٱلسَّيِّـَٔاتِ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
“Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS.Al-A’raf:168)
كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةٗۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS.Al-Anbiya’:35)
Dari dua ayat di atas cukup menjelaskan bahwa ujian di dunia ini bukan hanya berupa musibah dan kesulitan, namun setiap sisi dalam kehidupan kita adalah ujian.
Sakit adalah ujian, kesehatan pun ujian. Kemiskinan adalah ujian, kekayaan pun ujian. Kesengsaraan hidup adalah ujian, kesenangan pun ujian.
Tapi nyatanya, ujian berupa kesenangan sebenarnya lebih “berbahaya” daripada ujian berupa kesulitan.
Mengapa?
Karena musibah dan kesulitan seringkali membuat seseorang merasa lemah dan butuh kepada pertolongan Allah, yang akhirnya menjadikannya berusaha mendekat kepada-Nya agar segala kesulitannya bisa terselesaikan.
Dalam sebuah ayat, Allah Swt Berfirman :
وَإِذَا غَشِيَهُم مَّوۡجٞ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ فَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٞۚ وَمَا يَجۡحَدُ بِـَٔايَٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٖ كَفُورٖ
“Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Adapun yang mengingkari ayat-ayat Kami hanyalah pengkhianat yang tidak berterima kasih.” (QS.Luqman:32)
Sementara kesenangan adalah ujian yang lebih dahsyat. Karena seringkali seorang yang mendapatkan kenikmatan terlalu sibuk dengan kenikmatan tersebut dan lupa terhadap pemberiNya. Dan pada akhirnya ia menjadi budak dari kenikmatan itu sendiri sehingga membuatnya celaka di dunia dan akhirat.
Karenanya, jangan bangga bila hidup kita selalu senang dan penuh kenikmatan, karena itu semua adalah ujian terbesar yang seringkali melenakan.
Jangan dulu berbangga karena kita masih dalam ruang ujian. Boleh kita berbangga jika telah lulus dalam ujian tersebut, yaitu selamat dari api neraka dan meraih surga.
كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali ‘Imran:185)
Semoga bermanfaat.
Jombang, 7 November 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar