SEBUAH RAHASIA -Bagian 2
Setelah melakukan perjalanan di udara selama beberapa jam, mobil terbang akhirnya mulai menurunkan ketinggian posisi terbangnya secara perlahan dan teratur. Ban mulai menapak di atas es. Mesin double turbo mengubah arah tekanan sehingga tenaga yang dihasilkan justru mendorong mobil terbang ke arah belakang, hal itu dilakukan sebagai usaha menghentikan mobil terbang. Akan sangat berbahaya jika mobil terbang dihentikan dengan menggunakan rem, karena besar kemungkinan akan tergelincir karena licinnya lintasan es atau bahkan terperosok menabrak pepohonan.
Wuuuzzz ….
Angin dingin langsung menyerbu masuk ketika pintu mobil terbang pertama kali dibuka. Terasa butiran kecil dan halus dari es menyentuh wajah hampir semua orang yang hendak keluar dari dalam mobil terbang.
“Dinginnyaaa …,” ucap Ron sambil menguap.
Satu per satu murid Hogwarts yang terkenal dengan sebutan tiga sekawan turun menginjakkan kaki di es yang keras berwarna biru. Angin dingin langsung menyambut. Suhu mencapai minus sepuluh derajat celcius.
“Kita harus cepat sampai gerbang sebelum murid-murid yang naik kereta datang.” Harry berucap sedikit berteriak melawan dingin yang membuat giginya bergemeletuk.
“Bagaimana kita bisa sampai dengan cepat, sedangkan hutan larangan yang akan kita lewati begitu lebat,” sahut Ron.
“Alohomora!”
Hermione mengayunkan tongkat sihirnya untuk membuka jalan di hutan larangan yang akan mereka lewati. Semua saling bertukar tatap dan tersenyum bersamaan.
“Let’s go!!!”
Kekompakan semangat mereka berpadu pada teriakan yang sama. Tiba-tiba mereka mendengar suara ledakan dari arah hutan larangan yang akan mereka lewati. Terlihat sebuah cahaya hijau melesat ke langit dan membentuk lambang ular.
“Pelahap Maut!” teriak Hermione dengan keras.
Seketika Harry menarik tangan Hermione dan berlari melewati hutan larangan menuju gerbang Hogwarts. Ron masih melongo melihat cahaya hijau yang tampak terang di atas hutan larangan. Dia pun akhirnya berlari menyusul Harry dan Hermione.
Hutan larangan yang mereka lewati sangat rimbun dan lebat. Pepohonan berdiri kokoh berderet-deret dan saling berdekatan, membuat suasana terlihat gelap. Di tengah perjalanan, mereka melihat bayangan hitam berjubah sedang menunduk dan berlutut di depan sosok hitam. Gerak-geriknya seperti tidak asing buat mereka, mirip tubuh Professor Snape. Ya, pasti itu Professor Snape. Sedang apa dia?
“Harry, Ron, mari kita sembunyi di balik semak rimbun itu!” ajak Hermione setengah berbisik sambil menunjuk semak tak jauh dari sosok berjubah di depan mereka.
“Kerja bagus! Kau berhasil membuat mereka sibuk dengan Dementor sehingga kita bisa masuk dengan bebas. Maju!” Samar-samar terdengan ucapan mengerikan yang berasal dari sosok hitam sang penguasa kegelapan. Kemudian sosok hitam itu terbang diikuti oleh anak buahnya untuk menyerbu Hogwarts.
“Voldemort! Ya, tidak salah lagi. Makhluk hitam itu Voldemort dan pengikutnya.” Mata Hermione terbelalak tak percaya melihat apa yang sedang terjadi.
____________
Jombang, 5 Februari 2021
#TantanganGurusiana
#Tantangan_365HariMenulis
#Tantangan_Hari_Ke5
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar