Sebelum petang, Hermione dan dua sahabatnya, Harry dan Ron, sudah sampai di gerbang Hogwarts. Tubuh mereka berbalut jubah tebal karena dingin yang begitu menggigit. Kabut pekat menghiasi langit, menyelimuti pemandangan di bawah pegunungan Hogsmeade.

“Harry! Kemana saja kok baru datang,” Professor Hangrid menyambut kedatangan mereka bertiga. Profesor Pemeliharaan Hewan Ajaib ini adalah manusia setengah raksasa yang entah kenapa menyukai hewan-hewan aneh. Dia sangat dekat dengan Harry, Hermione, dan Ron.

“Maaf, Professor, ada sesuatu terjadi,” jawab Hermione menjelaskan keterlambatan mereka.

Hangrid mengajak Hermione menepi di balik pilar besar. Dia ingin mengetahui apa yang sedang terjadi. Kekacauan yang terjadi masih menghiasi pelataran gerbang Hogwarts. Harry mencoba membantu para Auror menghalau serangan Pelahap Maut yang tersisa. Dia mengeluarkan tongkatnya yang patah dari dalam tas mokeskin miliknya, kemudian mengayunkannya ke arah Dementor.

“Expelliarmus!”

“Expecto Patronum!” Terdengar teriakan Ron yang lantang hampir bersamaan dengan Harry yang tak jauh darinya, tepatnya di seberang lapangan quidditch.

Langit yang hitam pekat berubah terang bercahaya. Kawanan Dementor yang beterbangan seketika lenyap ketika sinar putih keperakan yang berbentuk phoenix menyulap pelataran Hogwarts menjadi terang bak siang hari. Sementara dari balik tembok yang tersembunyi, Snape menyaksikan semuanya.

Jombang, 6 Februari 2021

________________

#TantanganGurusiana

#Tantangan_365HariMenulis

#Tantangan_Hari_Ke6

#FanFiction

Terinspirasi dari film Harry Potter.