Bangun, cuci muka, lalu sarapan! Jangan rebahan terus! Apa kamu enggak pengen ketemu mentari pagi ini?

Mendadak mataku terbuka lebar akibat bentakan suara hati yang tak rela pemiliknya terus bergelung dalam selimut.

Aku capek. Aku merasa sendiri di dunia ini. Padahal kenyataannya aku dikelilingi orang-orang yang peduli padaku, perhatian akan aktifitasku, dan menyayangiku. Mungkin hatiku sempit nggak bisa menerima orang lain. Mereka seakan-akan datang dan pergi seperti senja dan pagi.

Aku capek. Aku nggak mau mengejar kebahagiaan yang mendadak menghampiri, mengajakku ke tempat-tempat baru dan bertemu orang-orang baru. Meskipun semua itu bisa membuatku tersenyum tulus, aku nggak mau mengikutinya. Kakiku belum cukup kuat untuk diajak berlari. Aku masih harus banyak berlatih, agar langkahku tak tertatih mengikuti.

Mereka terlalu cepat, terlalu bersemangat dan terlalu sering berubah pikiran. Aku pun dibuatnya terperangah. Mereka terlalu jauh berjalan di depanku. Aku tak sanggup mengikutinya. Aku terengah-engah dibuatnya. Aku cuma bisa mengeluh dan ingin bilang: aku belum siap.

Secepat detik jarum jam berputar, aku pun lupa untuk mendengarkan kakiku yang mulai letih, air mataku yang tak ingin menunjukkan diri, serta paru-paruku yang mulai sulit mendapatkan udara. Aku lupa memperhatikan tubuhku hingga akhirnya mereka putus asa.

Sepertinya aku harus mulai mendengarkan diriku sendiri; tak apa kalau belum siap, tak apa kalau masih ragu, aku tengah berusaha sebisaku. Aku bebas untuk tersenyum, menangis, marah, tertawa, tidak ada yang harus kupaksakan. Aku akan baik-baik saja.

“Jadi gimana? Sudah punya akun Gurusiana untuk mulai belajar menulis kan?” tanya temanku yang sudah mendapatkan sertifikat perak dari Mediaguru.

“Ya, aku siap. Meski mereka lebih siap dariku, aku akan baik-baik saja," jawabku. "Ternyata tulisan pertamaku di Gurusiana sudah ada sejak awal Desember 2018," lanjutku penuh semangat untuk memulai kembali menulis.

"Menulislah, posting karyamu dan berbagilah untuk mereka di luar sana," ucap temanku menyemangatiku.

Kubalas ucapannya dengan tersenyum. Kemudian kuambil gawaiku, kubuka browser dan kuketik username akun Gurusianaku. Ternyata aku tidak lupa dan masih bisa menggunakannya dengan baik meskipun lebih dari satu tahun tak menyentuhnya.

Let's Start. Kutulis sebuah judul di laman membuat artikel baru, Sebuah Tantangan Sederhana yang Berat. Jari-jemariku pun menari dengan lincahnya menuliskan kata demi kata. Hingga tak terasa, terciptalah sebuah cerita pendek beberapa paragraf. Dan inilah aku, seorang guru madrasah yang akan ikut meramaikan jagat literasi di bumi nusantara ini.

-s e l e s a i-

Jombang, 1 Januari 2022

_______________

#TantanganGurusiana

#Tantangan_365HariMenulis

#Tantangan_Hari_Ke1