Aning Pudjiastuti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGENAL SEKILAS PEMBELAJARAN SENTRA DI PAUD

MENGENAL PEMBELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI

Setiap orang tua pasti mendambakan hadirnya anak-anak yang menyenangkan. Dan cenderung menghindari adanya ketidaknyamanan menimpa putra-putrinya. Hal ini wajar karena naluri orang tua memiliki kasih sayang terhadap anaknya. Rasa sayang dan harapan yang besar dari para orang tua seringkali diwujudkan dengan keinginan-keinginan orang tua yang dipaksakan. kurang memperhatikan kepentingan anak. Bila hal ini terjadi sejak usia dini, tentunya bukan sesuatu yang terbaik bagi anak. Bisa jadi malah bumerang bagi orang tua.

Pernahkah kita melihat atau mengalami sendiri anak-anak usia pra sekolah diharuskan belajar dan mengikuti berbagai macam les setelah pulang sekolah di kelompok bermain atau taman kanak-kanak. Dari sudut pandang orang tua, kegiatan seperti itu bisa dikatakan penting bagi anak. Karena banyak para orang tua mengukur kecerdasan anak dari hasil yang bersifat numeric atau diukur dengan angka. Maka buru-buru mereka mempersiapkan kecerdasan anak dengan berbagai macam les sejak usia dini. Tapi tahukah kita apa yang dibutuhkan anak dalam proses belajar mereka.

Para ahli perkembangan anak menyatakan bahwa kebutuhan penting anak dalam proses belajar mereka antara lain belajar melalui bermain, belajar dalam suasana yang menyenangkan dan kondusif untuk perkembangan anak, belajar berpusat pada minat dan kebutuhan anak. Hal ini perlu diperhatikan terutama pada anak usia dini.

Aktivitas anak saat bermain pada dasarnya mengandung unsur pembelajaran bagi anak usia dini. Proses belajar bagi anak usia dini paling efektif bila dilakukan dengan bermain dan dalam suasana yang menyenangkan. Bermain adalah tahap awal proses belajar pada anak yang dialami semua orang. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan tanpa ada tujuan tertentu yang dicapai. Jadi apapun kegiatannya, bila dilakukan dengan senang tanpa ada paksaaan dapat dikatakan bermain. Bermain juga dikatakan sebagai kegiatan inklusi dan inheren, yaitu motivasi untuk bermain datang dari dalam diri anak dan tidak perlu diajarkan lagi karena sejak bayi memang sudah ada kebutuhan bermain. (Ratnadiah, 2011;84-85).

Dasar itulah yang digunakan di Play Group dan TK Islam Terpadu II Qurrota A’yun Ponorogo sebagai pendekatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dikemas dengan banyak bermain yang terarah dalam model pembelajaran Sentra atau BCCT (Beyond Center and Circle Time). Pembelajaran yang mengembangkan berbagai aspek perekembangan anak melalui aktivitas bermain. Aspek-aspek perkembangan anak yaitu Nilai Agama dan Moral, perkembangan bahasa, kognitif yang meliputi kemampuan belajar dan pemecahan masalah, kemampuan berpikir logis, kemampuan berpikir simbolis, perkembangan motorik anak, perkembanan social emosi dan seni.

Dengan sistem moving class, anak-anak memiliki kesempatan bermain yang cukup di kelas-kelas Sentra. Sentra bermain yang dibuka setiap hari di PGTKIT I Qurrota A’yu yaitu :

1. Sentra Main Peran Makro

Di Sentra Peran Makro anak bermain peran menjadi atau sebagai, sesuai dengan tema pembelajaran yang diambil. Anak bermain peran menirukan tokoh berbagai macam profesi atau situasi. Misalnya bermain peran penjual dan pembeli, dokter dan pasien, kegiatan memasak meniru gaya Chef dan masih banyak lagi. Banyak unsur yang dikembangkan dalam kegiatan bermain ini. Anak mengolah kemampuan berbahasa, menerima dan mengungkapkan bahasa dengan kalimat sederhana, berkomunikasi, mengembangkan kemampuan sosial emosi dengan belajar berinteraksi, belajar menghargai teman. Dengan kegiatan bermain peran ini sekaligus membiasakan anak untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya.

2. Sentra Peran Mikro

Saat bermain di Sentra Peran Mikro, anak bermain dalam bentuk miniature atau sebagai dalang. Dengan menggunakan berbagai media bermain mereka mengasah kemampuan berpikir imajinitaif dan kreatif melakonkan tokoh sesuai tema yang sudah ditentukan. Proses belajar mengembangkan kemampuan berpikir tidak hanya melalui belajar dan belajar membaca dan menlis semata. Bagi anak usia dini bermain menjadi wahana yang menyenangkan dalam proses belajar mereka

3. Sentra Balok

Di Sentra Main Balok anak belajar mengkonstruksikan berbagai macam bentuk dan melatih kemampuan rancang bangun. Dengan berbagai bentuk balok yang aman untuk anak. Kegiatan ini mengembangkan kecerdasan spasial anak.

4. Sentra Persiapan Bahasa dan Matematika

Belajar matematika dan membaca awal tidak harus dengan mengeja perkata dan dengan menghadapi huruf-huruf atau angka –angka di atas buku. Di Sentra persiapan merupakan desain pembelajaran membaca, menulis dan berhitung awal yang dilakukan dengan bermain. Menggunakan berbagai media bermain yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Jangan merasa khawatir mereka tidak segera bisa membaca atau berhitung. Justru dengan bermain di sentra ini anak belajar calistung dengan menyenangkan.

5. Sentra Seni dan Kreatifitas

Mengasah kreatifitas anak merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memunculkan kecerdasan anak. Anak cerdas tdak selalu diukur dengan tingginya nilai matematika yang didapatnya. Cerdas menurut Howard Gardner adalah kemampuan melahirkan sebuah kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. Kelas Sentra seni dan kreativitas mengajak anak mengasah kreatifitas, memunculkan ide-ide baru dan sekaligus mengasah motoric halus anak. Berbagai aktivitas di sentra ini antara lain berkreasi dengan warna, membuat berbagai kreasi dari playdough, kertas, dan media kreatif lainnya.

6. Sentra Alam

Belajar menjadi saintis bisa diawali dengan kegiatan-kegiatan sains di sentra alam. Melatih kemampuan berpikir kritsis dan analis dengan menyenangkan ada di sentra yang sehari-hari dibuka di kegiatan pembelajaran PGYKIT II Qurrota A’yun. Dijamin anak akan merasa betah dan enjoy dengan kegiayan di sentra ini. Ditunjang dengan kreativitas guru dalam menyediakan bahan main bagi anak. Sehingga pembelajaran tidak menjemukan bagi anak.

Jadi pembelajaran berpusat pada minat anak adalah yang lebih sesuai dengan tahap perkembangan anak. Belajar bukanlah dengan duduk manis menghadap ke guru dan papan tulis. Namun belajar dalam suausana bermain dan menyenangkanlah yang membantu merangsang sambungan-sambungan sel syaraf otak. Montessori berpendapat bahwa anak usia dini berada di masa peka. Di mana otak anak berkembang secara pesat dan unik bagaikan spons. Informasi atau stimulasi yang masuk akan diserap dengan baik. Lingkungan belajar anak yang kaya akan stimulasi belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi anak akan semakin cepat neuron-neuron yang terkoneksi. Sehingga merangsang kecerdasan anak.

Mari kita rubah paradigma berpikir tentang belajar anak usia dini. Bukan banyaknya angka dan huruf yang harus dikuasai anak. Tapi belajar melalui bermain yang menyenangkan itulah maka angka dan huruf itu mudah dikenalkan untuk anak. (Aning)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Bu Aning. Pencerahan centranya.

14 May
Balas

terima kasih pak Yudha Kurniawan

14 May
Balas



search

New Post