Siti Anisa Nurlimawaty, M.Pd

Semoga lelah jadi Lillah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Penulis Merdeka
Dokumentasi Pribadi

Aku Penulis Merdeka

Sekarang saya adalah penulis merdeka. Kenapa begitu? Ya karena saya sekarang menulis tanpa ikatan atau sesuatu yang ingin saya capai. Kemarin saya menulis untuk menuntaskan bahwa saya dapat menulis 90 hari berturut-turut. Setelah itu saya menghilang (tulisan saya maksudnya. Hehe). Baru sekarang saya mengisi blog saya ini.

Lalu berarti saya tidak menulis? O tidak.. setiap hari saya menulis. Ada kegiatan lain yang menantang setelah menyelesaikan kewajiban tugas tambahan dari sekolah. Ikut buat pantun bersama penulis pantun ASEAN. Insyaallah, launching di Perpustakaan Nasional Juli 2020. Semoga Coroni (virus corona dan kroni-kroninya. Hehe) segera lenyap dari bumi ini sehingga saya dan teman-teman penulis pantun bisa bertemu muka. Berkenalan. Kami senasib didadar awak perpantunan (bahasa apa sih.. hehe). Ternyata teman-teman, walaupun saya punya sebuah buku tentang pantun itu jeblok nilainya. Walah.

Saya baru paham sepaham-pahamnya mengenai pantun ya setelah bergabung di sini. Melatih ketahanmalangan menyair pantun. Ah, terlalu lebay dan baper kalau pake istilah itu. Eh 'enggak', beneran loh. Bagaimana tidak terlatih ketahanmalangan kita mencipta pantun coba? Begitu naikkan satu pantun dibahas dibredel, kalau cuma itu mah 'its ok' lah, lah ini terus dikasih emot mencibir, ketawa, ketawa sampai guling guling. Yakin tidak baper? Hampir-hampir saya leave group.. haha. Untung ada teman curhat. Bunda dari Bandung. Kalau ga, yakin saya leave group. Keluar grouplah daripada jiwa terbully. Hehe

"Sawios atuh neng. Nu penting mah urang tiasa buat pantun. Bunda ge kitu sami"

Jadi keinginan leave group tiba-tiba sirna. Saya langsung malu. Untung itu obrolan lewat WA. Kalau ga bunda itu tahu warna mukaku yang sudah jadi warna pelangi. Haha. Bunda aja tahan banting. Masa aku yang masih muda 'memble'.

"Kuat neng, kuat. Semangatnyak"

Kayak ibu yang lagi nasehatin anaknya yang lagi curhat masalah rumahtangganya. Haha.

Dan akhirnya. Taraaa. Pantunku lengkap dan komplit. Walau mengerjakannya seperti orang yang tidak punya akal. Nyaris idiot. Haha. Ketika pas pantun diberi kritik saran manja dari peruas pantun ada kata-kata, "Kamu ngertikan syarat dan ciri pantun?" Diketik pakai huruf besar mak. Langsung terjun bebas hati saya. Nelangsa. Terus aku harus bagaimana? (Lebay yah). Haha.

Saya rangkai kata ini untuk mengisi blog saya dengan rasa syukur yang teramat sangat pada Ilahi Robbi. Selesai saya menjawab tantangan Media Guru untuk menulis selama 90hari di Gurusiana. Saya tinggal menunggu piagam Emas yang memang baru saya ajukan. Selesai juga saya berlatih di kawah candra dimuka perpantunan.

Sekarang saya akan mengisi blog ini dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan atau keharusan. Saya penulis merdeka dan sungguh saya sudah keranjingan menulis. Tunggu berita buku saya selanjutnya. Sayang sepertinya saya tidak bisa promosi buku pantun saya. Insya Allah akan saya bagikan berita gembiranya untuk teman-teman semua. Doakan buku dan ilmu saya barokah untuk saya dan keluarga ya. Aamiin.

See you next time. Muachh.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post