Ciputnya Bagus Neng...
Tantangan menulis gurusiana hari ke -3
Ciputnya Bagus Neng…
Oleh : Anis Afifah
“Ridaaaa…cepetan dong nanti kita terlambat ikutan senamnya…”. Aku memanggil Rida yang masih belum juga keluar kamar. Hari ini aku pakai kerudung langsung aja ( brego) biar simpel, sedang malas pakai kerudung segi empat. “ Sabar dong Cha…bentar lagi beres kok”. Rida menjawab dari dalam kamar. Tak lama berselang Rida keluar kamar dalam keadaan yang sudah rapi. “ Wiiiiihhh cantik banget…pantes aja dandannya lama, mentang- mentang mau ketemu sama kecengan yaa…”. Ledekku, Rida mendelik . “Jangan ngeledek dong Cha, kamu juga kan mau ketemu sama kecengan kamu iya kaaan“. Balasnya. Aku Cuma senyum-senyum saja.
Kamipun lantas segera berangkat ke lapangan yang ada di dalam kampus, dimana selalu diadakan senam massal setiap hari minggu pagi. Sesampainya di sana, tampak lapangan sudah dipenuhi oleh orang-orang yang ingin mengikiti senam massal. Dua orang instruktur sudaah siap memandu, sedangkan satu orang lainnya sedang berkeliling untuk menarik bayaran seikhlasnya dari para peserta. Aku dan Rida sibuk mencari tempat yang masih kosong. Lumayan susah juga karena kami datang terlalu siang sehingga tempatnya sudah terisi penuh. Akhirnya kami dapat tempat yang masih kosong di barisan tengah. Tak apalah pikirku karena sudah tak ada pilihan lain.
“Mana suaranyaaaa…..”. Seorang instruktur berteriak memberikan aba-aba, para peserta pun menjawab serentak, “Heiiii..”. Dengan penuh semangat. Instruktur lainnya memandu gerakan diiringi dengan musik yang menghentak. Kami pun mengikuti setiap gerakan yang dicontohkan dengan semangat. Karena terlalu bersemangat, saat mengikuti gerakan membungkukan badan sambil kedua tangan menyentuh tanah, tiba-tiba pluk kerudungku jatuh ke tanah hingga tinggal ciputku saja yang menempel di kepala. Duh betapa malunya aku, langsung saja aku pungut jilbabku dan kupakai kembali, tanpa menoleh kiri kanan kutarik tangan Rida . Ingin rasanya segera lari dari tempat ini. Tiba-tiba ada yang berteriak…” Ciputnya bagus, Neng hahaha”. Diiringi suara tawa beberapa orang lainnya. Ternyata mereka adalah para pemuda yang ada di barisan belakang. Rasanya ingin sekali menutup kepalaku dengan ember biar gak ada yang lihat wajahku yang memerah menahan malu. Benar- benar konyol. Pengalaman yang tak akan terlupakan seumur hidupku. Sementara Rida mesem-mesem di sebelahku sambil menaham tawa. Maksud hati mau olah raga sambil cuci mata, eh malah dapat malu. Nasib…nasib.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Siaap bun makasih...masih harus belajar
Ha ha ha jd ikut tertawa.....bagus bun cerpennya
Trm kasih bun...masih belajar
Haha....kereen cerpennya...lucuu Bun ditunggu lanjutannyaaa
Siaap bun..makasih. Masih harus banyak belajar