Coronapun Minder
Coronapun Minder
Tantangan menulis gurusiana hari ke-5
Kesadaran masyarakat terhadap aturan pemerintah mengenai PSBB, social distancing maupun physical distancing sepertinya tidak sepenuhnya dipahami oleh masyarakt. Untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan mungkin tidak sulit untuk menerapkan aturan tersebut, tapi tidak untuk masyarakat yang tinggal di daerah. Seperti di suatu daerah yang pernah aku temui, menerapkan aturan menggunakan masker saja pada saat keluar rumah sangat sulit. Di suruh diam di rumah malah tetap keluyuran. Untuk masyarakat yang memang harus keluar rumah karena mencari nafkah atau untuk urusan yang sangat penting masih bisa dimaklumi. Tapi banyak masyarakat yang tetap keluar rumah hanya untuk sekedar ngobrol tanpa jaga jarak dan tanpa masker. Bahkan mereka pun masih mengizinkan anak-anaknya bermain bergerombol dengan teman- temannya. Ketika terpaksa aku harus keluar rumah tentu saja dengan menggunakan masker lengkap dengan membawa handsanitizer, kok jadi merasa aneh sendiri.
Dalam kondisi normal sebelum pandemi covid 19 melanda, sudah menjadi hal yang biasa di depan rumah atau di pinggir jalan banyak anak-anak muda yang nongkrong sambil main gitar dan bernyanyi. Berisik…tentu saja. Tapi mau bagaimana lagi, itu merupakqn pemandangan yang sudah tak asing. Dan ternyata selama masa pandemi pun kebiasaan itu tetap berjalan, jadi jelas gak ada istilah stay at home, physical distancing atau social distancing.
Yang lebih mencengangkan adalah saat melihat mobil odong-odong yang biasa beroperasi sore hari mengajak anak-anak kecil berkeliling layaknya mobil wisata, dengan tarif yang sangat murah sekitar seribu rupiah saja per anak, tetap terisi penuh bahkan ibu-ibunya yang ikut naik pula. Mobil odong-odong inu merupakan hiburan bagi anak-anak di kampung tersebut , karena setiap sore dia akan membawa anak-anak berkeliling kampung.
Penyuluhan dan himbauan dari pemerintah setempat juga sudah dilaksanakan, tapi sepertinya hanya dipatuhi oleh sebagian kecil masyarakat saja, sebagian besar masyarakat masih abai dan tidak menyadari akan bahaya penyebaran virus corona. Sepertinya di sini corona yang minder, karena orang-orang sangat pemberani.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Trm kasih apresiasinya pak...salam kenal juga ...trm kasih sdh mampirsiaap nanti saya follow
Keren bun mantap
Terima kasih bun
Miris ya bu
Betul bun miris banget...di satu sisi kita berusaha patuh stay at home berbulan bulan di sisi lain orang lain banyak yg abai...trm kasih sdh mampir bunda
Keren reportasenya Bu Anies. Lanjut karya sastra Bu
Trm kasih atas supportnya pak...sy masih harus belajar banyak dari bapak nih, mohon bimbingannya
Setujuu....kereen Bun tulisannya...lanjutkan....
Terima kasih bun apresiasinya
Keren,ditunggu karya berikutnya,salam kenal,follow jg akun saya ya,saling berbagi itu indah
Terima kasih apresiasinya pak..Salam kenal juga ...trm kasih sdh mampir siap meluncur ke akun bapak