Cerita ini berawal dari waktu saya membawa anak saya tuk berobat ke sebuah rumah sakit swasta.

Anak saya diagnosa kena penyakit "PRO ATE" atau amandel. Ahmad sudah siap dioperasi setelah liburan sekolah tiba. Saya menelpon rumah sakit swasta di Semarang untuk inden kamar. Setelah saya telpon dan mendaftar bahwa saya memakai BPJS kelas 2, tapi ternyata kamar belum ada dan saya diminta menunggu. Setelah beberapa saya tunggu, tidak ada telpon dari rumah sakit. Akhirnya saya menelpon lagi, dan petugas bilang belum ada kamar juga, yang ada kamar VIP. Setelah berfikir, akhirnya kami memutuskan tuk masuk.

BPJS kami kelas 2 dan masuk ke VIP, menurut petugas kami mungkin harus menambah 50% dari biaya total yang dikeluarkan. Pikiran saya ya sudahlah, mumpung masih libur dan anaknya siap dioperasi.

Kami masuk sore hari dan dipagi harinya pukul 10.00 dilakukan operasi, setelah operasi pukul 12.00 selesai, Ahmad masuk dikamar perawatan. Kami menunggu pemulihan, ternyata Ahmad agak belum fit, dia masih kesakitan. Akhirnya kami menginap lagi. Hari kedua Ahmad sudah baikan, kami diberi surat untuk menyelesaikan administrasi. Sebelumnya saya diminta untuk nitip uang dulu pada hari pertama masuk, dan saya sudah nitip 2,5 jt. Saya berfikir itu cukup dan mungkin sisa.

Didepan petugas kasir saya bertanya, "berapa mbak?". "Totalnya 10 jt bu, dari BPJS menanggung 4 juta", kata kasir. "Waoowww... banyak bingiitttt", aku terbengong sendiri. Dan akhirnya saya bayar kekurangannya dengan ikhlas. Yang penting anak saya sembuh walau harus menanggung biaya yang lumayan waooooww...

Itu sekilas reportase dari berobat jaman now, walau kita sudah tercover dalam asuransi yang berbentuk BPJS, ternyata kita juga harus menyiapkan dana yang lebih bila ingin berobat apalagi melakukan operasi, walau hanya operasi kecil apalagi besar... Semoga kita semua selalu diberi kesehatan oleh yang Maha Kuasa.Aamiin