Anisatur Rizqiyah

Anisatur Rizqiyah, S.Mat., M.Pd. tumbuh dari ruang rahim ibunya sejak 11 Maret 1998. Kecintaan Azqia pada dunia eksak mengantar langkahnya menyelami lautan sast...

Selengkapnya
Navigasi Web
Drama Tikung Menikung dalam Ajang KRSan
Gambar: Proses KRS di Siakad

Drama Tikung Menikung dalam Ajang KRSan

Pada waktu tertentu, menit tertentu, detik tertentu, tepat dalam agenda yang telah ditentukan, laptop dan gadged menjadi saksi bisu mahasiswa memperjuangkan nasib satu semester ke depan. Menentukan pilihan mata kuliah di kelas apa dan siapa pengampunya. Berebut posisi paling aman dengan harapan peluang jaminan kelulusan. Fenomena ini kerap disebut sebagai KRSan.

Sistem Kartu Rencana Studi (KRS) meniscayakan mahasiswa mengamalkan salah satu syarat mencari ilmu sebagaimana tertulis dalam kitab Alala yang berisi kumpulan syiir dari kitab Ta'lim Muta'alim karya Syeikh Az-Zarnuji,

اَلاَ لاَتَنَــــالُ الْعِـــلْمَ اِلاَّ بِســــــِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ

ذَكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ ۞ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

dalam nadzam tersebut dijelaskan bahwa syarat memperoleh ilmu bermanfaat ada enam, diantaranya: cerdas, semangat, sabar, adanya biaya, petunjuk ustadz dan lamanya waktu. Sehingga, KRS merupakan salah satu aplikasi nyata dari اِرْشَادُ اُسْتَاذٍ, yaitu mempertimbangkan guru atau dalam hal ini adalah dosen sebagai fasilitator yang akan menunjukkan jalan ilmu.

Jelang prosesi terciptanya KRS yang baru, pesan whatsapp dibanjiri tanya oleh adik tingkat. "Kak, antara dosen ini dan itu enak mana?" dalam nada yang lain, "Kak, apa dosen ini killer? Murah nilai nggak orangnya?" lebih seram lagi, "Kak, apa bener katanya dosen itu hobi nggak ngelulusin mahasiswa?" esok harinya, ada pula yang edisi curhat, "Waaaah, gimana ini kak?!? Siakadku tadi sempet eror. Aku terlanjur ditikung teman-temanku. Jadinya, aku terpaksa kebagian kelas dosen X itu" pesan dramatis dengan hiasan emot nangis.

Sebagai kakak tingkat, barangkali tidak seyogyanya memberi jawaban bahwa dosen tersebut enak atau tidak, killer atau tidak, murah nilai atau tidak, karena bukankah hasil jawaban sesungguhnya bergantung selera masing-masing pribadi mahasiswa? Suka tidak suka adalah soal rasa, bukan urusan kata. Maka, hemat pemikiran menghadapi berbagai pertanyaan di atas ialah dengan memberi jawaban berupa deskripsi penjabaran.

Mengajar adalah seni, sehingga tiap-tiap dosen memiliki ciri khas tersendiri. Misalnya, dosen A cara mengajarnya begini. Dosen B cara mengajarnya begitu. Dosen C mengajar dengan cara begini dan begitu. Gambaran yang diterima bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan menyusun jadwal KRS oleh adik tingkat mahasiswa.

Menjadi mahasiswa yang bijak idealnya tidak mudah terpengaruh oleh isu negatif yang tercemar dalam arus perbincangan. Jika dipikir secara rasional, apakah dosen killer itu benar-benar ada? Dalam bahasa inggris, killer berarti pembunuh. Ah, dosen berpendidikan mana yang secara naluri gemar membunuh mahasiswanya sendiri?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya pernah diposisi yang sama dengan mahasiswa2 itu. Bertanya-tanya ke kakak kelas dan rela menunggu jam satu pagi agar mendapat dosen2 yg "konon" idaman. Saat itu saya cuma mikir bagaimana bisa belajar nyaman tanpa perlu dihantui perasaan2 tidak perlu. Tapi ternyata.. Ya sama saja2. Dosen2 yg konon tdk enak pun lama2 juga jadi terbiasa dgnya. Rasa tidak nyaman itu jadi biasa aja. Jadi langkah selanjutnya adalah brusaha jadi mahasiswa baik2 dimata mereka dan tau cara bersikap d dpn mereka.

17 Aug
Balas

Obvious, lama-lama menjadi terbiasa. Tergantung bagaimana pola pikir untuk menerima. Menjauhkan rasa benci, karena telah banyak tragedi. Dosen yang pada mulanya tidak disukai, malah ditakdirkan menjadi pembimbing skripsi. :')

17 Aug



search

New Post