Anis Mubsiroh

Aku adalah seorang ibu rumah tangga yang juga mengabdikan diri kepada dunia pendidikan, memiliki 5 orang putri cantik, dan 1 orang putra tampan. Aku lahir di J...

Selengkapnya
Navigasi Web

Istri Keduaku Berhati mulia

Sudah dua belas minggu pernikahanku dengan Nabila, sebelas minggu yang lalu Nabila telah di terima menjadi guru Al Qur'an di salah satu Sekolah Menengah Atas Islam fovorit di kota kami.

Ku lihat Nabila semakin sibuk dengan kegiatannya, berangkat jam setengah tujuh pagi, dan pulang jam lima sore, sesampai di rumah dia pun sibuk mengurus dapur kami, mengajari Angga baca tulis Al-Qur'an, dan mengoreksi tugas-tugas siswanya. hingga terlihat sama sekali tak ada waktu untukku, hanya menyapaku dengan senyuman dan menawariku makan saja. Sementara Poppy selalu mendesakku agar Nabila segera hamil dan memberikan kami keturunan.

Sungguh pernikahan ini sangat menyiksa batinku, jangankan untuk hamil, menyentuh Nabila sampai saat ini saja belum pernah aku lakukan.

Hingga pada akhirnya pernikahan keduaku memasuki bulan ke empat. Sore ini aku pulang lebih awal, kulihat Nabila sibuk menyiapkan makan malam untuk kami, sementara Poppy menemani Angga mengerjakan tugas menggambar dan mewarnai dari sekolahnya.

Setelah Nabila selesai menyiapkan hidangan, aku, Poppy, dan Angga berkumpul di meja makan. Sementara Nabila aku lihat masuk ke dalam kamarnya.

Tak lama kemudian dia pun keluar dari kamar dan menghampiri kami untuk duduk bersama di meja makan.

"Mas Bima... Mbak Poppy... Aku ingin bicara..." Nabila terlihat ingin mengatakan sesuatu kepada kami, namun dia terlihat gugup untuk mengatakannya.

"Ada apa?..." Tanya Poppy dengan ramah padanya.

"Mmmmmm.... aku minta maaf sebelumnya.... Mmmm.... Beberapa hari ini aku membaca artikel tentang proses bayi tabung, kenapa mbak Poppy dan mas Bima tidak mencobanya... kita bisa sama-sama konsultasi ke dokter... Mungkin mbak Poppy memang tidak memiliki rahim, tapi aku punya rahim untuk tempat janin kalian nanti... Dalam agama memang tidak diperbolehkan rahim ibu pengganti jika dia bukan mahramnya... Tapi aku adalah istri mas Bima... Tentunya ini akan memudahkan proses bayi tabung mbak Poppy dan mas Bima" jelas Nabila pada kami.

Ku lihat Poppy hanya terdiam, dan kemudian meninggalkan kami di meja makan.

Ku hampiri dia yang terlihat begitu murung dan sedih setelah mendengarkan saran yang di sampaikan Nabila.

"Sayang kamu kenapa?" Tanyaku pada Poppy yang baru saja masuk kamar, dan duduk terdiam di depan meja riasnya.

"Aku tahu maksud Nabila sayang .... Aku juga pernah memikirkannya... Tapi aku tidak punya kekuatan untuk melakukannya, karena aku yakin aku tidak subur sayang, sebelum histerektomi saja aku kesulitan untuk hamil, apalagi setelah histerektomi... Apalagi saat ini aku sudah tidak pernah datang bulan... Jadi bagaimana aku bisa hamil... " Jelas Poppy padaku dengan mata yang berkaca-kaca.

Ku elus-elus pundaknya untuk menunjukkan rasa empatiku padanya, aku sangat memahami keadaannya, dan aku pun sangat sedih mendengar penjelasannya itu.

Kulihat Nabila mendengar percakapan kami dari luar kamar yang pintunya memang terbuka. Wajahnya begitu kecewa dengan sikap Poppy yang mungkin dia anggap tidak mengiyakan niat baiknya. Ku hampiri dia yang mulai menuruni tangga rumah kami.

"Nabila... Aku harap kamu mengerti kondisi Poppy!!..." Kataku padanya.

"Mas.... Aku ingin kita mencoba dulu... Kita konsultasi dulu pada dokter ahli... Aku yakin jika indung telur mbak Poppy masih ada.... Mbak Poppy masih bisa hamil... " Pinta Nabila padaku sambil berjalan menuruni tangga. "Mas... Ada rahimku yang akan menjadi tempat janin kalian..." Lanjutnya. "Mas.... Aku mohon.... Kita ikhtiar dulu!!!...."

Kulihat ketulusan dari perkataan Nabila untuk membantu proses bayi tabung aku dan Poppy. Aku terdiam sejenak, dan berfikir tak ada salahnya aku menerima saran Nabila untuk konsultasi ke dokter ahli, dokter yang akan memberikan jawaban dari ikhtiar kami untuk memperoleh keturan.

Akhirnya ku bujuk Poppy untuk berkonsultasi ke dokter kandungan dan dokter spesialis andrologi. Dengan rayuan yang tidak mudah akhirnya Poppy pun bersedia mengikuti saranku.

Malam ini aku sengaja meluangkan waktu untuk menemui dokter ahli, dokter spesialis yang telah Poppy pilih untuk rencana ihktiar kami.

Ku lihat Nabila begitu bahagia melihat Poppy bersedia mengikuti sarannya untuk berkonsultasi ke dokter ahli. Sementara itu Poppy masih terlihat murung, cemas dan gelisah, aku tau mungkin saat ini dia kurang percaya diri dan kurang optimis dengan proses ikhtiar ini.

Setelah sampai di klinik tempat dokter spesialis yang Poppy pilih, dokter menyambut kedatangan kami dengan ramah, aku mulai berkonsultasi, ku sampaikan padanya kasus yang menimpa istriku dan niatku untuk melakukan program bayi tabung, dan ku perkenalkan juga Nabila istri keduaku yang akan meminjamkan rahimnya untuk tempat bayi kami nantinya, jika memungkinkan semua itu bisa terjadi.

Dokter pun memulai pemeriksaan kepada Poppy, menggunakan alat yang entah apa itu namanya untuk melihat kondisi ovarium Poppy atau indung telur dalam tubuhnya.

Setelah serangkaian pemeriksaan pada Poppy selesai, dokter pun menyatakan kalau indung telur Poppy masih ada dan dinyatakan sehat. MasyaAllah benar-benar bahagia aku dan Nabila mendengarnya, hingga kita lupa dengan Poppy yang terlihat biasa-biasa saja saat mendengarkan berita ini.

Aku lanjutkan konsultasi dengan dokter kandungan yang saat ini memeriksa Poppy, beliau juga memperkenalkan rekan kerjanya dokter spesialis andrologi yang selanjutnya akan berkolaborasi dengannya menangani program bayi tabung kami. Dengan penuh semangat dan kemantapan hati aku putuskan untuk serius mengikuti program bayi tabung ini, karena ada dokter ahli yang siap membantu kami.

Selanjutnya ada beberapa berkas yang harus aku tanda tangani, seperti pembiayaan yang terbilang sangat mahal, dan serangkaian jadwal pemeriksaan yang harus Poppy, aku, dan Nabila jalani.

Tiga Minggu sudah Poppy menjalani saran dokter untuk meminum obat kesuburan demi meningkatkan produksi sel telurnya, dan Nabila ku lihat selalu menjaga kesehatan Poppy dengan memberikan asupan makanan yang bergizi, dan menjaga agar Poppy tidak kelelahan dalam beraktivitas.

Selanjutnya Poppy menjalani pemeriksaan lagi, tes darah dan USG untuk mengetahui perkembangan sel telur di ovariumnya, hingga tiba saatnya Poppy dianastesi karena dokter akan mengambil sel telur dalam ovariumnya.

Selanjutnya dokter pun melakukan pemeriksaan kepadaku, dokter mengambil spermaku untuk di suntikkan ke sel telur Poppy yang sudah matang.

Setelah itu kami harus menunggu pembuahan sel telur Poppy dan spermaku yang ada di dalam tabung itu membentuk embrio.

Alhamdulillah Allah memberi kelancaran atas ikhtiar kami, sel telur itu pun berhasil di buahi dan telah membentuk menjadi embrio, kami pun masih harus menunggu lima hari lagi supaya embrio tersebut bisa di pindahkan ke dalam rahim Nabila.

Ya... Ini sudah hari kelima, tibalah saatnya Nabila di beri suntikan hormon progesteron untuk mempersiapkan dinding rahimnya menerima embrioku dan Poppy.

Embrio itu pun sudah di masukkan ke rahim Nabila, kami harus menunggunya selama dua Minggu untuk mengetahui apakah Nabila berhasil hamil atau tidak, jika Nabila tidak hamil, berarti program bayi tabung ini gagal dan kami harus mengulang serangkaian pemeriksaan yang sama dari awal lagi.

Dua Minggu ini aku dan Poppy menjaga Nabila dengan baik, tak kubiarkan dia kelelahan, dan ku jaga pola makannya agar dia mendapat asupan gizi yang seimbang. Ku pinta Poppy untuk selalu mengantar dan menjemputnya saat dia bekerja, karena aku tau dia akan menolak jika aku yang melakukannya.

Dua Minggu pun telah datang, kini tiba saatnya aku kembali ke dokter untuk melihat embrioku dan poppy yang ada di dalam rahim Nabila.

Jujur aku dan poppy begitu cemas, khawatir, dan takut saat menunggu hasil pemeriksaan dokter kepada Nabila. Ku lihat dokter mulai melakukan USG untuk melihat rahim Nabila. MasyaAllah kulihat dalam layar USG ternyata embrio itu telah tumbuh menjadi janin di rahim Nabila. Dokter pun langsung memberikan selamat pada aku dan Poppy, seketika aku sujud syukur, penantian lamaku merindukan seorang buah hati akhirnya terkabul.

Sementara Poppy mengikuti dokter untuk sharing dan berkonsultasi tentang hal-hal apa saja yang harus dia lakukan untuk menjaga kesehatan janinnya yang saat ini ada di dalam rahim Nabila.

Ku biarkan Poppy mengikuti dokter keluar dari ruangan ini, karena dengan begitu aku punya kesempatan untuk berterimakasih pada Nabila yang saat itu masih terbaring di atas bad ruang periksa.

"Terimakasih...." Kataku dengan senyuman yang luar biasa bahagia.

Tiba-tiba Nabila menggenggam tanganku. "Mas... Berjanjilah padaku!!!!..." Katanya.

"Berjanji untuk apa?" Tanyaku, karena aku benar-benar tidak mengerti maksud kata-kata Nabila.

"Mas... Malam itu ibumu ke rumahku, dia meminta agar aku menikah denganmu, ibu menangis, ibu menangis begitu lama, ibu memohon agar aku memberikan kebahagiaan untuknya, kebahagiaan untukmu, ibu mengharapkan aku dapat memberikan keturunan bagi keluarganya, karena kamu adalah anak satu-satunya,"jelas Nabila, "saat itu aku tidak bisa melihat tangisan ibu mas... Akhirnya aku mengiyakan untuk menikah denganmu" lanjutnya. "Sekarang aku sudah mengandung anak kamu dan mbak Poppy mas... Ibu pasti sangat bahagia... Kamu dan mbak Poppy pasti juga bahagia, karena sebentar lagi akan hadir penerus dalam keluarga kalian... Karena itu berjanjilah untuk menceraikan aku setelah aku melahirkan anak ini mas... Agar aku tidak menjadi penghalang lagi bagi kebahagiaan kalian!!!..." Pinta Nabila mengagetkanku. "Mas berjanjilah!!!..." Pintanya lagi.

Aku hanya terdiam, aku pandangi wajah Nabila, matanya berkaca-kaca. Aku tidak menyangka dia menikah denganku karena ingin memberi kebahagiaan untuk mamaku dan keluarga kecilku. Dia pun tidak memperdulikan omongan orang yang mencibirnya saat memutuskan menjadi madu istri pertamaku. MasyaAllah mulia sekali hati istri kedua ini, mungkin selama ini dia pun merasa tertekan saat berada di tengah keluargaku, tak ku sangka pengorbanannya begitu besar untuk memperjuangkan kebahagiaan keluargaku, hingga tibalah hari ini, hari yang dia nanti untuk meminta kata pisah dariku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kerensukses selalu

24 Jul
Balas

Wah mantap sukses ya buk

25 Jul
Balas

Keren buk..tapi tak mau jdi yg kedua, hehe

24 Jul
Balas

Hahahay.... Iya Bu sudah kodrat wanita selalu ingin jadi yg pertama

24 Jul

Rela berkorban, hebat

24 Jul
Balas

Kereeeen bu, terhanyut ...

24 Jul
Balas

Luar biasa

24 Jul
Balas



search

New Post