KARIB
Yandi dan Yanto adalah sahabat karib. Mereka berdua bagai anak kembar. Bahkan orang di kampungnya menyebut mereka berdua seperti Upin dan Ipin. Di mana ada Yandi, di situ pasti ada Yanto. Begitu pun sebaliknya. Mereka sedari kecil sudah bersama. Kedua orang tuanya pun saling kenal satu dengan yang lain.
Keakraban mereka berdua tidak bisa dipisahkan. Dari duduk di bangku sekolah dasar sampai menengah atas mereka lalui bersama. Mereka pun memiliki rencana selepas lulus sekolah menengah atas, mereka ingin merantau bersama ke ibu kota. Mereka ingin membuka usaha kedai bakso bersama. Bahkan konyolnya, jika nanti mereka berdua menikah, mereka ingin melangsungkan akad nikah secara bersamaan. Di hari yang sama dan di waktu yang sama.
Namun, malam yang damai ini sedikit berbeda dari biasanya bagi Yandi. Dia masih meratapi kepergian Yanto. Kisah mereka berdua berakhir. Karibnya kini telah tiada. Pikirannya membayang. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya ke depan tanpa sahabat karibnya. Hari demi hari dilalui, nasibnya kini nelangsa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kisah yang apik. Seringkali kita bersikap seperti Yandi, karena perpisahan kita larut. Salam literasi, Pak Anis.
Terima kasih. Salam literasi juga, Bu Dian.